Buleleng Masuk Zona Badai Australia
Pohon-pohon bertumbangan, rumah pun roboh diamuk badai.
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah rumah semi permanen milik I Kadek Wardana, 43, warga Banjar Dinas Yeh Panas, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng rata dengan tanah. Rumah berdinding anyaman bambu dan beratapkan genteng langsung ambruk dalam sekali sapuan angin kencang yang dibawa badai Australia ke Buleleng, Sabtu (4/1/2020) pukul 17.30 Wita. Keluarga Wardana yang kesehariannya sebagai petani penyakap pun terpaksa tidur di sekapat depan rumahnya.
Menurut Wardana yang ditemui di rumahnya Minggu (5/1/2020) siang kemarin, menuturkan kejadian robohnya rumah semi permanen ukuran 5x5 meter itu terjad sangat cepat. Beruntung saat kejadian tidak ada anggota keluarganya yang sedang di dalam kamar. “Kejadiannya sekitar setengah enam. Saya pas kasih makan babi tiba-tiba angin kencang datang dari arah selatan dan beberapa detik kemudian rumah saya langsung roboh,” jelas dia.
Menurut Wardana yang ditemui di rumahnya Minggu (5/1/2020) siang kemarin, menuturkan kejadian robohnya rumah semi permanen ukuran 5x5 meter itu terjad sangat cepat. Beruntung saat kejadian tidak ada anggota keluarganya yang sedang di dalam kamar. “Kejadiannya sekitar setengah enam. Saya pas kasih makan babi tiba-tiba angin kencang datang dari arah selatan dan beberapa detik kemudian rumah saya langsung roboh,” jelas dia.
Wardana yang masuk dalam keluarga tak mampu pun langsung shock melihat kondisi rumahnya yang rata tanah. Istrinya Ni Nengah Karini, 39, yang saat kejadian sedang berada di rumah tetangga dengan anak bungsunya I Kadek Angga Saputra, 9, langsung lari menuju pulang ke rumah dan melihat gubuk mereka sudah rata tanah. “Saya kebetulan habis menanam jagung terus sedang di rumah tetangga, dipanggil suami setelah rumahnya sudah roboh,” imbuh Ni Nengah Karini.
Keluarga Wardana selama ini menempati gubuk sederhananya bersama istri dan kedua anaknya sejak belasan tahun lalu. Dia diizinkan meminjam lahan itu untuk tempat tinggal sembari mengolah sisa lahan lainnya oleh majikan yang juga warga Desa Pemuteran. Wardana dan Karini kesehariannya hanya bertani tadah hujan, setahun hanya satu kali tanam, jenis jagung yang hasilnya tak seberapa.
Peristiwa robohnya rumah Wardana pun tak diragukan lagi, karena rumah semi permanen yang sudah berumur belasan tahun sudah dalam kondisi lapuk, terutama di tiang kayu penyangga bangunan. “Memang sudah lapuk karena sudah lama, sempat saya perbaiki tetapi tak bisa mengganti dengan yang lebih bagus karena tidak punya,” imbuh Wardana. Dengan kondisi kerusakan rumah satu-satunya tempat berteduhnya, dia dan keluarganya pun terpaksa tidur sementara di sekaa pat di halaman rumahnya.
Meski demikian Wardana sedikit lega, karena musibah yang menimpanya mendapat simpati dari warga Desa Pemuteran untuk berbagi. Menurut Wardana setelah ada rembug warga yang menyumbang secara sukarela, rumahnya akan dibangun kembali dengan proses gotong royong pada Rabu (8/1/2020) mendatang. Dia pun telah meminta izin kepada tuan tanahnya untuk tetap tinggal dan meminjam lahan itu untuk tempatnya berteduh.
Nasib apes keluarga Wardana juga telah di-assesment oleh Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Buleleng untuk mendapat jumlah kerugian dan bantuan permakanan. Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng juga nampak memberikan bantuan terpal dan family kit untuk kebutuhan darurat korban bencana.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana dihubungi terpisah, mengatakan korban terdampak bencana yang terjadi karena angin kencang pengaruh badai Australia, berdampak pada rumah roboh di Pemuteran dan juga beberapa laporan pohon tumbang di beberapa titik di Buleleng. “Rata-rata kejadiannya petang hingga malam, dan dari Sabtu kemarin kami sudah lakukan penanganan bersama masyarakat dan juga Polri, TNI bersinergi sehingga hari ini sudah clear semua,” jelas dia.
