Banyak Berguru, Selalu Belajar Mengisi Diri
Seniman muda I Wayan Gede Aditya Pratita
Seniman muda I Wayan Gede Aditya Pratita, 25, menangkan kompetisi Lomba Topeng Melampahan Nangluk Merana Batuan Art Festival di penghujung tahun 2019 lalu.
GIANYAR, NusaBali
Pemuda asal Banjar Palak Desa/Kecamatan Sukawati ini mengulang kembali prestasi serupa di ajang yang sama pada tahun 2013 silam. Gelar jawara memang melekat pada diri pemuda yang akrab disapa Yande Palak ini. Tidak saja untuk tari Topeng, Yande kerap bawa pulang piagam dan piala juara I kompetisi seni tari sejak masih menuntut ilmu di SMPN 1 Sukawati.
Ditemui, Sabtu (4/1), anak pertama dari pasangan I Made Murja dengan Ni Nyoman Sukreni ini mengaku mulai belajar menari sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Yande didukung sepenuhnya oleh ayahnya I Made Murja. “Diarahkan oleh bapak, karena dulu bapak ingin jadi penari tapi tidak kesampaian. Jadi saya yang didorong ke dunia seni, agar saya bisa menari,” ungkap alumni SDN 3 Sukawati ini.
Yande mulai diantar latihan menari ke Sanggar Satya Lelana di Banjar Pekandelan Desa Batuan di bawah didikan maestro seni almarhum I Made Bukel. “Enam bulan pertama, saya fokus diajarkan teknik dasar menari. Setelah itu, baru lanjut belajar tarian,” jelasnya.
Prestasi perdana diraih pada usia 10 tahun sebagai Juara I Lomba Tari Baris Tunggal memperebutkan piala Walikota Denpasar di Balai Banjar Kayumas Kaja Denpasar, Desember 2005. Raihan tersebut membuatnya semakin menikmati dan terpacu belajar dan mengisi diri dalam menari. Berkat kegigihannya, dalam setiap kompetisi Tari Baris Tunggal tingkat SD yang diikuti, Yande selalu meraih juara I.
Memasuki usia remaja, Yande yang melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sukawati ini mengembangkan kemampuan dengan belajar menari Jauk. Yande banyak berguru dari para praktisi seni Jauk. Sebut saja misalnya I Nyoman Cerita.
“Saya belajar privat, khusus tari jauk. Mulai dari nol,” jelasnya. Sama seperti kiprahnya semasa anak-anak, saat remaja Yande juga langganan juara I lomba tari Jauk Manis maupun Jauk Keras. “Ada rasanya 10 kali berturut-turut terus juara I, sampai-sampai saya diminta berhenti ikut kompetisi. Dalam artian, agar ada regenerasi penari jauk. Sementara saya, diminta mengembangkan diri ke tari Topeng,” ujarnya.
Sejak saat itu, mulailah Yande menekuni tari Topeng. Penari-penari topeng kenamaan di Desa Batuan disambanginya. Di sela-sela itu, Yande juga merasa terpanggil untuk meregenerasi tari jauk. Sehingga selain belajar pada maestro, Yande juga mengajar sekitar 6 anak didik yang khusus belajar tari Jauk.
Untuk menguasai tari topeng, Yande juga belajar dari nol. Yande mulai belajar perbedaan gerak tari Baris, Jauk dan Topeng. Termasuk belajar vocal atau gending yang identik dengan tari topeng pada praktisi, penari mauupun maestro topeng. Yande juga mendalami seni secara akademis dengan menempuh studi di jurusan Seni Drama Tari dan Musik di ISI Denpasar yang lulus tahun 2017 dan kini sedang menempuh studi Pengkajian seni di Pascasarjana ISI Denpasar pula.
“Sampai sekarang saya aktif menari topeng. Baik itu ngayah, ikut even maupun kompetisi,” jelasnya yang memiliki Sekaa Topeng dinamai Palaban yang terdiri dari 3 orang penari. Kini, Yande juga ibukkan diri dengan mengelola Sanggar Ganapati Art Production yang menyewakan pakaian tari Bali serta aktif menjadi penata rias penari Bali.
