Stok Darah di UTD PMI Bali Menipis
Masyarakat Diharapkan Berbagi Lewat Donor Sukarela
Kebutuhan golongan darah O, 120 kantong per hari, tersedia 32 kantong, golongan darah B kebutuhan 80 kantong per hari, tersedia 20 kantong
DENPASAR, NusaBali
Awal tahun 2020 menjadi tantangan bagi Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali. Sebab sejak libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) hingga per 11 Januari 2020, stok darah utamanya golongan darah O dan B sangat menipis. Karena itu, untuk memenuhi permintaan darah dari RSUP Sanglah dan RS swasta di Denpasar serta Badung saat ini UTD PMI Bali harus cermat melakukan pertimbangan agar permintaan tersebut bisa dipenuhi.
Kepala UTD PMI Provinsi Bali, dr AA Sagung Mas Dwipayani Mkes, menjelaskan kondisi stok darah per 11 Januari 2019 memang sangat tipis, jauh dari rata-rata kebutuhan kantong darah per hari. Dia membeberkan, dari kebutuhan golongan darah O sebanyak 120 kantong per hari, yang tersedia saat ini hanya 32 kantong. Sedangkan golongan darah B dibutuhkan sekitar 80 kantong per hari, saat ini hanya tersedia 20 kantong. Sementara stok golongan A dan AB relatif stabil.
Padahal jika melihat persentase, golongan darah O dan B merupakan yang tertinggi populasinya. Berdasarkan data yang dirangkum, golongan darah O populasinya sekitar 45 persen, golongan darah B sebanyak 31,3 persen, golongan darah A 18 persen, serta golongan darah AB hanya 5 persen. Secara keseluruhan, kata dia, kebutuhan darah per bulannya rata-rata 4.200 kantong darah, dan mengalami sedikit peningkatan di tahun 2019, yakni 4.400 per bulan.
Pemakaian darah tertinggi adalah untuk penyakit dalam seperti anemia kronis, hemodialisa (cuci darah), kemoterapi, pendarahan akibat kehamilan, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan cedera karena kecelakaan. “Stok darah di kami terhitung dari akhir bulan Desember 2019 sampai hari ini (kemarin, red) memang sangat tipis. Analisa kami, salah satunya kemungkinan karena padatnya aktivitas para pekerja di instansi ataupun perusahaan pada awal tahun. Termasuk juga karena saat ini peak season, sehingga tidak ada yang berdonor darah. Bahkan TNI-Polri yang biasa kami ajak bermitra, juga fokus melakukan pengamanan di akhir dan awal tahun,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (11/1).
Dikatakan dr Sagung, biasanya kelompok-kelompok donor dari perusahaan ataupun instansi akan mengadakan donor darah saat merayakan hari ulang tahun, hari raya keagamaan maupun peringatan hari besar nasional. Biasanya akan membeludak di bulan Februari, April, Agustus, dan saat puasa Ramadhan.
Saat itu UTD PMI Bali justru stok darah melimpah, bahkan mencapai angka 3.000 kantong darah. Namun untuk di Bulan Januari 2020 ini tidak ada sama sekali instansi ataupun perusahaan yang meminta bantuan untuk donor darah. Sehingga praktis untuk saat ini hanya mengandalkan pendonor yang datang langsung ke UTD PMI Bali.
“Untuk minggu-minggu ini tidak ada kegiatan donor darah bersama yang biasanya dilakukan oleh instansi ataupun perusahaan. Sehingga kami berusaha sekali mengajak masyarakat yang bisa donor untuk berdonor. Sampai saat ini yang langsung donor ke UTD PMI Bali rata-rata 14 orang per hari,” bebernya.
Selain itu, untuk mengatasi menipisnya stok darah, pihaknya juga mengambil langkah menghubungi para pendonor sukarela serta mencari lewat kegiatan mobile unit dan kerjasama dengan rumah sakit yang ada di Denpasar dan Badung. *ind
Awal tahun 2020 menjadi tantangan bagi Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali. Sebab sejak libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) hingga per 11 Januari 2020, stok darah utamanya golongan darah O dan B sangat menipis. Karena itu, untuk memenuhi permintaan darah dari RSUP Sanglah dan RS swasta di Denpasar serta Badung saat ini UTD PMI Bali harus cermat melakukan pertimbangan agar permintaan tersebut bisa dipenuhi.
Kepala UTD PMI Provinsi Bali, dr AA Sagung Mas Dwipayani Mkes, menjelaskan kondisi stok darah per 11 Januari 2019 memang sangat tipis, jauh dari rata-rata kebutuhan kantong darah per hari. Dia membeberkan, dari kebutuhan golongan darah O sebanyak 120 kantong per hari, yang tersedia saat ini hanya 32 kantong. Sedangkan golongan darah B dibutuhkan sekitar 80 kantong per hari, saat ini hanya tersedia 20 kantong. Sementara stok golongan A dan AB relatif stabil.
Padahal jika melihat persentase, golongan darah O dan B merupakan yang tertinggi populasinya. Berdasarkan data yang dirangkum, golongan darah O populasinya sekitar 45 persen, golongan darah B sebanyak 31,3 persen, golongan darah A 18 persen, serta golongan darah AB hanya 5 persen. Secara keseluruhan, kata dia, kebutuhan darah per bulannya rata-rata 4.200 kantong darah, dan mengalami sedikit peningkatan di tahun 2019, yakni 4.400 per bulan.
Pemakaian darah tertinggi adalah untuk penyakit dalam seperti anemia kronis, hemodialisa (cuci darah), kemoterapi, pendarahan akibat kehamilan, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan cedera karena kecelakaan. “Stok darah di kami terhitung dari akhir bulan Desember 2019 sampai hari ini (kemarin, red) memang sangat tipis. Analisa kami, salah satunya kemungkinan karena padatnya aktivitas para pekerja di instansi ataupun perusahaan pada awal tahun. Termasuk juga karena saat ini peak season, sehingga tidak ada yang berdonor darah. Bahkan TNI-Polri yang biasa kami ajak bermitra, juga fokus melakukan pengamanan di akhir dan awal tahun,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (11/1).
Dikatakan dr Sagung, biasanya kelompok-kelompok donor dari perusahaan ataupun instansi akan mengadakan donor darah saat merayakan hari ulang tahun, hari raya keagamaan maupun peringatan hari besar nasional. Biasanya akan membeludak di bulan Februari, April, Agustus, dan saat puasa Ramadhan.
Saat itu UTD PMI Bali justru stok darah melimpah, bahkan mencapai angka 3.000 kantong darah. Namun untuk di Bulan Januari 2020 ini tidak ada sama sekali instansi ataupun perusahaan yang meminta bantuan untuk donor darah. Sehingga praktis untuk saat ini hanya mengandalkan pendonor yang datang langsung ke UTD PMI Bali.
“Untuk minggu-minggu ini tidak ada kegiatan donor darah bersama yang biasanya dilakukan oleh instansi ataupun perusahaan. Sehingga kami berusaha sekali mengajak masyarakat yang bisa donor untuk berdonor. Sampai saat ini yang langsung donor ke UTD PMI Bali rata-rata 14 orang per hari,” bebernya.
Selain itu, untuk mengatasi menipisnya stok darah, pihaknya juga mengambil langkah menghubungi para pendonor sukarela serta mencari lewat kegiatan mobile unit dan kerjasama dengan rumah sakit yang ada di Denpasar dan Badung. *ind
Komentar