Pilkada Badung Terhindar dari Laga Calon Tunggal
Golkar dan Partai NasDem Akhirnya Sepakat Bersatu di Gumi Keris
Pilkada Badung 2020 akhirnya selamat dari ancaman tarung calon tunggal.
MANGUPURA, NusaBali
Pasalnya, Golkar dan Partai NasDem sudah sepakat berkoalisi usung paket calon, untuk menghadapi PDIP di Pilkada Badung, 23 September 2020 mendatang.
Koalisi Golkar-NasDem ini dikonkretkan melalui pertemuan pimpinan kedua parpol di sebuah rumah makan kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (6/1). Pertemuan membahas koalisi kemarin dihadiri langsung Plt Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Suyasa dan Ketua DPD NasDem Badung, I Putu Gede Suyantha. Mereka didampingi sejumlah anggota DPRD Badung dari Golkar dan NasDem, seperti Ni Luh Gede Mediastuti, Ni Ketut Sueni, I Nyoman Suka, IGN Shaskara, dan I Gede Suardika.
Sejumlah parpol parlemen non PDIP juga isyaratkan ikut merapat ke barisan Golkar-NasDem untuk tarung Pilkada Badung 2020, termasuk Gerindra. Indikasinya, dalam pertemuan di Desa Dalung kemarin, Ketua DPC Gerindra Badung I Gusti Ketut Puriartha ikut hadir.
Terungkap, Golkar dan NasDem putuskan bersatu untuk menghadapi PDIP di Pilkada Badung 2020, karena salah satunya kecewa atas perhelatan Pileg 2019. Ketika itu, Golkar dan NasDem selaku koalisi pendukung pemerintah justru ‘dihabisi’ oleh PDIP di Badung. Walhasil, Golkar hanya mampu meraih 7 kursi DPRD Badung 2019-2024, turun drastis dari semula punya 10 kursi parlemen hasil Pileg 2014. Demikian pula NasDem merasa tidak diberikan ruang oleh PDIP untuk berkembang, sehingga tetap hanya meraih 1 kursi DPDR Badung hasil Pileg 2019.
Kubu Gerindra juga berminat bergabung ke barisan Golkar-NasDen untuk hadapi PDIP di Pilkada Badung 2020. Hanya saja, partai besutan Prabowo Subianto ini masih harus menunggu restu dari DPP Gerindra. Makanya, Gerindra meminta waktu untuk melakukan konsolidasi internal dalam kurun waktu seminggu, sebelum putuskan gabung ke barisan Golkar-NasDem.
Dengan bersatunya Golkar dan NasDem, maka Pilkada Badung 2020 selamat dari ancaman tarung calon tunggal. Pasalnya, PDIP yang mendominasi 28 kuri dari total 40 kursi DPRD Badung hasi Pileg 2019 atau kuasai 70,00 persen suara parlemen, kini punya lawan tanding di Pilkada 2020. Andaikan Golkar sampai ikut gabung ke PDIP, maka tarung calon tunggal di Pilkada Badung 2020 tidak terelakkan lagi.
Berdasatkan hasil Pileg 2019, Golkar hanya punya 7 kursi DPRD Badung 2019-2024 atau kuasai 17,50 persen suara parlemen. Golkar perlu dukungan parpol lainnya agar memenuhi syarat miminal 20,00 persen suara parlemen sebagai syarat untuk bisa usung paket calon ke Pilkada Badung 2020. Dengan bergabungnya NasDem yang punya 1 kursi legislatif atau 2,50 persen suara parlemen, maka koalisi Golkar-NasDem bisa usung paket calon dengan kekuatan 20,00 persen suara parlemen.
Jika dua parpol parlemen lainnya, yakni Gerindra dan Demokrat nanti ikut bergabung, maka kekuatan politik Golkar-NasDem akan bertambah menjadi total 12 kursi DPRD Badung 2019-2024 atau 30,00 persen suara parlemen. Rinciannya, masing-masing tambahan 2 kursi legislatif atau 5,00 persen suara parlemen dari Gerindra dan Demokrat.
“Dengan bergabungnya NasDem, kita sudah memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen untuk usung paket calon di Pilkada Badung 2020. Kalau Gerindra juga ikut gabung, kekuatan kita akan bertambah jadi 25,00 persen suara parlemen,” ungkap Plt Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, usai pertemuan lintas parpol di Dalung, Senin kemarin.
