Pohon Tumbang dan Banjir Dominasi Bencana Alam
Memasuki musim hujan disertai angin kencang, masyarakat Gianyar diimbau agar waspadai terhadap kemungkinan pohon tumbang dan banjir.
GIANYAR, NusaBali
Terlebih tahun 2019 sebelumnya, dua bencana alam ini paling dominan terjadi. Selama 2019, tercatat 251 bencana, terdiri atas pohon tumbang 173 kasus, tanah longsor 20 kasus, dan banjir akibat sumbatan sampah 45 kasus. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, Rabu (8/1).
Dia menyampaikan bencana di tahun 2019 didominasi oleh kejadian pohon tumbang. Hal itu karena angin kencang secara tiba-tiba ditambah beberapa pohon lapuk. “Di luar kasus tersebut ada kasus evakuasi di laut,dan evakuasi di jurang,” terang Oka Digjaya.
Meski tidak dirinci dengan jumlah kerugian secara material, dia menyampaikan kerugian jika ditotalkan mencapai miliaran rupiah. Sehingga dengan banyaknya bencana diakibatkan oleh pohon tumbang diharapkan masyarakat lebih waspada. Selain itu merawat pohon yang ada di sekitaran rumah masing-masing agar tidak sampai tumbang ketika diterjang angin dan hujan. “Namun ada yang lebih berharga dari materiil tersebut, rasa nyaman dan tidak was-was. Ini kasus terbanyak, sehingga warga Gianyar kami harapkan lebih waspada terhadap pohon di sekitar pemukiman, kalau rindang dan berpotensi bahaya, segera dipangkas,” harapnya.
Terkait dengan perabasan perindang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gianyar dengan 45 personil selalu siaga membantu warga untuk melakukan perabasan pohon perindang yang berpotensi tumbang. “Kami selalu siaga, kalau ada perindang yang kiranya kesulitan untuk ditebang, TRC BPBD siap turun. Moto kami Gerak Cepat dan Tuntas,” tegasnya.
Disinggung dengan kesiapan TRC BPBD Gianyar melakukan atensi bencana, Oka Digjaya menyebutkan saat peralatan yang dimiliki sudah mencukupi. “Tapi kalau ada, kami masih butuh mobil tangga atau mobil crane, sehingga lebih cepat melakukan perabasan pohon,” imbuhnya.
Walau demikian, TRC BPBD Gianyar biasanya meminjam mobil crane tersebut di Dinas Perhubungan ketika sewaktu-waktu melakukan perabasan pohon. “Kami koordinasi lintas OPD, sedangkan kalau peralatan milik sendiri, proses akan lebih cepat,” ujarnya.
Disinggung bencana kedua yang didominasi banjir 45 kasus, Oka Digjaya menjelaskan banjir yang terjadi sebagian besar akibat sumbatan sampah. Dengan adanya bencana banjir tersebut, mengindikasikan masyarakat Gianyar belum peduli terhadap pengelolaan lingkungan yang bersih.
“45 kasus banjir itu sebagian besar karena sumbatan sampah, bahkan ada yang terjadi saat musim kemarau. Ini artinya masyarakat belum peduli terkait sampah. Kejadian banjir ini karena perilaku manusia, sumbatan sampah didominasi sampah plastik. Saya kira masih banyak warga yang membuang sampah plastik ke selokan atau gorong-gorong,” ungkapnya. *nvi
Dia menyampaikan bencana di tahun 2019 didominasi oleh kejadian pohon tumbang. Hal itu karena angin kencang secara tiba-tiba ditambah beberapa pohon lapuk. “Di luar kasus tersebut ada kasus evakuasi di laut,dan evakuasi di jurang,” terang Oka Digjaya.
Meski tidak dirinci dengan jumlah kerugian secara material, dia menyampaikan kerugian jika ditotalkan mencapai miliaran rupiah. Sehingga dengan banyaknya bencana diakibatkan oleh pohon tumbang diharapkan masyarakat lebih waspada. Selain itu merawat pohon yang ada di sekitaran rumah masing-masing agar tidak sampai tumbang ketika diterjang angin dan hujan. “Namun ada yang lebih berharga dari materiil tersebut, rasa nyaman dan tidak was-was. Ini kasus terbanyak, sehingga warga Gianyar kami harapkan lebih waspada terhadap pohon di sekitar pemukiman, kalau rindang dan berpotensi bahaya, segera dipangkas,” harapnya.
Terkait dengan perabasan perindang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gianyar dengan 45 personil selalu siaga membantu warga untuk melakukan perabasan pohon perindang yang berpotensi tumbang. “Kami selalu siaga, kalau ada perindang yang kiranya kesulitan untuk ditebang, TRC BPBD siap turun. Moto kami Gerak Cepat dan Tuntas,” tegasnya.
Disinggung dengan kesiapan TRC BPBD Gianyar melakukan atensi bencana, Oka Digjaya menyebutkan saat peralatan yang dimiliki sudah mencukupi. “Tapi kalau ada, kami masih butuh mobil tangga atau mobil crane, sehingga lebih cepat melakukan perabasan pohon,” imbuhnya.
Walau demikian, TRC BPBD Gianyar biasanya meminjam mobil crane tersebut di Dinas Perhubungan ketika sewaktu-waktu melakukan perabasan pohon. “Kami koordinasi lintas OPD, sedangkan kalau peralatan milik sendiri, proses akan lebih cepat,” ujarnya.
Disinggung bencana kedua yang didominasi banjir 45 kasus, Oka Digjaya menjelaskan banjir yang terjadi sebagian besar akibat sumbatan sampah. Dengan adanya bencana banjir tersebut, mengindikasikan masyarakat Gianyar belum peduli terhadap pengelolaan lingkungan yang bersih.
“45 kasus banjir itu sebagian besar karena sumbatan sampah, bahkan ada yang terjadi saat musim kemarau. Ini artinya masyarakat belum peduli terkait sampah. Kejadian banjir ini karena perilaku manusia, sumbatan sampah didominasi sampah plastik. Saya kira masih banyak warga yang membuang sampah plastik ke selokan atau gorong-gorong,” ungkapnya. *nvi
1
Komentar