Komisi II Sesalkan Pimpinan Dewan Turun Sidak
Bale Persantian dan bale gong di Pura Penataran Agung Desa Nangka tumbang dikoyak angin puting beliung.
AMLAPURA, NusaBali
Ketua Komisi II DPRD Karangasem, I Komang Sartika, sayangkan pimpinan dewan sidak bangunan roboh di Pura Penataran Agung, Desa Adat Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Senin (6/1). Alasannya, sidak merupakan porsi Komisi II. Sementara Bendesa Adat Nangka, I Ketut Oka, menyayangkan pernyataan pimpinan dewan yang mengatakan kualitas bangunan perlu dijaga agar tak gampang roboh.
Ketua Komisi II DPRD Karangasem I Komang Sartika menjelaskan, pengawasan pembangunan fisik di Karangasem merupakan porsinya Komisi II. “Mestinya Komisi II yang mengecek ke lokasi. Hasilnya dilaporkan ke pimpinan,” jelas Komang Sartika, Rabu (8/1). Ternyata yang turun mengecek bangunan roboh adalah Ketua DPRD I Gede Dana, Wakil Ketua DPRD I Nengah Sumardi, Wakil Ketua DPRD I Wayan Parka, dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa.
Padahal di DPRD telah ada komisi-komisi, lengkap dengan tugasnya masing-masing. “Lagi pula bangunan yang roboh akibat puting beliung, tetapi dikomentari kualitasnya perlu dijaga. Namanya alam, bagaimana bisa menjaga dengan meningkatkan kualitas, itu kan bencana, bukan kesalahan rekanan yang menyebabkan bangunan roboh,” jelas Komang Sartika. Dia pun menyarankan, Komisi I, Komisi II, Komisi III, dan Komisi IV agar diberikan menjalankan tugas sesuai pokok dan fungsinya.
Terpisah, Bendesa Adat Nangka I Ketut Oka menyayangkan pernyataan pimpinan DPRD Karangasem saat mengecek bangunan roboh di Pura Penataran Agung. Pimpinan dewan mengatakan kualitas bangunan kurang optimal sehingga gampang roboh. Pimpinan dewan sarankan ke depan melakukan perbaikan menggunakan tiang dan palang beton. “Saya menyayangkan pernyataan pimpinan DPRD menyebutkan kualitas bangunan kurang optimal. Saya menilai secara kualitas telah optimal, hanya saja kesulitan menghadapi alam, apalagi tiupan angin begitu kencang seharian,” kata I Ketut Oka.
Puting beliung yang melanda Desa Adat Nangka dan sekitarnya begitu kencang, hingga warga tidak ada yang berani keluar. “Lain halnya kalau cuaca lagi landai, tiba-tiba bangunan roboh, layak dipertanyakan kualitas pengerjaan bangunan tersebut,” sindir Ketut Oka. Ditambahkan, dua bangunan yang roboh yakni bale pershantian yang lokasinya di timur jeroan Pura Penataran Agung, atau berdekatan dengan candi gelung.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa dan pimpinan DPRD Karangasem melihat langsung kondisi Pura Penataran Agung di Desa Adat Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Senin (6/1). Bale Persantian dan bale gong di Pura Penataran Agung Desa Nangka tumbang dikoyak angin puting beliung, Minggu (5/1) malam. Wabup Artha Dipa dan pimpinan dewan sarankan perbaikan bangunan yang rusak dengan tiang beton. Diyakini tiang beton murah dan lebih kuat.
Pimpinan dewan yang mengecek kondisi Pura Penataran Agung Desa Nangka Senin kemarin yakni Ketua I Gede Dana serta Wakil Ketua I Nengah Sumardi dan I Wayan Parka. Sedangkan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa turun bersama Sekretaris Dinas Kebudayaan I Wayan Witrawan, Perbekel Desa Bhuana Giri I Wayan Mudu, dan Bendesa Adat Nangka I Ketut Oka. “Saran saya, perbaikan ke depan hendaknya menggunakan tiang beton. Saka juga dari beton,” saran Gede Dana.
Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa juga sarankan menggunakan tiang beton karena lebih kuat. Apalagi bale Persantian beratap ijuk seberat 45 ton bebannya cukup berat, sehingga perlu tiang penyangga yang kuat. Bendesa Adat Nangka, I Ketut Oka mengaku belum mengambil langkah perbaikan. Sudah menggelar paruman di internal Desa Adat Nangka, tetapi masih menunggu petunjuk sulinggih. Biaya perbaikan masih berkoordinasi dengan panitia kabupaten. Desa adat juga berupaya mengumpulkan anggaran untuk perbaikan. Dikatakan, perbaikan bale Persantian yang roboh tahun lalu menghabiskan dana Rp 80 juta. Sebab ijuk dan tiang penyangga masih bisa digunakan. *k16
Ketua Komisi II DPRD Karangasem I Komang Sartika menjelaskan, pengawasan pembangunan fisik di Karangasem merupakan porsinya Komisi II. “Mestinya Komisi II yang mengecek ke lokasi. Hasilnya dilaporkan ke pimpinan,” jelas Komang Sartika, Rabu (8/1). Ternyata yang turun mengecek bangunan roboh adalah Ketua DPRD I Gede Dana, Wakil Ketua DPRD I Nengah Sumardi, Wakil Ketua DPRD I Wayan Parka, dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa.
Padahal di DPRD telah ada komisi-komisi, lengkap dengan tugasnya masing-masing. “Lagi pula bangunan yang roboh akibat puting beliung, tetapi dikomentari kualitasnya perlu dijaga. Namanya alam, bagaimana bisa menjaga dengan meningkatkan kualitas, itu kan bencana, bukan kesalahan rekanan yang menyebabkan bangunan roboh,” jelas Komang Sartika. Dia pun menyarankan, Komisi I, Komisi II, Komisi III, dan Komisi IV agar diberikan menjalankan tugas sesuai pokok dan fungsinya.
Terpisah, Bendesa Adat Nangka I Ketut Oka menyayangkan pernyataan pimpinan DPRD Karangasem saat mengecek bangunan roboh di Pura Penataran Agung. Pimpinan dewan mengatakan kualitas bangunan kurang optimal sehingga gampang roboh. Pimpinan dewan sarankan ke depan melakukan perbaikan menggunakan tiang dan palang beton. “Saya menyayangkan pernyataan pimpinan DPRD menyebutkan kualitas bangunan kurang optimal. Saya menilai secara kualitas telah optimal, hanya saja kesulitan menghadapi alam, apalagi tiupan angin begitu kencang seharian,” kata I Ketut Oka.
Puting beliung yang melanda Desa Adat Nangka dan sekitarnya begitu kencang, hingga warga tidak ada yang berani keluar. “Lain halnya kalau cuaca lagi landai, tiba-tiba bangunan roboh, layak dipertanyakan kualitas pengerjaan bangunan tersebut,” sindir Ketut Oka. Ditambahkan, dua bangunan yang roboh yakni bale pershantian yang lokasinya di timur jeroan Pura Penataran Agung, atau berdekatan dengan candi gelung.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa dan pimpinan DPRD Karangasem melihat langsung kondisi Pura Penataran Agung di Desa Adat Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Senin (6/1). Bale Persantian dan bale gong di Pura Penataran Agung Desa Nangka tumbang dikoyak angin puting beliung, Minggu (5/1) malam. Wabup Artha Dipa dan pimpinan dewan sarankan perbaikan bangunan yang rusak dengan tiang beton. Diyakini tiang beton murah dan lebih kuat.
Pimpinan dewan yang mengecek kondisi Pura Penataran Agung Desa Nangka Senin kemarin yakni Ketua I Gede Dana serta Wakil Ketua I Nengah Sumardi dan I Wayan Parka. Sedangkan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa turun bersama Sekretaris Dinas Kebudayaan I Wayan Witrawan, Perbekel Desa Bhuana Giri I Wayan Mudu, dan Bendesa Adat Nangka I Ketut Oka. “Saran saya, perbaikan ke depan hendaknya menggunakan tiang beton. Saka juga dari beton,” saran Gede Dana.
Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa juga sarankan menggunakan tiang beton karena lebih kuat. Apalagi bale Persantian beratap ijuk seberat 45 ton bebannya cukup berat, sehingga perlu tiang penyangga yang kuat. Bendesa Adat Nangka, I Ketut Oka mengaku belum mengambil langkah perbaikan. Sudah menggelar paruman di internal Desa Adat Nangka, tetapi masih menunggu petunjuk sulinggih. Biaya perbaikan masih berkoordinasi dengan panitia kabupaten. Desa adat juga berupaya mengumpulkan anggaran untuk perbaikan. Dikatakan, perbaikan bale Persantian yang roboh tahun lalu menghabiskan dana Rp 80 juta. Sebab ijuk dan tiang penyangga masih bisa digunakan. *k16
Komentar