Wakil Rakyat dari Buleleng Saling Silang Soal Shortcut
Sugawa Korry tuding dangkal analisa Kresna Budi soal pelebaran jalan lebih efektif ketimbang bangun shortcut
Sugawa Korry Mendukung Penuh, Kresna Budi Justru Tolak Shortcut
DENPASAR, NusaBali
Keberhasilan Pemprov Bali siapkan pembangunan 4 shortcut untuk mmperpendek jarak tempuh jalur Denpasar-Singaraja, kurang mendapat sambutan dari anggota DPRD Bali Dapil Buleleng. Bahkan, dua anggota DPRD Bali Dapil Buleleng sesama dari Fraksi Golkar, Ida Gede Komang Kresna Budi dan Nyoman Sugawa Korry, saling silang pendapat soal shortcut. Jika Sugawa Kortry dukung penuh proyek shortcut, Kresna Budi justru ‘menolak’-nya.
Kresna Budi yang kini duduk di Komisi I DPRD Bali, menilai pembangunan shortcut tidak efektif untuk memperpendek jarak tempuh dan mengurai kemacetan di jalur utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. Kresna Budi lebih memlih dilakukan pelebaran jalan ketimbang bangun shortcut.
“Ketimbang membuat shortcut, lebih baik badan jalan di jalur Denpasar-Singaraja yang sekarang lebarnya minimal, agar dimaksimalkan saja,” ujar Kresna Budi di Ruangan Komisi II DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (4/8).
Menurut Kresna Budi, kelokan-kelokan jalan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng diperlebar hingga kiri-kanannya bisa ditambah 1,5 meter. “Selama ini kan kelokan berliku-liku membuat kendaraan sulit berpapasan. Dengan perlebaran jalan, bisa membuat arus lalulintas lancar,” ujar politisi Golkar asal Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng yang baru satu periode duduk di DPRD Bali ini.
Kresna Budi mengatakan, biaya yang besar untuk perlebaran jalan ini bisa diupayakan multiyears. “Bisa dicicil perlebarannya, kalau anggaran terbatas. Setiap tahun dianggarkan untuk 10 kilometer. Perlebaran itu tidak sepanjang jalur Denpasar-Singaraja, melainkan hanya dari Bedugul-Singaraja,” ujar politisi Golkar yang sebelumnya berada di Kubu Munas Ancol ini.
Kresna Budi juga memberikan analisa bahwa dengan shortcut, rawan terjadi kecelakaan lalulintas. Kecepatan tinggi dalam jalur shortcut ketika turun di tikungan, sangat berbahaya. “Saya mantan sopir, kecepatan lurus 60 kilometer per jam, lalu turun tiba-tiba menjadi 25 kilometer per jam sangat berbahaya. Apalagi, geografisnya di kawasan Sukasada itu banyak tikungan curam dan ada jurang,” ujar Kresna Budi.
Pendapat Kresna Budi ini bertolak belakang dengan rekannya sesama anggota Fraksi Golkar DPORD Bali dari Dapil Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Menurut Sugawa Korry, analisa Kresna Budi dangkal. Sugawa Korry yang kini Wakil Ketua DPRD Bali mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi Pemprov Bali yang sukses mewujudkan shortcut di jalur Denpasar-Singaraja.
“Saya selaku Koordinator Komisi III DPRD Bali yang sebelumnya mengusulkan shortcut dan lebih paham masalah ini. Jadi, kita harus apresiasi Pemprov Bali. Sudah ada feasibility study (FS) kok itu,” ujar politisi senior Golkar yang sebelumnya berada di kubu Munas Nusa Dua ini, Rabu kemarin.
Aroma perbedaan dua kubu yang semoat berbeda ‘bilik’ saat dualisme kepengurusan Golkar ini seperti membara lagi. Sugawa Korry mengatakan Kresna Budi bukan anggota Komisi III DPRD Bali yang membidangi masalah infrastruktur, tapi duduk di Komisi I yang menangani masalah politik, hukum, dan keamanan. “Sebagai wakil rakyat Buleleng, saya sepakat dengan eksekutif (Pemprov Bali). Kami akan kawal ini supaya pembangunan shortcut terealisasi secepatnya,” ujar Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali.
