Merosot, Minat Milenial pada Karya Lukis
Tidak seperti 5-6 tahun lalu, minat milenial terhadap karya lukisan sebagai properti, mengalami penurunan.
DENPASAR, NusaBali
Perubahan selera milenial terhadap pemenuhan belanja handicraft, ternyata juga berimbas pada sektor seni. Jika di masa lalu, milenial juga menjadikan lukisan sebagai karya seni yang harus dimiliki dan dijadikan investasi, kini milenial meninggalkan lukisan sebagai properti yang harus dimiliki. Pengakuan ini diungkapkan oleh Hendra ‘Sinyo’ Winata, pengamat seni Pulau Dewata, Rabu (8/1/2020).
“Dibandingkan 5-6 tahun lalu, saat ini milenial memang kurang menaruh minat pada karya lukisan,” kata Hendra Winata yang juga pemilik Sinyo Gallery di bilangan Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar.
Pasar lukisan saat ini, lanjut Sinyo, didominasi pembeli usia 40 tahun ke atas. Hal ini berbeda pada dekade lalu, dimana pembeli lukisan berusia 30 tahunan masih mewarnai pasar karya lukis. “Mungkin saat ini perlu strategi lain untuk menjaring konsumen milenial,” kata Sinyo yang sejak duduk di bangku SMA sudah mengoleksi lukisan ini.
Sinyo yang juga pengusaha properti ini pun melempar ide pameran lukisan yang bernuansa kekinian mengikuti cita rasa kaum milenial. “Jadi pameran jangan bersifat kaku, atau bisa juga pameran lukisan dipadukan dengan event yang menarik minat milenial sebagai pancingannya. Misalnya, bisa dipadukan musik,” kata Sinyo yang aktif dalam berbagai yayasan sosial ini.
Meski secara umum terbilang cenderung mengalami penurunan, namun diakui juga bahwa penjualan lukisan, khususnya di galerinya, masih berjalan. Selain dari Jakarta dan kota besar Sumatera, pelanggan lukisan di Sinyo Gallery juga merambah mancanegara. Pelanggan ini diakui adalah mereka yang secara berkala mengunjungi galerinya atau atas rekomendasi relasi. Pasalnya, kata Sinyo, sampai sejauh ini galerinya memang sengaja tidak memiliki website atau ruang pajang di dunia maya. “Customer kami dari luar, di antaranya Belgia dan India,” tutur Sinyo.
Sinyo pun tetap optimis pada tahun 2020 ini, meskipun penjualan turun drastis. “Karena sekarang ekonomi sulit, semuanya terasa mahal. Tapi di balik itu, masih ada kalangan atas yang memiliki dana lebih digunakan untuk kesenangan atau hobi. Jadi tahun 2020 bisnis lukisan tetap akan berjalan,” analisisnya.
Adapun untuk bandrol harga, tersedia dari kisaran Rp 10 juta sampai Rp 250 juta. Dan di antara ragam lukisan tersebutm yang paling diminati adalah bandrol di bawah Rp 50 juta. “Untuk lukisan yang diminati sekarang adalah lukisan impresionis yang jelas bisa dilihat, dipandang mata… indah. Sedangkan yang kontemporer masih ada, untuk rumah-rumah besar,” jelasnya.*mao
“Dibandingkan 5-6 tahun lalu, saat ini milenial memang kurang menaruh minat pada karya lukisan,” kata Hendra Winata yang juga pemilik Sinyo Gallery di bilangan Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar.
Pasar lukisan saat ini, lanjut Sinyo, didominasi pembeli usia 40 tahun ke atas. Hal ini berbeda pada dekade lalu, dimana pembeli lukisan berusia 30 tahunan masih mewarnai pasar karya lukis. “Mungkin saat ini perlu strategi lain untuk menjaring konsumen milenial,” kata Sinyo yang sejak duduk di bangku SMA sudah mengoleksi lukisan ini.
Sinyo yang juga pengusaha properti ini pun melempar ide pameran lukisan yang bernuansa kekinian mengikuti cita rasa kaum milenial. “Jadi pameran jangan bersifat kaku, atau bisa juga pameran lukisan dipadukan dengan event yang menarik minat milenial sebagai pancingannya. Misalnya, bisa dipadukan musik,” kata Sinyo yang aktif dalam berbagai yayasan sosial ini.
Meski secara umum terbilang cenderung mengalami penurunan, namun diakui juga bahwa penjualan lukisan, khususnya di galerinya, masih berjalan. Selain dari Jakarta dan kota besar Sumatera, pelanggan lukisan di Sinyo Gallery juga merambah mancanegara. Pelanggan ini diakui adalah mereka yang secara berkala mengunjungi galerinya atau atas rekomendasi relasi. Pasalnya, kata Sinyo, sampai sejauh ini galerinya memang sengaja tidak memiliki website atau ruang pajang di dunia maya. “Customer kami dari luar, di antaranya Belgia dan India,” tutur Sinyo.
Sinyo pun tetap optimis pada tahun 2020 ini, meskipun penjualan turun drastis. “Karena sekarang ekonomi sulit, semuanya terasa mahal. Tapi di balik itu, masih ada kalangan atas yang memiliki dana lebih digunakan untuk kesenangan atau hobi. Jadi tahun 2020 bisnis lukisan tetap akan berjalan,” analisisnya.
Adapun untuk bandrol harga, tersedia dari kisaran Rp 10 juta sampai Rp 250 juta. Dan di antara ragam lukisan tersebutm yang paling diminati adalah bandrol di bawah Rp 50 juta. “Untuk lukisan yang diminati sekarang adalah lukisan impresionis yang jelas bisa dilihat, dipandang mata… indah. Sedangkan yang kontemporer masih ada, untuk rumah-rumah besar,” jelasnya.*mao
Komentar