Suadnyana pun merinci pohon tumbang di antaranya terjadi di akses jalan Desa Panji Anom, Selat di Kecamatan Sukasada yang menutup akses jalan, pohon tumbang menimpa mobil parkir di jalan Jatayu, Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pohon tumbang menimpa tembok pagar rumah warga Desa Pegadungan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dan laporan terakhir pohon tumbang menutup akses jalan Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Buleleng, yang seluruhnya nihil korban jiwa.
BPBD Buleleng pun mengaku masih melakukan pendataan pasti terkait total kerugian yang disebabkan oleh bencana angin kencang itu. Suadnyana pun tetap mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terutama saat melintas di jalan dengan pohon perindang saat angin kencang. “Kami berharap masyarakat tetap hati-hati, karena menurut ramalan BMKG, cuaca buruk dan badai Australia level high berembus dari arah Barat Laut menuju Tenggara dan Buleleng masuk dalam lintasannya,” jelas Suadnyana.*k23
Keluarga Wardana selama ini menempati gubuk sederhananya bersama istri dan kedua anaknya sejak belasan tahun lalu. Dia diizinkan meminjam lahan itu untuk tempat tinggal sembari mengolah sisa lahan lainnya oleh majikan yang juga warga Desa Pemuteran. Wardana dan Karini kesehariannya hanya bertani tadah hujan, setahun hanya satu kali tanam, jenis jagung yang hasilnya tak seberapa.
Peristiwa robohnya rumah Wardana pun tak diragukan lagi, karena rumah semi permanen yang sudah berumur belasan tahun sudah dalam kondisi lapuk, terutama di tiang kayu penyangga bangunan. “Memang sudah lapuk karena sudah lama, sempat saya perbaiki tetapi tak bisa mengganti dengan yang lebih bagus karena tidak punya,” imbuh Wardana. Dengan kondisi kerusakan rumah satu-satunya tempat berteduhnya, dia dan keluarganya pun terpaksa tidur sementara di sekaa pat di halaman rumahnya.
Meski demikian Wardana sedikit lega, karena musibah yang menimpanya mendapat simpati dari warga Desa Pemuteran untuk berbagi. Menurut Wardana setelah ada rembug warga yang menyumbang secara sukarela, rumahnya akan dibangun kembali dengan proses gotong royong pada Rabu (8/1/2020) mendatang. Dia pun telah meminta izin kepada tuan tanahnya untuk tetap tinggal dan meminjam lahan itu untuk tempatnya berteduh.
Nasib apes keluarga Wardana juga telah di-assesment oleh Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Buleleng untuk mendapat jumlah kerugian dan bantuan permakanan. Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng juga nampak memberikan bantuan terpal dan family kit untuk kebutuhan darurat korban bencana.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana dihubungi terpisah, mengatakan korban terdampak bencana yang terjadi karena angin kencang pengaruh badai Australia, berdampak pada rumah roboh di Pemuteran dan juga beberapa laporan pohon tumbang di beberapa titik di Buleleng. “Rata-rata kejadiannya petang hingga malam, dan dari Sabtu kemarin kami sudah lakukan penanganan bersama masyarakat dan juga Polri, TNI bersinergi sehingga hari ini sudah clear semua,” jelas dia.
Suadnyana pun merinci pohon tumbang di antaranya terjadi di akses jalan Desa Panji Anom, Selat di Kecamatan Sukasada yang menutup akses jalan, pohon tumbang menimpa mobil parkir di jalan Jatayu, Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pohon tumbang menimpa tembok pagar rumah warga Desa Pegadungan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dan laporan terakhir pohon tumbang menutup akses jalan Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Buleleng, yang seluruhnya nihil korban jiwa.
BPBD Buleleng pun mengaku masih melakukan pendataan pasti terkait total kerugian yang disebabkan oleh bencana angin kencang itu. Suadnyana pun tetap mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terutama saat melintas di jalan dengan pohon perindang saat angin kencang. “Kami berharap masyarakat tetap hati-hati, karena menurut ramalan BMKG, cuaca buruk dan badai Australia level high berembus dari arah Barat Laut menuju Tenggara dan Buleleng masuk dalam lintasannya,” jelas Suadnyana.*k23
Komentar