Pohon Kepuh Timpa Dua Rumah, 3 Korban Luka
Pohon kepuh berusia ratusan tahun di areal Pura Kepah, Banjar Tanggun Titi, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamnatan Denpasar Timur, roboh menimpa dua rumah warga hingga ambruk, Rabu (8/1) dinihari pukul 01.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Akibatnya, 3 penghuni rumah terluka hingga harus dilarikan ke RS Dharma Yadnya Denpasar. Pohon kepuh setinggi 30 meter dengan diameter 1,5 meter yang roboh ini berada di sebelah utara Pura Kepah. Pohon roboh ke arah tenggara, diduga karena keropos sehingga tak kuat menyangga dahan, ranting, dan daunnya di musim hujan. Dua rumah semi permanen yang remuk tertimpa pohon kepuh roboh ini masing-maisng milik keluarga I Wayan Suartana, 43 (tukang servis elektronik asal Banjar Poh, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem) dan I Wayan Pasek, 68 (penjual tipat tahu asal Banjar Belong, Desa Batan Nyuh Kelod, Kecamanan Karangasem).
Dalam musibah ini, 3 orang terluka. Mereka masing-masing Ni Ketut Resti, 39 (istri dari Wayan Suartana), Komang Sudana, 35 (adik dari Putu Suartana), dan Wayan Pasek (pemilik salah satu rumah yang ambruk). Selain itu, anak kedua pasutri Wayan Suartana dan Ketut Resti, yakni I Made Candra Wijaya Dharma Restana, 10, juga sempat sesak napas.
Korban Ketut Resti mengalami luka sobek di tangan kini terkena batako hingga harus mendapat jaritan. Sedangkan korban Komang Sudana harus dapat 4 jahitan atas lukanya di dahi. Sebaliknya, korban Wayan Pasek mengalami luka gores di paha kanan karena terkena seng, hingga harus mendapat 12 jaritan.
Wayan Suartana mengisahkan, saat pohon roboh, dirinya tidur di 3 kamar terpisah bersama sang istri Ketut Resti dan kedua anak laki-lakinya: I Gede Suryanata Budi, 14, I Made Candra Wijaya Dharma Restana 10, serta adik kandungnya yang kebetulan menginap, Komang Sudana. Tiba-tiba, atap dan dinding rumah semi permanen ini berjatuhan. Mereka sekeluarga panik dan lari berhamburan keluar.
“Ternyata rumah ambruk karena tertimpa pohon roboh. Beruntung, kami slamat dari maut. Tapi, istri, anak, dan adik saya terluka,” tutur Suartana saat ditemui NusaBali di puing reruntuhan rumahnya, Rabu kemarin.
Menurut Suartana, mereka sekeluarga selamat dari maut, karena batang pohon yang roboh masih tersangga oleh dahannya, sehingga tak sampi membuat rumahnya ambruk rata dengan tanah. "Kalau tidak disangga dahannya yang menimpa ruang keluarga, tak tahulah bagaimana nasib kami,” kata Suartana sembari menyebut pihaknya mengalami kerugian material sekitar Rp 200 juta.
Sedangkan rumah milik keluarga Wayan Pasek yang berjarak sekitar 5 meter sebelah timur Pura Kepah, juga remuk dihantam pohon roboh. Dalam musibah ini, Wayan Pasek mengalami luka di paha kanan. “Saya luka bukan karena tertimpa pohon roboh, tapi panik saat laru keluar rumah,” cerita Wayan Pasek.
Menurut Pasek, saat kejadian, di dalam rumahnya seluas 1 are tersebut dia tidur bersama istri, Ni Wayan Murni, 68, dan ketiga cucunya: Komang Eka, 18, Putu Suduantini,15, dan Kadek Sudiantara, 12. Mereka sontak bangun, lalu berhamburan karena rumahnya tertimpa pohon roboh.
Selain rumahnya rusak, 5 sepeda motor yang terparkir di depan rumah juga ikut ringsek. Pasek pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah. “Buat sementara, kami sekeluarga terpaksa mengungsi ke rumah anak di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar,” keluh Pasek. *mis
Dalam musibah ini, 3 orang terluka. Mereka masing-masing Ni Ketut Resti, 39 (istri dari Wayan Suartana), Komang Sudana, 35 (adik dari Putu Suartana), dan Wayan Pasek (pemilik salah satu rumah yang ambruk). Selain itu, anak kedua pasutri Wayan Suartana dan Ketut Resti, yakni I Made Candra Wijaya Dharma Restana, 10, juga sempat sesak napas.
Korban Ketut Resti mengalami luka sobek di tangan kini terkena batako hingga harus mendapat jaritan. Sedangkan korban Komang Sudana harus dapat 4 jahitan atas lukanya di dahi. Sebaliknya, korban Wayan Pasek mengalami luka gores di paha kanan karena terkena seng, hingga harus mendapat 12 jaritan.
Wayan Suartana mengisahkan, saat pohon roboh, dirinya tidur di 3 kamar terpisah bersama sang istri Ketut Resti dan kedua anak laki-lakinya: I Gede Suryanata Budi, 14, I Made Candra Wijaya Dharma Restana 10, serta adik kandungnya yang kebetulan menginap, Komang Sudana. Tiba-tiba, atap dan dinding rumah semi permanen ini berjatuhan. Mereka sekeluarga panik dan lari berhamburan keluar.
“Ternyata rumah ambruk karena tertimpa pohon roboh. Beruntung, kami slamat dari maut. Tapi, istri, anak, dan adik saya terluka,” tutur Suartana saat ditemui NusaBali di puing reruntuhan rumahnya, Rabu kemarin.
Menurut Suartana, mereka sekeluarga selamat dari maut, karena batang pohon yang roboh masih tersangga oleh dahannya, sehingga tak sampi membuat rumahnya ambruk rata dengan tanah. "Kalau tidak disangga dahannya yang menimpa ruang keluarga, tak tahulah bagaimana nasib kami,” kata Suartana sembari menyebut pihaknya mengalami kerugian material sekitar Rp 200 juta.
Sedangkan rumah milik keluarga Wayan Pasek yang berjarak sekitar 5 meter sebelah timur Pura Kepah, juga remuk dihantam pohon roboh. Dalam musibah ini, Wayan Pasek mengalami luka di paha kanan. “Saya luka bukan karena tertimpa pohon roboh, tapi panik saat laru keluar rumah,” cerita Wayan Pasek.
Menurut Pasek, saat kejadian, di dalam rumahnya seluas 1 are tersebut dia tidur bersama istri, Ni Wayan Murni, 68, dan ketiga cucunya: Komang Eka, 18, Putu Suduantini,15, dan Kadek Sudiantara, 12. Mereka sontak bangun, lalu berhamburan karena rumahnya tertimpa pohon roboh.
Selain rumahnya rusak, 5 sepeda motor yang terparkir di depan rumah juga ikut ringsek. Pasek pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah. “Buat sementara, kami sekeluarga terpaksa mengungsi ke rumah anak di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar,” keluh Pasek. *mis
Komentar