Supadma Rudana Serap Aspirasi di Kota Denpasar
Meskipun tidak lagi duduk di Komisi X membidangi pariwisata, pendidikan, adat dan budaya, anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, Putu Supadma Rudana, masih tetap diminta kawal pembangunan/anggaran yang terkait dengan penguatan adat dan budaya Bali.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu muncul di beberapa simakrama yang dihadiri Supadma Rudana di Denpasar, Selasa (7/1) malam. Misalnya saat Wasekjen DPP Demokrat ini bertemu masyarakat di Banjar Buana Desa, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, masyarakat melalui Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Asmara Putra alias Gus Cilik, menyampaikan aspirasi supaya pemerintah daerah, provinsi dan pusat dalam menyalurkan anggaran, maupun membangun infrastruktur lebih memperhatikan kearifan lokal.
Misalnya pengaspalan jalan kabupaten/kota yang seharusnya disosialisasikan kepada masyarakat lebih dulu supaya tidak justru mubazir. Supadma Rudana menyebutkan salah satunya pengaspalan jalan yang melewati kawasan tempat suci seperti Pura, Balai Banjar, Wantilan Desa Adat ditumpuk begitu saja. Padahal harusnya bisa lebih dulu dilakukan pengerukan oleh kontraktor atau rekanan.
"Kalau terus ditumpuk teknik pengaspalannya lama-lama jalannya makin tinggi. Tempat suci Pura atau Balai Banjar jadi terdampak. Kayak sekarang musim hujan, kalau lebih rendah dari jalan ya banjir, kena genangan air yang meluber dari jalan yang lebih tinggi. Ini aspirasi masyarakat di bawah yang selama ini tidak tersampaikan kepada instansi terkait," ujar anggota Komisi VI DPR RI membidangi BUMN ini. *nat
Misalnya pengaspalan jalan kabupaten/kota yang seharusnya disosialisasikan kepada masyarakat lebih dulu supaya tidak justru mubazir. Supadma Rudana menyebutkan salah satunya pengaspalan jalan yang melewati kawasan tempat suci seperti Pura, Balai Banjar, Wantilan Desa Adat ditumpuk begitu saja. Padahal harusnya bisa lebih dulu dilakukan pengerukan oleh kontraktor atau rekanan.
"Kalau terus ditumpuk teknik pengaspalannya lama-lama jalannya makin tinggi. Tempat suci Pura atau Balai Banjar jadi terdampak. Kayak sekarang musim hujan, kalau lebih rendah dari jalan ya banjir, kena genangan air yang meluber dari jalan yang lebih tinggi. Ini aspirasi masyarakat di bawah yang selama ini tidak tersampaikan kepada instansi terkait," ujar anggota Komisi VI DPR RI membidangi BUMN ini. *nat
Komentar