Sudah 4 Kali Bus Tebakar di Bandara
Dugaan awal kebakaran karena karena hubungan pendek pada kelistrikan mesin bus
MANGUPURA, NusaBali
Kebakaran bus penumpang (Apron Passengers Bus/APB) kembali terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Badung. Pada Jumat (10/1) siang, bus milik dan dioperasionalkan Gapura Angkasa mengeluarkan asap dari bagian mesin dan terbakar saat sedang parkir di Bay 8 bandara setempat.
Dari catatan NusaBali, kejadian bus terbakar di Bandara Ngurah Rai sudah terjadi yang keempat kalinya dalam kurun waktu 5 bulan terakhir.
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim mengungkapkan, insiden kebakaran Apron Pasanggers Bus (APB) ini terjadi pada Jumat (10/1) sekitar pukul 12.40 Wita. Saat itu, APB milik Gapura Angkasa sedang parkir di Bay 8 Bandara Ngurah Rai. Namun, secara tiba-tiba, bus dengan nomor lambung B-250 tersebut mengeluarkan asap pekat dari bagian mesin. Sontak, kejadian itupun membuat sejumlah petugas yang sedang berada di sekitar lokasi langsung berlarian ke arah APB dan mengambil Alat Pemadaman Api Ringan (APAR) untuk melakukan langkah pencegahan.
“Saat kejadian, APB dalam keadaan kosong dan sedang parkir. Petugas kita di lapangan saat mengetahui insiden itu langsung melakukan pemadaman dengan APAR, sehingga kondisi itu bisa langsung dikendalikan dengan cepat. Pada pukul 13.00 Wita sudah dipastikan tidak ada potensi api,” ungkapnya, Jumat (10/1) siang.
Dikatakan, operasional bandara saat insiden kebakaran itu tidak berdampak pada penerbangan. Pun kepulan asap dari APB juga tidak sampai ke area terminal. Guna mengetahui secara pasti penyebab kebakaran itu, Arie mengakui saat ini sudah dalam penanganan Otoritas Bandara (Otban) untuk kepentingan penyelidikan.
“Kalau penyebab, itu sedang diinvestigasi oleh Otban. Jadi, kita tidak bisa berspekulasi terkait peyebabnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Elfi Amir mengungkapkan, insiden kebakaran APB sudah diatensi oleh pihaknya. Pasca kejadian, timnya langsung turun dan mengamankan lokasi kejadian untuk kepentingan investigasi. Selain itu, keterangan sejumlah saksi mulai dari petugas yang ada di lokasi, sopir serta rekaman kamera pengawas juga dianalisa guna mengungkap penyebab pasti kebakaran itu. Apalagi kebakaran ini sudah beberapa kali terjadi di Bandara Ngurah Rai. “Tim Inspektur Jenderal Udara sudah di TKP. Saya lagi di Jakarta, tapi tim sudah melakukan investigasi,” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin.
Pihaknya fokus pada proses internal investigasi dan pembuatan Mandatory Occurrence Report (MOR) yang sedang dilaksanakan oleh AMC dan bagian safety PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk laporan selengkapnya, akan dilaksanakan setelah MOR disampaikan oleh PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Terkait penyebabnya, Kepala Otban Elfi juga mengaku masih menunggu hasil resmi. Meski demikian, dugaan awal karena hubungan pendek pada kelistrikan bus. “Kalau penyebab pastinya masih tunggu hasil investigas dulu,” tegasnya.
Ditanyai terkait usia APB dan tidak layak beroperasi? Elfi kembali menegaskan bahwa masa berlaku APB yang terbakar itu masih tercatat hingga Mei 2020 ini. Meski demikian, mengingat kejadian kebakaran APB milik Gapura Angkasa yang terjadi kali kedua ini, tidak menutup kemungkinan akan diberi sanksi tegas. Namun, hal itu dilakukan kalau dari hasil investigasi resmi adanya indikasi kelalaian. “Harus (diberikan sanksi kalau ditemukan kelalaian,red). Satu sisi juga, kita segera evaluasi menyeluruh. Dalam minggu depan Kabid Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udara akan memanggil seluruh ground handling yakni PT JAS, PT EAS, PT PTN, PT Sari Rahayu Biomantara, PT AFM, PT Excujet, PT Aviasi Angkasa Pura dan PT Gapura Angkasa untuk sosialisasikan Surat Edaran Direktur Bandara, terkait evaluasi menyeluruh, serta pemeliharaan perawatan dan pengoperasian kendaraan,” bebernya.
