Rochineng-Ariadi Menguat
Skenario paket Ketut Rochineng-Gede Ariadi untuk diusung sebagai pasangan Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng kembali menguat pasca terbentuknya koalisi Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS menuju Pilkada 2017.
Paket Surya dan Paket Yus-Marwati Klaim Penuhi Dukungan KTP ke Jalur Independen
SINGARAJA, NusaBali
Pasangan Rochineng-Ariadi yang kemungkinan diusung Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS ini diskenariokan akan tarung head to head melawan paket incumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra alias PAS-Sutji (yang diusung PDIP bersama Hanura-NasDdem).
Koalisi Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS resmi terbentuk setelah nota kesepakatan ditandatangani di Denpasar, Minggu (31/7) malam. Informasinya, dalam penandata-nganan kesepakatan koalisi malam itu, juga disepakati untuk mengusung Ketut Rochineng sebagai Cabup Buleleng. Ketut Rochineng merupakan kandidat non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali.
Sedangkan untuk posisi Cawabup Buleleng, belum diputuskan dalam pertemuan malam itu, karena masih menunggu hasil survei kandidat. Namun, nama Gede Ariadi disebut-sebut paling berpotensi menjadi tandem Rochineng di posisi Cawabup Buleleng. Alasannya, sejak awal sudah muncul skenario mengusung Rochineng-Ariadi.
Gede Ariadi merupakan kader Beringin asal Kelurahan Kendram Kota Singaraja, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng 2016-2021. Putra sulung mantan Bupati Buleleng (2002-2007, 2007-2012) Putu Bagiada ini sempat diusung Golkar sebagai Cabup Buleleng di Pilkada 2012 lalu, namun dipecundangi PAS-Sutji dari PDIP.
Skenario awal, Ariadi akan maju melalui Golkar, sementara Rochineng dicalonkan melalui Demokrat. Ariadi sendiri telah kantongi rekomendasi sebagai Cawabup Buleleng saat Musda Golkar Buleleng, 30 Juli 2016 lalu. “Pasangan Rochineng-Ariadi ini dianggap mampu saingi paket incumbent PAS-Sutji dalam tarung head to head di Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 mendatang. Sedangkan pasangan calon dari jalur Independen kemungkinan tidak lolos ke Pilkada Buleleng 2017, sehingga terjadi tar7ung head to head,” ujar sumber NusaBali dari lingkaran parpol koalisi di Singaraja, Jumat (5/8).
Sejauh ini, ada dua pasangan calon yang telah mendeklarasikan kesiapannya maju melalui jalur Independen ke Pilkada Buleleng 2017. Mereka masing-masing pasangan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) dan I Gusti Ketut Adi Yustika Ariawan-Ni Luh Made Marwati (Paket Yus-Marwati).
Dewa Sukrawan merupakan politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng mantan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015 sekaligus Ketua DPRD Buleleng 2009-2014, yang kini menjabat Bendahara DPD PDIP Bali. Sedangkan Gede Dharma Wijaya adalah politisi Demokrat asal Kelurahan Astina, Kecamatan Buleleng mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2006-2011 yang sekaligus Wakil Ketua DPRD Buleleng 2009-2014. Dharma Wijaya merupakan suami dari Srikandi Demokrat Ni Putu Tutik Kusuma Wardani, mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2012.
Sebaliknya, IGK Adi Yustika Ariawan merupakan pengusaha muda jual beli mobil mewah asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng. Sementara Luh Made Marwati adalah ibu rumah tangga asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng yang kesehariannya bos loper koran di Jalan Diponegoro Singaraja. Baik Paket Yus-Marwati maupun Paket Surya sama-sama mengaku siap dengan semua syarat yang ditetapkan KPU Buleleng.
Dikonfirmasi NusaBali sendiri terpisah di Singaraja, Jumat kemariun, Ketua DPD II Golkar Buleleng, Putu Singyen, mengakui pihaknya belum menentukan nama kandidat Cabup-Cawabup ke Pilkada 2017. Menurut Putu Singyen, dalam pertemuan teken kesepakatan koalisi di Denpasar beberapa waktu lalu, sempat tercetus untuk membuka pendaftaran kandidat calon bersama dengan koalisi. Namun, karena jadwal pendaftaran calon ke KPU Buleleng sudah mempet, kemungkinan nanti paket calon akan ditetapkan koalisi tanpa proses pendaftaran.
“Memang nama Pak Ketut Rochineng muncul dalam pertemuan di Denpasar malam itu. Tapi, belum ada keputusan untuk mengusungnya. Nantilah, lihat saja siapa yang kita usung koalisi,” tandas politisi asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng (sekampung dengan Rochineng) yang baru sebulan memimpin DPD II Golkar Buleleng ini.