Meski dari hitung-hitungan matematis masih kalah dibandingkan PDIP, namun Suyasa optimistis bisa melawan partai besutan Megawati tersebut di Pilkada Badung 2020. Suyasa kemudian mencontohkan Pilkada di sejumlah daerah di mana kotak kosong dan calon boneka justru menang melawan petahana.
Setelah NasDem berhasil digaet, menurut Suyasa, pihaknya kini menunggu Gerindra. “Kami berikan waktu seminggu kepada Gerindra untuk mengambil keputusan, apakah ikut gabung atau tidak,” tegas politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Golkar ini.
Sedangkan Ketua DPD NasDem Badung, Putu Gede Suyantha, menegaskan sejak awal pihaknya mempersiapkan diri gabung ke Golkar untuk melawan PDIP di Pilkada Badung 2020. Itu sebabnya, satu-satunya kader NasDem di DPRD Badung, I Gede Suardika, pilih gabung ke Fraksi Golkar.
“Dari dulu sebenarnya kami sudah melempar sinyal gabung ke Fraksi Golkar. NasDem intinya berkoalisi dengan Golkar. Toh, mendukung pemerintah pun, kita tidak dapat apa. Tujuan kami adalah jumlah kursi parlemen bisa bertambah lewat Pileg 20204 mendatang,” tegas Suyantha.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Badung, IGK Puriarta alias Gus Krobo, menegaskan partainya sejalan dengan pemikiran Golkar dan NasDem. Intinya, Gerindra ingin membangun Badung secara bersama-sama. Hanya saja, keputusan koalisi harus minta izin dulu ke DPD Gerindra Bali dan DPP Gerindra.
“Sebenarnya kami yang ingin sowan ke Golkar. Tapi, karena sekarang sudah diundang hadir, ya suksme. Intinya, karena kursi Gerindra belum mencukupi untuk usung calon, maka kami harus koalisi dengan parpol lain di Pilkada Badung 2020. Mengenai situasi yang ada di Badung, semua sudah kami paparkan ke pusat. Memang ada anggapan sulit mengalahkan incumbent. Tapi, sudah ada contoh di beberapa daerah incumbent toh bisa tumbang,” tandas politisi Gerindra asal Kelurhan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Sejauh ini, belum diketahui siapa paket calon yang akan diusung Golkar-NasDem bersama mitra koalisinya di Pilkada Badung 2020. Yang hampir pasti, mereka akan mengahadapi pasangan incumbent milik PDIP, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa. *asa
Koalisi Golkar-NasDem ini dikonkretkan melalui pertemuan pimpinan kedua parpol di sebuah rumah makan kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (6/1). Pertemuan membahas koalisi kemarin dihadiri langsung Plt Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Suyasa dan Ketua DPD NasDem Badung, I Putu Gede Suyantha. Mereka didampingi sejumlah anggota DPRD Badung dari Golkar dan NasDem, seperti Ni Luh Gede Mediastuti, Ni Ketut Sueni, I Nyoman Suka, IGN Shaskara, dan I Gede Suardika.
Sejumlah parpol parlemen non PDIP juga isyaratkan ikut merapat ke barisan Golkar-NasDem untuk tarung Pilkada Badung 2020, termasuk Gerindra. Indikasinya, dalam pertemuan di Desa Dalung kemarin, Ketua DPC Gerindra Badung I Gusti Ketut Puriartha ikut hadir.
Terungkap, Golkar dan NasDem putuskan bersatu untuk menghadapi PDIP di Pilkada Badung 2020, karena salah satunya kecewa atas perhelatan Pileg 2019. Ketika itu, Golkar dan NasDem selaku koalisi pendukung pemerintah justru ‘dihabisi’ oleh PDIP di Badung. Walhasil, Golkar hanya mampu meraih 7 kursi DPRD Badung 2019-2024, turun drastis dari semula punya 10 kursi parlemen hasil Pileg 2014. Demikian pula NasDem merasa tidak diberikan ruang oleh PDIP untuk berkembang, sehingga tetap hanya meraih 1 kursi DPDR Badung hasil Pileg 2019.
Kubu Gerindra juga berminat bergabung ke barisan Golkar-NasDen untuk hadapi PDIP di Pilkada Badung 2020. Hanya saja, partai besutan Prabowo Subianto ini masih harus menunggu restu dari DPP Gerindra. Makanya, Gerindra meminta waktu untuk melakukan konsolidasi internal dalam kurun waktu seminggu, sebelum putuskan gabung ke barisan Golkar-NasDem.
