LENTERA: Nutrisi Spiritual Memasuki 2020
Setelah guru besar ekonomi Profesor Richard Easterlin mendalami ekonomi kebahagiaan sejak tahun 1970, ternyata hasilnya penuh paradoks.
Peningkatan pendapatan per kapita di banyak negara, ternyata tidak meningkatkan kualitas kebahagiaan dalam jangka panjang.
Di Amerika Serikat terbuka datanya secara terang benderang bahwa sejak tahun 1990, gaji rata-rata orang AS meningkat pesat. Tapi, pada saat yang sama, ketidakseimbangan mental (mental disorder) di AS juga meningkat pesat. Di negeri ‘sopan dan santun’ Inggris, anak-anak yang terkena sakit mental terus bertambah.
Setelah didalami, ternyata pertumbuhan manusia di luar (baca: mengejar harta dan tahta) telah mensabotase pertumbuhan manusia di dalam. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi menaik yang diharapkan bisa membuat kebahagiaan menaik, ternyata terbalik. Pertumbuhan ekonomi tidak membuat dunia tambah harmoni. Di tengah hamparan data seperti ini, mungkin saatnya untuk melatih diri seimbang antara tumbuh di luar dan tumbuh di dalam.
Ukuran tumbuh di luar sederhana. Dari seimbangnya penerimaan dan pengeluaran, sampai dengan terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder. Sebaliknya, ukuran pertumbuhan di dalam lebih rumit. Apa yang membuat bahagia suami belum tentu membuat bahagia istri. Apa yang disebut cocok sama orangtua, bisa sangat dibenci sama anak-anak. Sebagian anak muda bahkan mengancam pindah agama hanya karena diminta masuk jurusan yang dianggap cocok sama orangtua.
Kendati pelik dan rumit, tidak ada salahnya mulai menyeimbangkan diri melalui self-compassion, memancarkan belas kasih pada diri sendiri. Persisnya, pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di sepanjang sejarah telah membuat banyak manusia memaksa hidupnya terlalu keras, terutama untuk membuat diri selalu lebih baik dibandingkan orang lain. Ujungnya, di mana-mana terlihat mata yang lelah, resah, gelisah, dan marah. Itu juga sebabnya, langkah penyeimbangan diri dimulai dengan self-compassion. Merawat diri secara jauh lebih indah.
Langkah praktisnya, kurangi persaingan berlebihan. Ia hanya akan membuat seseorang terasing dalam tubuh sendiri. Kondisi terasing dalam tubuh sendiri ini telah melahirkan banyak sekali jenis sakit mental. Pada saat yang sama, belajar bertumbuh sesuai dengan panggilan alami masing-masing. Sesederhana kamboja tumbuh alami di tempat kering, lotus tumbuh alami di kolam basah. Di tengah kecenderungan deras di mana pertumbuhan di luar mensabotase pertumbuhan di dalam, inilah saatnya belajar menemukan panggilan alami masing-masing.
Kompas petunjuk arahnya sering disembunyikan di masa kecil. Dari mimpi masa kecil, orang yang mudah menyentuh di masa kecil, mainan masa kecil, sampai memori masa kecil yang terus menerus mengikuti sampai saat ini. Seorang sahabat bercerita bahwa satu-satunya permainan yang tidak pernah kalah ketika kecil adalah main layang-layang. Dari sana terbuka rahasia panggilan alami, agar ia bahagia dalam hidup harus terus menerus melatih diri seimbang di sepanjang perjalanan, terutama karena layang-layang hanya terbang jika seimbang.
Seorang wanita peserta meditasi bercerita bahwa dia dibayangi rasa bersalah terus menerus, karena pernah menggugurkan kandungan saat remaja. Wanita ini diminta mengolah masa lalu kelabu tersebut menjadi benih pertumbuhan. Terutama dengan membangkitkan janji di dalam hati untuk menyayangi anak secara lebih baik nantinya.
Kawan sangat dekat di keluarga Compassion, tidak punya keturunan setelah menikah selama 30 tahun. Pesan ini diolah menjadi panggilan spiritual untuk merawat semua orang yang mau belajar meditasi, selayaknya merawat anak sendiri.
Inilah persisnya langkah-langkah self-compassion yang bisa menghindarkan kecenderungan kuat pertumbuhan di luar mensabotase pertumbuhan di dalam. Ringkasnya, dunia boleh tambah panas oleh ini dan itu, tapi teruslah terhubung dengan mata air tersejuk di dalam diri. Dari rasa terima kasih dan rasa syukur mendalam, sampai dengan mengembangkan rasa berkecukupan. Di atas semuanya, perpaduan anta-ra pikiran yang lentur dengan hati yang bersyukur, mudah membuat seseorang menemukan inner fountain of youth. Sumber mata air di dalam yang membuat Anda bisa awet muda. *
Guruji Gede Prama
Komentar