Dana PON Papua Rp 39 M
KONI Bali Tak Bisa Gunakan Rp 50 M
Untuk persiapan sampai berlaga di PON Papua, KONI Bali mengestimasi sekitar Rp 39 miliar. Karena untuk kepentingan lainnya tersedot sekitar Rp 11 milyar. Jadi anggaran Rp 50 miliar itu bukan untuk PON saja.
DENPASAR, NusaBali
KONI Provinsi Bali tidak dapat menggunakan secara utuh anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk PON Papua XX/2020. Pasalnya, anggaran tersebut tidak sepenuhnya untuk kepentingan PON 2020. Namun juga untuk operasional dan kebutuhan KONI Bali selama tahun 2020, termasuk untuk pembayaran pegawai plus bonus atlet.
Dari Rp 50 miliar akan dikepras atau dikurangi hingga tersisa sekitar Rp 39 miliar. Jumlah Rp 11 miliar diproyeksikan untuk kegiatan non PON Papua 2020. Jadi dana murni PON 2020 diperkirakan sekitar Rp 39 miliar.
"Untuk persiapan sampai berlaga di PON Papua, estimasi KONI Bali sekitar Rp 39 miliar. Hal itu karena untuk kepentingan lainnya tersedot sekitar Rp 11 milyar. Jadi anggaran Rp 50 miliar dari Pemprov Bali itu bukan untuk PON saja," kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi di Denpasar, Senin (6/1).
Suwandi juga menegaskan, jumlah itu estimasi sementara dan belum detail serta sifatnya estimasi umum. Dari dana Rp 50 miliar itu setidaknya untuk operasional KONI Bali dan kebutuhan lainnya, termasuk untuk dana peralatan cabang olahraga mencapai Rp 10 milyar.
Sedangkan untuk Rp 1 miliar, itu maksimal untuk bonus para atlet Bali yang meraih medali di SEA Games Filipina 2029. Dengan demikian hanya sisa Rp 39 miliar untuk persiapan dan berlaga di PON Papua nantinya.
"Sekali lagi itu estimasi saja yang sifatnya bisa berubah saat nanti kami lakukan perhitungan secara matematis dan detail," tandas Suwandi. Apalagi nanti juga akan ada perubahan nilai nominal. Sebab pengiriman kontingen juga tergantung kuota atlet ke PON Papua. Data sementara sampai saat ini yang lolos baru sekitar 200 atlet. Sebab, masih ada yang menunggu beberapa cabor untuk kepastian lolos PON.
Suwandi menambahkan, dana Rp 39 miliar itu juga untuk kebutuhan try out atau try in atlet dan cabor yang lolos PON 2020. Pasalnya tidak mungkin saat persiapan PON tidak aka ada try out atau try in.
“Pastinya untuk mengukur perkembangan kualitas fisik dan teknik atlet menghadapi PON memang wajib mengikuti atau melakukan try out atau try ini, apakah dalam bentuk mengikuti kejuaraan nasional atau sparing partner di dalam maupun diluar Bali,” tegas Suwandi. Sebab, penting melakukan sparring untuk mengukur perkembangan dan kemajuan prestasi atlet. *dek
KONI Provinsi Bali tidak dapat menggunakan secara utuh anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk PON Papua XX/2020. Pasalnya, anggaran tersebut tidak sepenuhnya untuk kepentingan PON 2020. Namun juga untuk operasional dan kebutuhan KONI Bali selama tahun 2020, termasuk untuk pembayaran pegawai plus bonus atlet.
Dari Rp 50 miliar akan dikepras atau dikurangi hingga tersisa sekitar Rp 39 miliar. Jumlah Rp 11 miliar diproyeksikan untuk kegiatan non PON Papua 2020. Jadi dana murni PON 2020 diperkirakan sekitar Rp 39 miliar.
"Untuk persiapan sampai berlaga di PON Papua, estimasi KONI Bali sekitar Rp 39 miliar. Hal itu karena untuk kepentingan lainnya tersedot sekitar Rp 11 milyar. Jadi anggaran Rp 50 miliar dari Pemprov Bali itu bukan untuk PON saja," kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi di Denpasar, Senin (6/1).
Suwandi juga menegaskan, jumlah itu estimasi sementara dan belum detail serta sifatnya estimasi umum. Dari dana Rp 50 miliar itu setidaknya untuk operasional KONI Bali dan kebutuhan lainnya, termasuk untuk dana peralatan cabang olahraga mencapai Rp 10 milyar.
Sedangkan untuk Rp 1 miliar, itu maksimal untuk bonus para atlet Bali yang meraih medali di SEA Games Filipina 2029. Dengan demikian hanya sisa Rp 39 miliar untuk persiapan dan berlaga di PON Papua nantinya.
"Sekali lagi itu estimasi saja yang sifatnya bisa berubah saat nanti kami lakukan perhitungan secara matematis dan detail," tandas Suwandi. Apalagi nanti juga akan ada perubahan nilai nominal. Sebab pengiriman kontingen juga tergantung kuota atlet ke PON Papua. Data sementara sampai saat ini yang lolos baru sekitar 200 atlet. Sebab, masih ada yang menunggu beberapa cabor untuk kepastian lolos PON.
Suwandi menambahkan, dana Rp 39 miliar itu juga untuk kebutuhan try out atau try in atlet dan cabor yang lolos PON 2020. Pasalnya tidak mungkin saat persiapan PON tidak aka ada try out atau try in.
“Pastinya untuk mengukur perkembangan kualitas fisik dan teknik atlet menghadapi PON memang wajib mengikuti atau melakukan try out atau try ini, apakah dalam bentuk mengikuti kejuaraan nasional atau sparing partner di dalam maupun diluar Bali,” tegas Suwandi. Sebab, penting melakukan sparring untuk mengukur perkembangan dan kemajuan prestasi atlet. *dek
Komentar