Terbentur Kepemilikan Lahan
Pembangunan SMPN 14 Denpasar
DED rampung Provinsi belum lakukan proses hibah
DENPASAR, NusaBali
Pembangunan SMPN 14 Denpasar yang rencananya akan dilakukan mulai April 2020 ini tampaknya masih belum bisa diproses. Lelang yang seharusnya dilakukan Februari 2020 masih terbentur kepemilikan tanah atau lahan. Tanah eks BaliTex di Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur merupakan milik provinsi yang belum dihibahkan ke Pemkot Denpasar hingga saat ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar, I Nyoman Jimmy Sidharta saat dihubungi, Minggu (12/1) mengaku sudah siap untuk melakukan proses pembangunan tahap demi tahap kelanjutan SMPN 14 Denpasar. Pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pembangunan tahap pertama. Detail Engenering Design (DED) bahkan sudah rampung sejak September 2019 lalu.
Namun, eksekusi lelang belum bisa dilakukan karena hibah tanah yang berada di eks BaliTex seluas 47 are tersebut belum dilakukan proses hibah ke Pemkot Denpasar. Dengan proses hibah yang belum diserahkan oleh provinsi, pihaknya pun belum bisa melakukan lelang di Pengadaan Barang Secara Elektronik (LPSE) Kota Denpasar.
Saat ini, kata Jimmy, pihaknya sudah siap dah bahkan sudah proses berkas lelang di LPSE. Namun, jika proses hibah belum juga dilakukan otomatis proses lelang juga ditunda. "Kalau dari kami sudah cukup siap dari DED, anggaran hingga lelang kami sudah persiapkan. Tapi apa daya, tanah yang kami akan bangun itu belum dihibahkan ke Denpasar ya kami tidak berani membangun," ungkapnya.
Dikatakannya, jika hibah tidak segera diproses maka dikhawatirkan pelaksanaan lelang dan proses pembangunan fisik akan molor. Jadwal selesai juga tidak tepat waktu. Sedangkan, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah semakin dekat. "Tujuannya pemerataan sekolah, tapi kalau prosesnya belum selesai kami khawatir ini akan terus mundur. Jadi kami khawatir juga dengan waktu pendek bisa gak nanti diselesaikan oleh rekanan," imbuhnya.
Jimmy mengatakan, tahapan lelang direncanakan mulai bulan Februari hingga Maret 2020. Sehingga pengerjaan fisik bangunan bisa dimulai bulan April 2020 dengan waktu pengerjaan 210 hari. Fisik yang dikerjakan dalam tahap awal jika memang sudah dihibahkan yakni ruang kelas sebanyak 9 ruangan, dan ruang laboratorium sebanyak 6 kelas dan diding pembatas sekolah.
Untuk ruang guru, dan gedung penunjang lainnya baru bisa dilakukan tahun berikutnya karena terbentur anggaran. "Kalau anggaran kami harus kaji kembali karena bahan mulai naik, tahun ini sudah bergeser harga bahannya. Jadi kami cek kembali cukup gak anggaran Rp 15 miliar itu. Tapi kalau kami lihat untuk pembangunan ruang belajar dan dinding pembatas itu nambah lagi 10 persen anggarannya. Sehingga kita akan cek dulu kembali sebatas yang bisa dikerjakan dengan anggaran segitu," ungkapnya.
Untuk pembangunan sekolah hingga selesai keseluruhan, pihaknya masih membutuhkan sekitar Rp 14 miliar lagi. "Kalau tahap lanjutan sepertinya lebih dari Rp 14 miliar lagi yang kami butuhkan. Sekarang kan baru hanya 13 ruangan saja dan pembatas sekolah. Jumlah ruangan sebenarnya rencananya 21 ruangan lebih sedikit dari SMPN 13 Denpasar karena luas tanah juga lebih kecil," ujar Jimmy. *mis
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar, I Nyoman Jimmy Sidharta saat dihubungi, Minggu (12/1) mengaku sudah siap untuk melakukan proses pembangunan tahap demi tahap kelanjutan SMPN 14 Denpasar. Pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pembangunan tahap pertama. Detail Engenering Design (DED) bahkan sudah rampung sejak September 2019 lalu.
Namun, eksekusi lelang belum bisa dilakukan karena hibah tanah yang berada di eks BaliTex seluas 47 are tersebut belum dilakukan proses hibah ke Pemkot Denpasar. Dengan proses hibah yang belum diserahkan oleh provinsi, pihaknya pun belum bisa melakukan lelang di Pengadaan Barang Secara Elektronik (LPSE) Kota Denpasar.
Saat ini, kata Jimmy, pihaknya sudah siap dah bahkan sudah proses berkas lelang di LPSE. Namun, jika proses hibah belum juga dilakukan otomatis proses lelang juga ditunda. "Kalau dari kami sudah cukup siap dari DED, anggaran hingga lelang kami sudah persiapkan. Tapi apa daya, tanah yang kami akan bangun itu belum dihibahkan ke Denpasar ya kami tidak berani membangun," ungkapnya.
Dikatakannya, jika hibah tidak segera diproses maka dikhawatirkan pelaksanaan lelang dan proses pembangunan fisik akan molor. Jadwal selesai juga tidak tepat waktu. Sedangkan, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah semakin dekat. "Tujuannya pemerataan sekolah, tapi kalau prosesnya belum selesai kami khawatir ini akan terus mundur. Jadi kami khawatir juga dengan waktu pendek bisa gak nanti diselesaikan oleh rekanan," imbuhnya.
Jimmy mengatakan, tahapan lelang direncanakan mulai bulan Februari hingga Maret 2020. Sehingga pengerjaan fisik bangunan bisa dimulai bulan April 2020 dengan waktu pengerjaan 210 hari. Fisik yang dikerjakan dalam tahap awal jika memang sudah dihibahkan yakni ruang kelas sebanyak 9 ruangan, dan ruang laboratorium sebanyak 6 kelas dan diding pembatas sekolah.
Untuk ruang guru, dan gedung penunjang lainnya baru bisa dilakukan tahun berikutnya karena terbentur anggaran. "Kalau anggaran kami harus kaji kembali karena bahan mulai naik, tahun ini sudah bergeser harga bahannya. Jadi kami cek kembali cukup gak anggaran Rp 15 miliar itu. Tapi kalau kami lihat untuk pembangunan ruang belajar dan dinding pembatas itu nambah lagi 10 persen anggarannya. Sehingga kita akan cek dulu kembali sebatas yang bisa dikerjakan dengan anggaran segitu," ungkapnya.
Untuk pembangunan sekolah hingga selesai keseluruhan, pihaknya masih membutuhkan sekitar Rp 14 miliar lagi. "Kalau tahap lanjutan sepertinya lebih dari Rp 14 miliar lagi yang kami butuhkan. Sekarang kan baru hanya 13 ruangan saja dan pembatas sekolah. Jumlah ruangan sebenarnya rencananya 21 ruangan lebih sedikit dari SMPN 13 Denpasar karena luas tanah juga lebih kecil," ujar Jimmy. *mis
1
Komentar