Kepiting Langka Ditemukan di Goa Pura Giri Putri, Desa Pakraman Suana, Kecamatan Nusa Penida
Versi I Gede Bayu Wirayudha, Founder & CEO Friends of the National Parks Fundation, populasi kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini diprediksi masih tersisa hanya 37 ekor
SEMARAPURA, NusaBali
Habitat kepiting unik dan langka ditemukan di kawasan Goa Pura Giri Putri, Banjar Karangsari, Desa Pakraman Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Kepiting mungil yang panjangnya tidak sampai 1 cm ini memiliki capit berwarna oranye dan kaki panjang. Kepiting langka ini masuk dalam kategori Akademik, yakni spesies yang hanya bisa ditemukan di satu geografis tertentu saja.
Kepiting unik di Goa Pura Giri Putri, Banjar Karangsari, Desa Pakraman Suana, Nusa Penida ini pertama kali ditemukan seorang wisatawan asing ketika menjelajah Goa Pura Giri Putri tahun 1993 silam. Kebetulan, wisatawan asing itu berprofesi sebagai seorang peneliti.
Setelah sang peneliti mengambil beberapa sampel gambar, jenis kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini kemudian dicocokkan dengan spesies kepiting langka yang ada di Filipina. Namun, melalui penelusuri secara morphologis, kedua kepiting langka tersebut berasal dari spesies berbeda.
Sejak itu, kepiting unik di Goa Pura Giri Putri ini mulai jadi perbincangan ilmiah kalangan peneliti. Sejumlah ahli Biologi juga berdatangan ke habitan kepiting akademik di Goa Puri Giri Putri di kawasan seberang Nusa Penida. Bahkan, I Gede Bayu Wirayudha, Founder & CEO Friends of the National Parks Fundation (FNPF), Yayasan Pecinta Taman Nasional, juga tak ketinggalan meninjau habitat kepiting akademik di Goa Pura Giri Putri, Kamis (4/8).
Malamnya, Gede Bayu Wirayudha kembali mengantar keluarga Kerajaan Belanda, yakni Princess Laurentien dan Prince Costantijn beserta ketiga anaknya, melihat langsung spesies kepiting langka di habitasnya areal Goa Pura Giri Putri di Nusa Penida. Mereka didampingi Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Klungkung I Ketut Sujana, Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Kepala UPT Kawasan Koservasi Perairan Nusa Penida I Nyoman Karyawan, dan relawan Yayasan FNPF.
“Kabar soal keberadaan kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini sekarang menjadi perbincangan hangat di kancah internasional dan menarik minat para peneliti tingkat internasional,” ujar Gede Bayu Wirayudha saat dihubungi NusaBali seusai meninjau Goa Pura Giri Putri, Kamis malam.
Menurut Bayu Wirayudha, International Union The Conservation of Nature (IUCN), yakni perkumpulan koservasi alam internasional, juga menempatkan kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini ke dalam daftar merah. Artinya, kepiting langka ini masuk red list of threatened species (kategori terancam punah).
Hal ini, kata Bayu, sesuai dengan sampel data per 20 Agustus 2013, yang dipublikasikan oleh IUCN tahun 2015 lalu. Nama kepiting langka di Goa Pura Giri Putri tersebut dalam bahasa ilmiah disebut Karstama Balicum dan Embi. Sedangkan untuk spesies kepiting langka yang ditemukan di Filipina, disebut Karstarma Baholano dan Karstama Pahilippinarum. “Ini memang masih dalam penelitian labih lanjut. Namun, sering terjadi setelah DNA diuji, bisa juga sama, juga bisa tidak,” ujar peneliti asal Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar ini.
Disinggung soal perbedaan antara kepiting langka di Goa Pura Giri Putri dengan yang ada di Filipina, menurut Bayu, pihaknya belum berani memastikan. Sebab, dia menduga isolasi geografis yang menyebabkan kedua spesies ini jadi berbeda. “Sepintas, memang nampak sama. Tapi, untuk jelasnya, silakan cek langsung ke online,” saran Bayu. Bayu memaparkan, spesies kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini merupakan jenis andemik. Sesuai data penelitian, populasi kepiting langka ini diprediksi masih tersisa hanya 37 ekor.
