Ramai Tak Hanya Saat PKB dan Bali Jani
Taman Budaya Mesti Terhindar dari Sepi
Masyarakat banyak yang memanfaatkan Taman Budaya untuk berbagai kegiatan, seperti ulang tahun, pertemuan rutin, pelantikan, dan lain-lain.
DENPASAR, NusaBali
Taman Budaya Provinsi Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Art Center, Jalan Nusa Indah, Denpasar, sejak tahun 1999 menjadi ikon pusat pengembangan kesenian Bali. Keberadaan kawasan dengan pelbagai berarsitektur Bali ini terkesan hanya ramai saat ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), sekitar Juni-Juli setiap tahun.
Tentu ada even kesenian lain yakni Festival Seni Bali Jani, Oktober - November 2019. Setelah dua even seni terbesar itu, Taman Budaya yang dikelola Pemprov Bali ini tentu tak boleh sepi.
Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Bali I Made Suarja SSKar MSi membantah kesan sepi itu karena kesepian dimaksud perlahan mulai bergeser. Pertama, karena kegiatan bernuansa seni budaya dari Pemprov Bali sejak tahun 2019 bertambah. Selama tahun 2019, pelaksanaan kegiatan seni yang menggunakan Taman Budaya Provinsi Bali, seperti pelaksanaan Bulan Bahasa Bali (Februari), Bulan Bung Karno (Juni), PKB (pertengahan Juli-Juli), Utsawa Dharmagitha (akhir Juli-Agustus), dan Festival Seni Bali Jani (Oktober). Kedua, masyarakat juga banyak memanfaatkan Taman Budaya Bali untuk disewa saat mengadakan kegiatan.
“Masyarakat banyak yang memanfaatkan Taman Budaya untuk berbagai kegiatan, seperti ulang tahun, pertemuan rutin, pelantikan, dan lain-lain. Setiap harinya juga digunakan sebagai tempat latihan kesenian oleh anak-anak sekolah. Saya kan tinggal di mess (Art Center), jadi tahu ada yang latihan sampai pukul 23.00 Wita di sini,” ujarnya saat ditemui di Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (3/1).
Hampir setiap bulannya, jelas dia, Taman Budaya Provinsi Bali digunakan oleh masyarakat (di luar acara pemerintah Provinsi Bali). Bulan Februari misalnya, selain perayaan Bulan Bahasa Bali, ada juga kegiatan masyarakat berupa seminar, penganugerahan di bidang musik, perayaan Imlek yang digelar di Gedung Ksirarnawa, serta ujian kenaikan sanggar tari yang diselenggarakan di wantilan. Pada bulan Maret, ada Lomba Jambore PKK tingkat Provinsi Bali, Lomba Mewarnai, hingga workshop dan pagelaran seni yang digelar oleh Taman Budaya Provindi Bali
Lanjut pada bulan April, ada Pekan Seni Remaja Kota Denpasar, ujian kenaikan tingkat, pameran seni rupa, pagelaran, pementasan balet, Peradi Cup, hingga resepsi pernikahan yang mengambil di sisi timur belakang Ardha Candra.
Sedangkan bulan Mei 2019 digunakan untuk workshop dan pentas seni, lomba nyurat aksara, pelepasan siswa kelas IX, serta acara hiburan di Panggung Terbuka Ardha Candra. Pada bulan Juni-Juli fokus digunakan untuk pelaksanaan PKB setiap tahunnya. Termasuk pemilihan Jegeg Bagus Provinsi Bali. Pada Bulan Agustus 2019, diadakan pameran seni rupa Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Bulan Oktober pagelaran seni penyandang disabilitas, seminar internasional sastra, seminar kesehatan, dan juga Festival Seni Bali Jani. Bulan November 2019, Taman Budaya Provinsi Bali dimanfaatkan untuk pameran seni rupa perupa perempuan, dan Desember digunakan untuk tempat evaluasi tahunan Penyuluh Bahasa Bali, tembang kenangan PP Polri, serta pidato akhir tahun Gubernur Bali.
“Jadi anggapan kalau Taman Budaya sepi setelah PKB sudah bergeser. Karena setiap hari pun di sini ramai dimanfaatkan untuk tempat latihan. Tidak hanya tempat latihan, Taman Budaya juga salah satu yang terfavorit untuk lokasi prawedding,” jelasnya.
Sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2016, perubahan atas Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha di UPTD Taman Budaya Provinsi Bali di antaranya pemakaian Panggung Terbuka Ardha Candra untuk kegiatan sosial Rp 4 juta per hari. Sedangkan untuk kegiatan komersil Rp 12,5 juta per hari. Sedangkan pemakaian Gedung Ksirarnawa untuk kegiatan sosial Rp 5,5 juta serta untuk kegiatan komersil Rp 12,5 juta per hari. Biaya pemakaian lantai 1 Ksirarnawa sebesar Rp 2,5 juta per hari, wantilan Rp 2 juta per hari, ruang pertemuan Rp 1,75 juta, stage halaman Rp 2 juta, serta wisma Rp 150 ribu per kamar. *Ind
Tentu ada even kesenian lain yakni Festival Seni Bali Jani, Oktober - November 2019. Setelah dua even seni terbesar itu, Taman Budaya yang dikelola Pemprov Bali ini tentu tak boleh sepi.
Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Bali I Made Suarja SSKar MSi membantah kesan sepi itu karena kesepian dimaksud perlahan mulai bergeser. Pertama, karena kegiatan bernuansa seni budaya dari Pemprov Bali sejak tahun 2019 bertambah. Selama tahun 2019, pelaksanaan kegiatan seni yang menggunakan Taman Budaya Provinsi Bali, seperti pelaksanaan Bulan Bahasa Bali (Februari), Bulan Bung Karno (Juni), PKB (pertengahan Juli-Juli), Utsawa Dharmagitha (akhir Juli-Agustus), dan Festival Seni Bali Jani (Oktober). Kedua, masyarakat juga banyak memanfaatkan Taman Budaya Bali untuk disewa saat mengadakan kegiatan.
“Masyarakat banyak yang memanfaatkan Taman Budaya untuk berbagai kegiatan, seperti ulang tahun, pertemuan rutin, pelantikan, dan lain-lain. Setiap harinya juga digunakan sebagai tempat latihan kesenian oleh anak-anak sekolah. Saya kan tinggal di mess (Art Center), jadi tahu ada yang latihan sampai pukul 23.00 Wita di sini,” ujarnya saat ditemui di Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (3/1).
Hampir setiap bulannya, jelas dia, Taman Budaya Provinsi Bali digunakan oleh masyarakat (di luar acara pemerintah Provinsi Bali). Bulan Februari misalnya, selain perayaan Bulan Bahasa Bali, ada juga kegiatan masyarakat berupa seminar, penganugerahan di bidang musik, perayaan Imlek yang digelar di Gedung Ksirarnawa, serta ujian kenaikan sanggar tari yang diselenggarakan di wantilan. Pada bulan Maret, ada Lomba Jambore PKK tingkat Provinsi Bali, Lomba Mewarnai, hingga workshop dan pagelaran seni yang digelar oleh Taman Budaya Provindi Bali
Lanjut pada bulan April, ada Pekan Seni Remaja Kota Denpasar, ujian kenaikan tingkat, pameran seni rupa, pagelaran, pementasan balet, Peradi Cup, hingga resepsi pernikahan yang mengambil di sisi timur belakang Ardha Candra.
Sedangkan bulan Mei 2019 digunakan untuk workshop dan pentas seni, lomba nyurat aksara, pelepasan siswa kelas IX, serta acara hiburan di Panggung Terbuka Ardha Candra. Pada bulan Juni-Juli fokus digunakan untuk pelaksanaan PKB setiap tahunnya. Termasuk pemilihan Jegeg Bagus Provinsi Bali. Pada Bulan Agustus 2019, diadakan pameran seni rupa Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Bulan Oktober pagelaran seni penyandang disabilitas, seminar internasional sastra, seminar kesehatan, dan juga Festival Seni Bali Jani. Bulan November 2019, Taman Budaya Provinsi Bali dimanfaatkan untuk pameran seni rupa perupa perempuan, dan Desember digunakan untuk tempat evaluasi tahunan Penyuluh Bahasa Bali, tembang kenangan PP Polri, serta pidato akhir tahun Gubernur Bali.
“Jadi anggapan kalau Taman Budaya sepi setelah PKB sudah bergeser. Karena setiap hari pun di sini ramai dimanfaatkan untuk tempat latihan. Tidak hanya tempat latihan, Taman Budaya juga salah satu yang terfavorit untuk lokasi prawedding,” jelasnya.
Sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2016, perubahan atas Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha di UPTD Taman Budaya Provinsi Bali di antaranya pemakaian Panggung Terbuka Ardha Candra untuk kegiatan sosial Rp 4 juta per hari. Sedangkan untuk kegiatan komersil Rp 12,5 juta per hari. Sedangkan pemakaian Gedung Ksirarnawa untuk kegiatan sosial Rp 5,5 juta serta untuk kegiatan komersil Rp 12,5 juta per hari. Biaya pemakaian lantai 1 Ksirarnawa sebesar Rp 2,5 juta per hari, wantilan Rp 2 juta per hari, ruang pertemuan Rp 1,75 juta, stage halaman Rp 2 juta, serta wisma Rp 150 ribu per kamar. *Ind
1
Komentar