Dari catatan NusaBali, kebakaran APB (Apron Passenger Bus) di Bandara Ngurah Rai sudah terjadi yang kempat kalinya. Sebelumnya pada 6 September 2019, kebakaran menimpa bus milik Gapura Angkasa, selanjutnya 4 November 2019 kebakaran terjadi pada bus milik maskapai Sriwijaya, dan pada 12 November 2019 bus milik Lion Air mengalami hal yang sama. *dar
Dari catatan NusaBali, kejadian bus terbakar di Bandara Ngurah Rai sudah terjadi yang keempat kalinya dalam kurun waktu 5 bulan terakhir.
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim mengungkapkan, insiden kebakaran Apron Pasanggers Bus (APB) ini terjadi pada Jumat (10/1) sekitar pukul 12.40 Wita. Saat itu, APB milik Gapura Angkasa sedang parkir di Bay 8 Bandara Ngurah Rai. Namun, secara tiba-tiba, bus dengan nomor lambung B-250 tersebut mengeluarkan asap pekat dari bagian mesin. Sontak, kejadian itupun membuat sejumlah petugas yang sedang berada di sekitar lokasi langsung berlarian ke arah APB dan mengambil Alat Pemadaman Api Ringan (APAR) untuk melakukan langkah pencegahan.
“Saat kejadian, APB dalam keadaan kosong dan sedang parkir. Petugas kita di lapangan saat mengetahui insiden itu langsung melakukan pemadaman dengan APAR, sehingga kondisi itu bisa langsung dikendalikan dengan cepat. Pada pukul 13.00 Wita sudah dipastikan tidak ada potensi api,” ungkapnya, Jumat (10/1) siang.
Dikatakan, operasional bandara saat insiden kebakaran itu tidak berdampak pada penerbangan. Pun kepulan asap dari APB juga tidak sampai ke area terminal. Guna mengetahui secara pasti penyebab kebakaran itu, Arie mengakui saat ini sudah dalam penanganan Otoritas Bandara (Otban) untuk kepentingan penyelidikan.
“Kalau penyebab, itu sedang diinvestigasi oleh Otban. Jadi, kita tidak bisa berspekulasi terkait peyebabnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Elfi Amir mengungkapkan, insiden kebakaran APB sudah diatensi oleh pihaknya. Pasca kejadian, timnya langsung turun dan mengamankan lokasi kejadian untuk kepentingan investigasi. Selain itu, keterangan sejumlah saksi mulai dari petugas yang ada di lokasi, sopir serta rekaman kamera pengawas juga dianalisa guna mengungkap penyebab pasti kebakaran itu. Apalagi kebakaran ini sudah beberapa kali terjadi di Bandara Ngurah Rai. “Tim Inspektur Jenderal Udara sudah di TKP. Saya lagi di Jakarta, tapi tim sudah melakukan investigasi,” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin.
Pihaknya fokus pada proses internal investigasi dan pembuatan Mandatory Occurrence Report (MOR) yang sedang dilaksanakan oleh AMC dan bagian safety PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk laporan selengkapnya, akan dilaksanakan setelah MOR disampaikan oleh PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Terkait penyebabnya, Kepala Otban Elfi juga mengaku masih menunggu hasil resmi. Meski demikian, dugaan awal karena hubungan pendek pada kelistrikan bus. “Kalau penyebab pastinya masih tunggu hasil investigas dulu,” tegasnya.
Ditanyai terkait usia APB dan tidak layak beroperasi? Elfi kembali menegaskan bahwa masa berlaku APB yang terbakar itu masih tercatat hingga Mei 2020 ini. Meski demikian, mengingat kejadian kebakaran APB milik Gapura Angkasa yang terjadi kali kedua ini, tidak menutup kemungkinan akan diberi sanksi tegas. Namun, hal itu dilakukan kalau dari hasil investigasi resmi adanya indikasi kelalaian. “Harus (diberikan sanksi kalau ditemukan kelalaian,red). Satu sisi juga, kita segera evaluasi menyeluruh. Dalam minggu depan Kabid Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udara akan memanggil seluruh ground handling yakni PT JAS, PT EAS, PT PTN, PT Sari Rahayu Biomantara, PT AFM, PT Excujet, PT Aviasi Angkasa Pura dan PT Gapura Angkasa untuk sosialisasikan Surat Edaran Direktur Bandara, terkait evaluasi menyeluruh, serta pemeliharaan perawatan dan pengoperasian kendaraan,” bebernya.
Dari catatan NusaBali, kebakaran APB (Apron Passenger Bus) di Bandara Ngurah Rai sudah terjadi yang kempat kalinya. Sebelumnya pada 6 September 2019, kebakaran menimpa bus milik Gapura Angkasa, selanjutnya 4 November 2019 kebakaran terjadi pada bus milik maskapai Sriwijaya, dan pada 12 November 2019 bus milik Lion Air mengalami hal yang sama. *dar
Komentar