Dengan bersatunya Golkar dan NasDem, maka Pilkada Badung 2020 selamat dari ancaman tarung calon tunggal. Pasalnya, PDIP yang mendominasi 28 kuri dari total 40 kursi DPRD Badung hasi Pileg 2019 atau kuasai 70,00 persen suara parlemen, kini punya lawan tanding di Pilkada 2020. Andaikan Golkar sampai ikut gabung ke PDIP, maka tarung calon tunggal di Pilkada Badung 2020 tidak terelakkan lagi.
Berdasatkan hasil Pileg 2019, Golkar hanya punya 7 kursi DPRD Badung 2019-2024 atau kuasai 17,50 persen suara parlemen. Golkar perlu dukungan parpol lainnya agar memenuhi syarat miminal 20,00 persen suara parlemen sebagai syarat untuk bisa usung paket calon ke Pilkada Badung 2020. Dengan bergabungnya NasDem yang punya 1 kursi legislatif atau 2,50 persen suara parlemen, maka koalisi Golkar-NasDem bisa usung paket calon dengan kekuatan 20,00 persen suara parlemen.
Jika dua parpol parlemen lainnya, yakni Gerindra dan Demokrat nanti ikut bergabung, maka kekuatan politik Golkar-NasDem akan bertambah menjadi total 12 kursi DPRD Badung 2019-2024 atau 30,00 persen suara parlemen. Rinciannya, masing-masing tambahan 2 kursi legislatif atau 5,00 persen suara parlemen dari Gerindra dan Demokrat.
“Dengan bergabungnya NasDem, kita sudah memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen untuk usung paket calon di Pilkada Badung 2020. Kalau Gerindra juga ikut gabung, kekuatan kita akan bertambah jadi 25,00 persen suara parlemen,” ungkap Plt Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, usai pertemuan lintas parpol di Dalung, Senin kemarin.
Meski dari hitung-hitungan matematis masih kalah dibandingkan PDIP, namun Suyasa optimistis bisa melawan partai besutan Megawati tersebut di Pilkada Badung 2020. Suyasa kemudian mencontohkan Pilkada di sejumlah daerah di mana kotak kosong dan calon boneka justru menang melawan petahana.
Setelah NasDem berhasil digaet, menurut Suyasa, pihaknya kini menunggu Gerindra. “Kami berikan waktu seminggu kepada Gerindra untuk mengambil keputusan, apakah ikut gabung atau tidak,” tegas politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Golkar ini.
Sedangkan Ketua DPD NasDem Badung, Putu Gede Suyantha, menegaskan sejak awal pihaknya mempersiapkan diri gabung ke Golkar untuk melawan PDIP di Pilkada Badung 2020. Itu sebabnya, satu-satunya kader NasDem di DPRD Badung, I Gede Suardika, pilih gabung ke Fraksi Golkar.
“Dari dulu sebenarnya kami sudah melempar sinyal gabung ke Fraksi Golkar. NasDem intinya berkoalisi dengan Golkar. Toh, mendukung pemerintah pun, kita tidak dapat apa. Tujuan kami adalah jumlah kursi parlemen bisa bertambah lewat Pileg 20204 mendatang,” tegas Suyantha.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Badung, IGK Puriarta alias Gus Krobo, menegaskan partainya sejalan dengan pemikiran Golkar dan NasDem. Intinya, Gerindra ingin membangun Badung secara bersama-sama. Hanya saja, keputusan koalisi harus minta izin dulu ke DPD Gerindra Bali dan DPP Gerindra.
“Sebenarnya kami yang ingin sowan ke Golkar. Tapi, karena sekarang sudah diundang hadir, ya suksme. Intinya, karena kursi Gerindra belum mencukupi untuk usung calon, maka kami harus koalisi dengan parpol lain di Pilkada Badung 2020. Mengenai situasi yang ada di Badung, semua sudah kami paparkan ke pusat. Memang ada anggapan sulit mengalahkan incumbent. Tapi, sudah ada contoh di beberapa daerah incumbent toh bisa tumbang,” tandas politisi Gerindra asal Kelurhan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Sejauh ini, belum diketahui siapa paket calon yang akan diusung Golkar-NasDem bersama mitra koalisinya di Pilkada Badung 2020. Yang hampir pasti, mereka akan mengahadapi pasangan incumbent milik PDIP, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa. *asa
Komentar