Sugawa Korry menyebutkan, pembangunan shortcut di jalur Denpasar-Singaraja sekarang terkendala masalah pembebasan lahan. Karenanya, seluruh komponen harus mendukung dan mewujudkannya. “Dalam sosialisasi nanti, kami akan ikut terjun bersama eksekutif,” tandas politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menuruit Sugawa Korry, 4 paket shortcut yang disiapkan dis epanjang jalur Denpasar-Singaraja ini nantinya bisa memutus kesenjangan pembangunan ekonomi dan infrastruktur antara Bali Selatan dan Bali Utara. “Inilah salah satu solusi memecah kesenjangan itu. Ini sudah sangat tepat dibangun shortcut,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, menyatakan ada 4 shortcup yang segera dibangun di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja. Pertama, Shortcut Candi Kuning I di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Candi Kuning I direncanakan sepanjang 749 meter, lokasinya sebelum (sebelah selatan) Perempatan Kebun Raya Bedugul di Desa Candi Kuning. Shortcut Candi Kuning I membutuhkan pembebasan lahan seluas 11.235 meter persegi.
Kedua, Shortcut Candi Kuning II di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Candi Kuning II dirancang sepanjang 385 meter, yang posisinya di jalan turunan objek wisata Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti. Pembebasan lahan yang dibutuhkan mencapai 5.775 meter persegi. Shortcut Candi Kuning II, kini sudah dalam tahap penggarapan Detail Engi-neering Design (DED).
Ketiga, Shortcut Sukasada I di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dengan panjang 378 meter. Sortcut Sukasada I memerlukan pembebasan lahan seluas 5.775 meter persegi. Keempat, shortcut Sukasada II yang lokasinya tidak jauh dari Shortcut Sukasada I. Untuk shortcut Sukasada II ini dirancang dengan panjang mencapai 402 meter, membutuhkan pembebasan lahan seluas 5.775 meter persegi.
“Sekarang baru Shortcut Candi Kuning II yang sudah ada penggarapan DED-nya. Sebab, Shortcut Candi Kuning II manjadi prioritas oleh pusat. Kalau yang lainnya, akan dibangun belakangan,” ujar Astawa Riadi yang ditemui NusaBali di Kantor Gubernur Bali, Selasa (2/8) siang.
Sementara, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan pembangunan 4 shortcut di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja akan memangkas kelokan-kelokan yang selama ini menjadikan jarak tempuh sangat panjang dan lama. Sekarang, tinggal membebaskan lahan untuk pembangunan shortcut.
Menurut Sudikerta, shorcut yang dibangun ini nantinya akan memangkas jarak tempuh Denpasar Singaraja yang panjangnya menvapai 78 kilometer. Selama ini, jarak tempuh Denpasar-Singaraja melalui Bedugul ditempuh dalam 2-3 jam. Nah, dengan adanya 4 shortcut yang akan dibangun tersebut, diharapkan jarak tempuh Denpasar-Singaraja terpangkas menjadi hanya 1,5 jam. * nat
DENPASAR, NusaBali
Keberhasilan Pemprov Bali siapkan pembangunan 4 shortcut untuk mmperpendek jarak tempuh jalur Denpasar-Singaraja, kurang mendapat sambutan dari anggota DPRD Bali Dapil Buleleng. Bahkan, dua anggota DPRD Bali Dapil Buleleng sesama dari Fraksi Golkar, Ida Gede Komang Kresna Budi dan Nyoman Sugawa Korry, saling silang pendapat soal shortcut. Jika Sugawa Kortry dukung penuh proyek shortcut, Kresna Budi justru ‘menolak’-nya.
Kresna Budi yang kini duduk di Komisi I DPRD Bali, menilai pembangunan shortcut tidak efektif untuk memperpendek jarak tempuh dan mengurai kemacetan di jalur utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. Kresna Budi lebih memlih dilakukan pelebaran jalan ketimbang bangun shortcut.
“Ketimbang membuat shortcut, lebih baik badan jalan di jalur Denpasar-Singaraja yang sekarang lebarnya minimal, agar dimaksimalkan saja,” ujar Kresna Budi di Ruangan Komisi II DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (4/8).
Menurut Kresna Budi, kelokan-kelokan jalan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng diperlebar hingga kiri-kanannya bisa ditambah 1,5 meter. “Selama ini kan kelokan berliku-liku membuat kendaraan sulit berpapasan. Dengan perlebaran jalan, bisa membuat arus lalulintas lancar,” ujar politisi Golkar asal Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng yang baru satu periode duduk di DPRD Bali ini.
Kresna Budi mengatakan, biaya yang besar untuk perlebaran jalan ini bisa diupayakan multiyears. “Bisa dicicil perlebarannya, kalau anggaran terbatas. Setiap tahun dianggarkan untuk 10 kilometer. Perlebaran itu tidak sepanjang jalur Denpasar-Singaraja, melainkan hanya dari Bedugul-Singaraja,” ujar politisi Golkar yang sebelumnya berada di Kubu Munas Ancol ini.