Sejumlah prestasi yang diraih Yande, yakni juara I lomba tari topeng keras Tahun 2012 oleh Pemkab Gianyar, juara I lomba tari topeng keras Tahun 2012 Porsenijar Provinsi Bali, juara I lomba tari Jauk Manis Tahun 2012 oleh Universitas Udayana, juara I lomba tari Jauk Keras Tahun 2013 oleh Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Gianyar, juara I lomba tari Topeng Tahun 2013 oleh Bupati Gianyar dalam rangka HUT Desa Batuan ke 991, Juara I lomba tari Topeng Tahun 2019 dalam rangka HUT Desa Batuan ke 997, serta puluhan lembar gelar juara I lomba tari baris tunggal, jauk manis, jauk manis dan lomba bapang barong. *nvi
Ditemui, Sabtu (4/1), anak pertama dari pasangan I Made Murja dengan Ni Nyoman Sukreni ini mengaku mulai belajar menari sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Yande didukung sepenuhnya oleh ayahnya I Made Murja. “Diarahkan oleh bapak, karena dulu bapak ingin jadi penari tapi tidak kesampaian. Jadi saya yang didorong ke dunia seni, agar saya bisa menari,” ungkap alumni SDN 3 Sukawati ini.
Yande mulai diantar latihan menari ke Sanggar Satya Lelana di Banjar Pekandelan Desa Batuan di bawah didikan maestro seni almarhum I Made Bukel. “Enam bulan pertama, saya fokus diajarkan teknik dasar menari. Setelah itu, baru lanjut belajar tarian,” jelasnya.
Prestasi perdana diraih pada usia 10 tahun sebagai Juara I Lomba Tari Baris Tunggal memperebutkan piala Walikota Denpasar di Balai Banjar Kayumas Kaja Denpasar, Desember 2005. Raihan tersebut membuatnya semakin menikmati dan terpacu belajar dan mengisi diri dalam menari. Berkat kegigihannya, dalam setiap kompetisi Tari Baris Tunggal tingkat SD yang diikuti, Yande selalu meraih juara I.
Memasuki usia remaja, Yande yang melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sukawati ini mengembangkan kemampuan dengan belajar menari Jauk. Yande banyak berguru dari para praktisi seni Jauk. Sebut saja misalnya I Nyoman Cerita.
“Saya belajar privat, khusus tari jauk. Mulai dari nol,” jelasnya. Sama seperti kiprahnya semasa anak-anak, saat remaja Yande juga langganan juara I lomba tari Jauk Manis maupun Jauk Keras. “Ada rasanya 10 kali berturut-turut terus juara I, sampai-sampai saya diminta berhenti ikut kompetisi. Dalam artian, agar ada regenerasi penari jauk. Sementara saya, diminta mengembangkan diri ke tari Topeng,” ujarnya.
Sejak saat itu, mulailah Yande menekuni tari Topeng. Penari-penari topeng kenamaan di Desa Batuan disambanginya. Di sela-sela itu, Yande juga merasa terpanggil untuk meregenerasi tari jauk. Sehingga selain belajar pada maestro, Yande juga mengajar sekitar 6 anak didik yang khusus belajar tari Jauk.
Untuk menguasai tari topeng, Yande juga belajar dari nol. Yande mulai belajar perbedaan gerak tari Baris, Jauk dan Topeng. Termasuk belajar vocal atau gending yang identik dengan tari topeng pada praktisi, penari mauupun maestro topeng. Yande juga mendalami seni secara akademis dengan menempuh studi di jurusan Seni Drama Tari dan Musik di ISI Denpasar yang lulus tahun 2017 dan kini sedang menempuh studi Pengkajian seni di Pascasarjana ISI Denpasar pula.
“Sampai sekarang saya aktif menari topeng. Baik itu ngayah, ikut even maupun kompetisi,” jelasnya yang memiliki Sekaa Topeng dinamai Palaban yang terdiri dari 3 orang penari. Kini, Yande juga ibukkan diri dengan mengelola Sanggar Ganapati Art Production yang menyewakan pakaian tari Bali serta aktif menjadi penata rias penari Bali.
Sejumlah prestasi yang diraih Yande, yakni juara I lomba tari topeng keras Tahun 2012 oleh Pemkab Gianyar, juara I lomba tari topeng keras Tahun 2012 Porsenijar Provinsi Bali, juara I lomba tari Jauk Manis Tahun 2012 oleh Universitas Udayana, juara I lomba tari Jauk Keras Tahun 2013 oleh Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Gianyar, juara I lomba tari Topeng Tahun 2013 oleh Bupati Gianyar dalam rangka HUT Desa Batuan ke 991, Juara I lomba tari Topeng Tahun 2019 dalam rangka HUT Desa Batuan ke 997, serta puluhan lembar gelar juara I lomba tari baris tunggal, jauk manis, jauk manis dan lomba bapang barong. *nvi
1
Komentar