Sebaliknya, Ketut Rochineng mengakui dirinya sudah ditetapkan sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017. “Ya, betul saya sudah pasti diusung koalisi Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS-PKB,” ujar Rochineng kepada NusaBali via SMS, Jumat malam.
Menurut Rochineng, dirinya dihubungi langsung Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, terkait masalah posisi Cabup Buleleng ini. “Saya sudah dihubungi Pak Sudikerta terkait pencalonan niki,” beber Rochineng seraya mengaku sedang lakukan persembahyangan keliling ke berbagai pura tadi malam.
Sementara itu, kandidat Cabup Buleleng dari jalur Independen, Dewa Nyoman Su-krawan, menyatakan optimis bisa melewati semua tantangan dalam pencalonannya hingga bisa berlaga di Pilkada 2017. Dewa Sukrawan mengakui banyak tantangan dalam pencaloannya, baik saat mencari dukungan maupun saat pendaftaran.
Bagi Dewa Sukrawan, mendaftar lewat jalur Independen bagaikan melewati lorong yang sempit. "Ibaratnya, kalau lubang yang kecil ini bisa saya lewati (lolos verifikasi faktual dukungan KTP), niscaya semua peta politik itu akan berubah. Apa pun tantangannya, itulah risiko yang harus saya jalani. Ini namanya sebuah perjuangan," tegas Sukrawan yang mantan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) bali 2013 saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Sukrawan menyatakan pihaknya akan taat dan patuhi semua kententuan yang ada di KPU Buleleng dalam pencalonanya. Sukrawan juga mengaku telah mempelajari semua peraturan yang ada di KPU, sehingga seluruh kententuan itu sudah diantipasinya. "Mohon dukungan nya saja nanti, mudah-mudahan dalam verifikasi faktual nanti lolos," pintanya.
Paparan senada juga disampaikan kandidat Cabup Buleleng dari jalur Independen lainnya, IGK Adi Yustika. Menurut pengusaha muda berusia 34 tahun ini, dukungan KTP yang disiapkan sudah disusun sesuai dengan kententuan KPU per desa. "Kami sudah siap, semuanya nanti kita serahkan. Kita akan ikuti mekanisme dan aturan yang ada di KPU," tandas Adi Yustika.
“Astungkara, sudah siap. Tinggal menunggu dewasa ayu (hari baik) saja untuk me-nyerahkan syarat dukungan KTP masyarakat Buleleng ke KPU. Pokoknya, sebelum 10 Agustus semuanya sudah beres. Mohon doanya nggih,” lanjut Adi Yustika sembari mengaku jumlah dukungan KTP-nya sudah terpenuhi sesuai syarat minimal 40.283 KTP. * k19,edy
SINGARAJA, NusaBali
Pasangan Rochineng-Ariadi yang kemungkinan diusung Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS ini diskenariokan akan tarung head to head melawan paket incumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra alias PAS-Sutji (yang diusung PDIP bersama Hanura-NasDdem).
Koalisi Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS resmi terbentuk setelah nota kesepakatan ditandatangani di Denpasar, Minggu (31/7) malam. Informasinya, dalam penandata-nganan kesepakatan koalisi malam itu, juga disepakati untuk mengusung Ketut Rochineng sebagai Cabup Buleleng. Ketut Rochineng merupakan kandidat non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali.
Sedangkan untuk posisi Cawabup Buleleng, belum diputuskan dalam pertemuan malam itu, karena masih menunggu hasil survei kandidat. Namun, nama Gede Ariadi disebut-sebut paling berpotensi menjadi tandem Rochineng di posisi Cawabup Buleleng. Alasannya, sejak awal sudah muncul skenario mengusung Rochineng-Ariadi.
Gede Ariadi merupakan kader Beringin asal Kelurahan Kendram Kota Singaraja, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng 2016-2021. Putra sulung mantan Bupati Buleleng (2002-2007, 2007-2012) Putu Bagiada ini sempat diusung Golkar sebagai Cabup Buleleng di Pilkada 2012 lalu, namun dipecundangi PAS-Sutji dari PDIP.
Skenario awal, Ariadi akan maju melalui Golkar, sementara Rochineng dicalonkan melalui Demokrat. Ariadi sendiri telah kantongi rekomendasi sebagai Cawabup Buleleng saat Musda Golkar Buleleng, 30 Juli 2016 lalu. “Pasangan Rochineng-Ariadi ini dianggap mampu saingi paket incumbent PAS-Sutji dalam tarung head to head di Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 mendatang. Sedangkan pasangan calon dari jalur Independen kemungkinan tidak lolos ke Pilkada Buleleng 2017, sehingga terjadi tar7ung head to head,” ujar sumber NusaBali dari lingkaran parpol koalisi di Singaraja, Jumat (5/8).
Sejauh ini, ada dua pasangan calon yang telah mendeklarasikan kesiapannya maju melalui jalur Independen ke Pilkada Buleleng 2017. Mereka masing-masing pasangan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) dan I Gusti Ketut Adi Yustika Ariawan-Ni Luh Made Marwati (Paket Yus-Marwati).
