Tensi Rendah, Banyak Siswa Gagal Jadi Pendonor
Peringatan HUT ke-7 SMKN 1 Amlapura diisi dengan donor darah berkerjasama dengan PMI Karangasem di aula Lab Asisten Keperawatan, Jalan Veteran Amlapura, Senin (13/1).
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 20 siswa gagal mendonorkan darahnya karena tensinya rendah. Di akhir acara, PMI dapat 45 kantong darah. Masing-masing 40 kantong dari siswa dan 5 kantong dari guru.
Kepala UTD (Unit Transfusi Darah) PMI Cabang Karangasem, dr AA Harry Wijaya mengatakan, sebelum mengambil darah, para siswa menjalani cek tensi. Setelah dinyatakan layak sebagai pendonor, barulah darahnya diambil sekitar 300 cc. Syarat sebagai pendonor dalam kondisi sehat, tidak batuk, tidak demam, tidak dalam keadaan badan lagi panas atau meriang. Siswi yang diperbolehkan sebagai pendonor yakni tidak dalam keadaan datang bulan, sementara ibu guru tidak dalam datang bulan, menyusui, dan hamil. “Jika darahnya tidak didonorkan, pada akhirnya darah itu akan mati jadi kotoran kemudian diganti dengan sel darah yang baru,” kata AA Harry Wijaya.
Sedangkan jika darahnya didonorkan, akan kembali tergantikan dengan darah baru. Petugas Bidang Administrasi UTD PMI Cabang Karangasem I Wayan Bagiada mengatakan, biasanya menggelar donor darah di sekolah dengan melibatkan peserta pendatang baru, banyak yang gagal ikut mendonorkan darahnya. “Ini termasuk cukup banyak siswa yang berhasil sebagai pendonor,” jelasnya. Setiap siswa yang ikut donor darah dan darahnya berhasil diambil, dapat kartu dari PMI Cabang Karangasem. Dalam kartu tertuang agar ikut acara donor darah secara rutin, setiap dua bulan sekali.
Siswi kelas XII AK (Asisten Keperawatan) 2 Ni Putu Yulia Mentari mengaku senang bisa mendonorkan darahnya. Tercatat sebanyak 60 siswa yang mendaftar kebanyakan siswi dan belasan guru, termasuk Kasek I Wayan Artana yang ikut donor darah. *k16
Kepala UTD (Unit Transfusi Darah) PMI Cabang Karangasem, dr AA Harry Wijaya mengatakan, sebelum mengambil darah, para siswa menjalani cek tensi. Setelah dinyatakan layak sebagai pendonor, barulah darahnya diambil sekitar 300 cc. Syarat sebagai pendonor dalam kondisi sehat, tidak batuk, tidak demam, tidak dalam keadaan badan lagi panas atau meriang. Siswi yang diperbolehkan sebagai pendonor yakni tidak dalam keadaan datang bulan, sementara ibu guru tidak dalam datang bulan, menyusui, dan hamil. “Jika darahnya tidak didonorkan, pada akhirnya darah itu akan mati jadi kotoran kemudian diganti dengan sel darah yang baru,” kata AA Harry Wijaya.
Sedangkan jika darahnya didonorkan, akan kembali tergantikan dengan darah baru. Petugas Bidang Administrasi UTD PMI Cabang Karangasem I Wayan Bagiada mengatakan, biasanya menggelar donor darah di sekolah dengan melibatkan peserta pendatang baru, banyak yang gagal ikut mendonorkan darahnya. “Ini termasuk cukup banyak siswa yang berhasil sebagai pendonor,” jelasnya. Setiap siswa yang ikut donor darah dan darahnya berhasil diambil, dapat kartu dari PMI Cabang Karangasem. Dalam kartu tertuang agar ikut acara donor darah secara rutin, setiap dua bulan sekali.
Siswi kelas XII AK (Asisten Keperawatan) 2 Ni Putu Yulia Mentari mengaku senang bisa mendonorkan darahnya. Tercatat sebanyak 60 siswa yang mendaftar kebanyakan siswi dan belasan guru, termasuk Kasek I Wayan Artana yang ikut donor darah. *k16
1
Komentar