Gerindra: Terlalu Prematur Bicara Peluang
Menantu Jokowi Dinilai Sulit Menang
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dinilai akan sulit menang dalam Pilwalkot Medan.
JAKARTA, NusaBali
Partai Gerindra menilai prediksi itu terlalu prematur. "Jadi terlalu prematur untuk bicara peluang masing-masing calon saat ini," kata juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, kepada wartawan, Sabtu (4/1). Menurut Habiburokhman, jika berbicara soal pilkada, harus dilihat pasangan dan basis partai pendukungnya. Gerindra, kata Habiburokhman, juga melakukan survei internal untuk mendapatkan data komprehensif tentang elektabilitas Bobby.
"Saya nggak tahu itu hasil survei apa bukan. Tetapi kami mesti mendapat data yang autentik dan komprehensif. Selain akan melakukan survei internal, kami juga menyerap informasi dari kader di tingkatan grass root," katanya.
Sedangkan Partai Golkar menilai peluang menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dalam bursa pemilihan calon walikota Medan masih terbuka. Bobby dipandang harus terus bekerja menaikan elektabilitas dengan merebut hati bakal pemilihnya.
"Masih terbuka untuk dapat terus menaikkan elektabilitas Bobby Nasution dalam pemilihan Walikota Medan. Masih ada waktu untuk bekerja dan meyakinkan para pemilih di Kota Medan," kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan.
Ace menuturkan Bobby harus serius dalam pencalonannya tersebut. Menurutnya, Bobby harus memanfaatkan waktu yang ada untuk blusukan dan menyakinkan masyarakat Medan. "Karena itu, jika Bobby serius untuk maju menjadi Walikota tentu harus bekerja meyakinkan masyarakat dan blusukan memanfaatkan waktu untuk menaikan elektabilitasnya. Masih sangat terbuka," ujar Ace dilansir detik.com.
Diberitakan sebelumnya, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dinilai akan sulit memenangkan Pilwakot Medan. Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan hal itu disebabkan partai yang berkuasa di Medan kerap berganti. "Sulit sekali bobby menang di Medan. Ada dua alasannya. Yang pertama, Medan itu penguasa partai politik ganti-ganti, kadang PKS, kadang Golkar, kadang Demokrat, kadang PDIP," kata Hendri kepada wartawan, Sabtu (4/1).
Selain itu, alasan Hendri menilai Bobby sulit memenangkan Pilwakot Medan disebabkan partisipasi masyarakatnya dalam pilkada cukup kecil. Berbeda dengan iparnya Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap justru berpeluang menang di Pilwalkot Solo lebih besar. *
"Saya nggak tahu itu hasil survei apa bukan. Tetapi kami mesti mendapat data yang autentik dan komprehensif. Selain akan melakukan survei internal, kami juga menyerap informasi dari kader di tingkatan grass root," katanya.
Sedangkan Partai Golkar menilai peluang menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dalam bursa pemilihan calon walikota Medan masih terbuka. Bobby dipandang harus terus bekerja menaikan elektabilitas dengan merebut hati bakal pemilihnya.
"Masih terbuka untuk dapat terus menaikkan elektabilitas Bobby Nasution dalam pemilihan Walikota Medan. Masih ada waktu untuk bekerja dan meyakinkan para pemilih di Kota Medan," kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan.
Ace menuturkan Bobby harus serius dalam pencalonannya tersebut. Menurutnya, Bobby harus memanfaatkan waktu yang ada untuk blusukan dan menyakinkan masyarakat Medan. "Karena itu, jika Bobby serius untuk maju menjadi Walikota tentu harus bekerja meyakinkan masyarakat dan blusukan memanfaatkan waktu untuk menaikan elektabilitasnya. Masih sangat terbuka," ujar Ace dilansir detik.com.
Diberitakan sebelumnya, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dinilai akan sulit memenangkan Pilwakot Medan. Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan hal itu disebabkan partai yang berkuasa di Medan kerap berganti. "Sulit sekali bobby menang di Medan. Ada dua alasannya. Yang pertama, Medan itu penguasa partai politik ganti-ganti, kadang PKS, kadang Golkar, kadang Demokrat, kadang PDIP," kata Hendri kepada wartawan, Sabtu (4/1).
Selain itu, alasan Hendri menilai Bobby sulit memenangkan Pilwakot Medan disebabkan partisipasi masyarakatnya dalam pilkada cukup kecil. Berbeda dengan iparnya Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap justru berpeluang menang di Pilwalkot Solo lebih besar. *
1
Komentar