Kresna Budi juga memberikan analisa bahwa dengan shortcut, rawan terjadi kecelakaan lalulintas. Kecepatan tinggi dalam jalur shortcut ketika turun di tikungan, sangat berbahaya. “Saya mantan sopir, kecepatan lurus 60 kilometer per jam, lalu turun tiba-tiba menjadi 25 kilometer per jam sangat berbahaya. Apalagi, geografisnya di kawasan Sukasada itu banyak tikungan curam dan ada jurang,” ujar Kresna Budi.
Pendapat Kresna Budi ini bertolak belakang dengan rekannya sesama anggota Fraksi Golkar DPORD Bali dari Dapil Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Menurut Sugawa Korry, analisa Kresna Budi dangkal. Sugawa Korry yang kini Wakil Ketua DPRD Bali mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi Pemprov Bali yang sukses mewujudkan shortcut di jalur Denpasar-Singaraja.
“Saya selaku Koordinator Komisi III DPRD Bali yang sebelumnya mengusulkan shortcut dan lebih paham masalah ini. Jadi, kita harus apresiasi Pemprov Bali. Sudah ada feasibility study (FS) kok itu,” ujar politisi senior Golkar yang sebelumnya berada di kubu Munas Nusa Dua ini, Rabu kemarin.
Aroma perbedaan dua kubu yang semoat berbeda ‘bilik’ saat dualisme kepengurusan Golkar ini seperti membara lagi. Sugawa Korry mengatakan Kresna Budi bukan anggota Komisi III DPRD Bali yang membidangi masalah infrastruktur, tapi duduk di Komisi I yang menangani masalah politik, hukum, dan keamanan. “Sebagai wakil rakyat Buleleng, saya sepakat dengan eksekutif (Pemprov Bali). Kami akan kawal ini supaya pembangunan shortcut terealisasi secepatnya,” ujar Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali.
Sugawa Korry menyebutkan, pembangunan shortcut di jalur Denpasar-Singaraja sekarang terkendala masalah pembebasan lahan. Karenanya, seluruh komponen harus mendukung dan mewujudkannya. “Dalam sosialisasi nanti, kami akan ikut terjun bersama eksekutif,” tandas politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menuruit Sugawa Korry, 4 paket shortcut yang disiapkan dis epanjang jalur Denpasar-Singaraja ini nantinya bisa memutus kesenjangan pembangunan ekonomi dan infrastruktur antara Bali Selatan dan Bali Utara. “Inilah salah satu solusi memecah kesenjangan itu. Ini sudah sangat tepat dibangun shortcut,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, menyatakan ada 4 shortcup yang segera dibangun di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja. Pertama, Shortcut Candi Kuning I di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Candi Kuning I direncanakan sepanjang 749 meter, lokasinya sebelum (sebelah selatan) Perempatan Kebun Raya Bedugul di Desa Candi Kuning. Shortcut Candi Kuning I membutuhkan pembebasan lahan seluas 11.235 meter persegi.
Kedua, Shortcut Candi Kuning II di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Candi Kuning II dirancang sepanjang 385 meter, yang posisinya di jalan turunan objek wisata Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti. Pembebasan lahan yang dibutuhkan mencapai 5.775 meter persegi. Shortcut Candi Kuning II, kini sudah dalam tahap penggarapan Detail Engi-neering Design (DED).
Ketiga, Shortcut Sukasada I di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dengan panjang 378 meter. Sortcut Sukasada I memerlukan pembebasan lahan seluas 5.775 meter persegi. Keempat, shortcut Sukasada II yang lokasinya tidak jauh dari Shortcut Sukasada I. Untuk shortcut Sukasada II ini dirancang dengan panjang mencapai 402 meter, membutuhkan pembebasan lahan seluas 5.775 meter persegi.
“Sekarang baru Shortcut Candi Kuning II yang sudah ada penggarapan DED-nya. Sebab, Shortcut Candi Kuning II manjadi prioritas oleh pusat. Kalau yang lainnya, akan dibangun belakangan,” ujar Astawa Riadi yang ditemui NusaBali di Kantor Gubernur Bali, Selasa (2/8) siang.
Sementara, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan pembangunan 4 shortcut di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja akan memangkas kelokan-kelokan yang selama ini menjadikan jarak tempuh sangat panjang dan lama. Sekarang, tinggal membebaskan lahan untuk pembangunan shortcut.
Menurut Sudikerta, shorcut yang dibangun ini nantinya akan memangkas jarak tempuh Denpasar Singaraja yang panjangnya menvapai 78 kilometer. Selama ini, jarak tempuh Denpasar-Singaraja melalui Bedugul ditempuh dalam 2-3 jam. Nah, dengan adanya 4 shortcut yang akan dibangun tersebut, diharapkan jarak tempuh Denpasar-Singaraja terpangkas menjadi hanya 1,5 jam. * nat
Komentar