Dewa Sukrawan merupakan politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng mantan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015 sekaligus Ketua DPRD Buleleng 2009-2014, yang kini menjabat Bendahara DPD PDIP Bali. Sedangkan Gede Dharma Wijaya adalah politisi Demokrat asal Kelurahan Astina, Kecamatan Buleleng mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2006-2011 yang sekaligus Wakil Ketua DPRD Buleleng 2009-2014. Dharma Wijaya merupakan suami dari Srikandi Demokrat Ni Putu Tutik Kusuma Wardani, mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2012.
Sebaliknya, IGK Adi Yustika Ariawan merupakan pengusaha muda jual beli mobil mewah asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng. Sementara Luh Made Marwati adalah ibu rumah tangga asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng yang kesehariannya bos loper koran di Jalan Diponegoro Singaraja. Baik Paket Yus-Marwati maupun Paket Surya sama-sama mengaku siap dengan semua syarat yang ditetapkan KPU Buleleng.
Dikonfirmasi NusaBali sendiri terpisah di Singaraja, Jumat kemariun, Ketua DPD II Golkar Buleleng, Putu Singyen, mengakui pihaknya belum menentukan nama kandidat Cabup-Cawabup ke Pilkada 2017. Menurut Putu Singyen, dalam pertemuan teken kesepakatan koalisi di Denpasar beberapa waktu lalu, sempat tercetus untuk membuka pendaftaran kandidat calon bersama dengan koalisi. Namun, karena jadwal pendaftaran calon ke KPU Buleleng sudah mempet, kemungkinan nanti paket calon akan ditetapkan koalisi tanpa proses pendaftaran.
“Memang nama Pak Ketut Rochineng muncul dalam pertemuan di Denpasar malam itu. Tapi, belum ada keputusan untuk mengusungnya. Nantilah, lihat saja siapa yang kita usung koalisi,” tandas politisi asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng (sekampung dengan Rochineng) yang baru sebulan memimpin DPD II Golkar Buleleng ini.
Sebaliknya, Ketut Rochineng mengakui dirinya sudah ditetapkan sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017. “Ya, betul saya sudah pasti diusung koalisi Golkar-Demokrat-PPP-PAN-PKS-PKB,” ujar Rochineng kepada NusaBali via SMS, Jumat malam.
Menurut Rochineng, dirinya dihubungi langsung Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, terkait masalah posisi Cabup Buleleng ini. “Saya sudah dihubungi Pak Sudikerta terkait pencalonan niki,” beber Rochineng seraya mengaku sedang lakukan persembahyangan keliling ke berbagai pura tadi malam.
Sementara itu, kandidat Cabup Buleleng dari jalur Independen, Dewa Nyoman Su-krawan, menyatakan optimis bisa melewati semua tantangan dalam pencalonannya hingga bisa berlaga di Pilkada 2017. Dewa Sukrawan mengakui banyak tantangan dalam pencaloannya, baik saat mencari dukungan maupun saat pendaftaran.
Bagi Dewa Sukrawan, mendaftar lewat jalur Independen bagaikan melewati lorong yang sempit. "Ibaratnya, kalau lubang yang kecil ini bisa saya lewati (lolos verifikasi faktual dukungan KTP), niscaya semua peta politik itu akan berubah. Apa pun tantangannya, itulah risiko yang harus saya jalani. Ini namanya sebuah perjuangan," tegas Sukrawan yang mantan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) bali 2013 saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Sukrawan menyatakan pihaknya akan taat dan patuhi semua kententuan yang ada di KPU Buleleng dalam pencalonanya. Sukrawan juga mengaku telah mempelajari semua peraturan yang ada di KPU, sehingga seluruh kententuan itu sudah diantipasinya. "Mohon dukungan nya saja nanti, mudah-mudahan dalam verifikasi faktual nanti lolos," pintanya.
Paparan senada juga disampaikan kandidat Cabup Buleleng dari jalur Independen lainnya, IGK Adi Yustika. Menurut pengusaha muda berusia 34 tahun ini, dukungan KTP yang disiapkan sudah disusun sesuai dengan kententuan KPU per desa. "Kami sudah siap, semuanya nanti kita serahkan. Kita akan ikuti mekanisme dan aturan yang ada di KPU," tandas Adi Yustika.
“Astungkara, sudah siap. Tinggal menunggu dewasa ayu (hari baik) saja untuk me-nyerahkan syarat dukungan KTP masyarakat Buleleng ke KPU. Pokoknya, sebelum 10 Agustus semuanya sudah beres. Mohon doanya nggih,” lanjut Adi Yustika sembari mengaku jumlah dukungan KTP-nya sudah terpenuhi sesuai syarat minimal 40.283 KTP. * k19,edy
1
Komentar