Kepiting ini memang sulit untuk ditemukan, baik oleh warga lokal maupun pamedek (umat yang tangkil sembahyang) ke Goa Pura Giri Putri. Bayu mengimbau jika ada warga yang kebetulan berjumpa spesies kepiting andemik tersebut, agar tidak mengganggu atau membunuhnya. “Mari kita bersama-sama menjaga keberlangsungan spesies kepiting langka ini dan lingkungannya,” pinta Bayu. * w
Habitat kepiting unik dan langka ditemukan di kawasan Goa Pura Giri Putri, Banjar Karangsari, Desa Pakraman Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Kepiting mungil yang panjangnya tidak sampai 1 cm ini memiliki capit berwarna oranye dan kaki panjang. Kepiting langka ini masuk dalam kategori Akademik, yakni spesies yang hanya bisa ditemukan di satu geografis tertentu saja.
Kepiting unik di Goa Pura Giri Putri, Banjar Karangsari, Desa Pakraman Suana, Nusa Penida ini pertama kali ditemukan seorang wisatawan asing ketika menjelajah Goa Pura Giri Putri tahun 1993 silam. Kebetulan, wisatawan asing itu berprofesi sebagai seorang peneliti.
Setelah sang peneliti mengambil beberapa sampel gambar, jenis kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini kemudian dicocokkan dengan spesies kepiting langka yang ada di Filipina. Namun, melalui penelusuri secara morphologis, kedua kepiting langka tersebut berasal dari spesies berbeda.
Sejak itu, kepiting unik di Goa Pura Giri Putri ini mulai jadi perbincangan ilmiah kalangan peneliti. Sejumlah ahli Biologi juga berdatangan ke habitan kepiting akademik di Goa Puri Giri Putri di kawasan seberang Nusa Penida. Bahkan, I Gede Bayu Wirayudha, Founder & CEO Friends of the National Parks Fundation (FNPF), Yayasan Pecinta Taman Nasional, juga tak ketinggalan meninjau habitat kepiting akademik di Goa Pura Giri Putri, Kamis (4/8).
Malamnya, Gede Bayu Wirayudha kembali mengantar keluarga Kerajaan Belanda, yakni Princess Laurentien dan Prince Costantijn beserta ketiga anaknya, melihat langsung spesies kepiting langka di habitasnya areal Goa Pura Giri Putri di Nusa Penida. Mereka didampingi Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Klungkung I Ketut Sujana, Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Kepala UPT Kawasan Koservasi Perairan Nusa Penida I Nyoman Karyawan, dan relawan Yayasan FNPF.
“Kabar soal keberadaan kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini sekarang menjadi perbincangan hangat di kancah internasional dan menarik minat para peneliti tingkat internasional,” ujar Gede Bayu Wirayudha saat dihubungi NusaBali seusai meninjau Goa Pura Giri Putri, Kamis malam.
Menurut Bayu Wirayudha, International Union The Conservation of Nature (IUCN), yakni perkumpulan koservasi alam internasional, juga menempatkan kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini ke dalam daftar merah. Artinya, kepiting langka ini masuk red list of threatened species (kategori terancam punah).
Hal ini, kata Bayu, sesuai dengan sampel data per 20 Agustus 2013, yang dipublikasikan oleh IUCN tahun 2015 lalu. Nama kepiting langka di Goa Pura Giri Putri tersebut dalam bahasa ilmiah disebut Karstama Balicum dan Embi. Sedangkan untuk spesies kepiting langka yang ditemukan di Filipina, disebut Karstarma Baholano dan Karstama Pahilippinarum. “Ini memang masih dalam penelitian labih lanjut. Namun, sering terjadi setelah DNA diuji, bisa juga sama, juga bisa tidak,” ujar peneliti asal Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar ini.
Disinggung soal perbedaan antara kepiting langka di Goa Pura Giri Putri dengan yang ada di Filipina, menurut Bayu, pihaknya belum berani memastikan. Sebab, dia menduga isolasi geografis yang menyebabkan kedua spesies ini jadi berbeda. “Sepintas, memang nampak sama. Tapi, untuk jelasnya, silakan cek langsung ke online,” saran Bayu. Bayu memaparkan, spesies kepiting langka di Goa Pura Giri Putri ini merupakan jenis andemik. Sesuai data penelitian, populasi kepiting langka ini diprediksi masih tersisa hanya 37 ekor.
Kepiting ini memang sulit untuk ditemukan, baik oleh warga lokal maupun pamedek (umat yang tangkil sembahyang) ke Goa Pura Giri Putri. Bayu mengimbau jika ada warga yang kebetulan berjumpa spesies kepiting andemik tersebut, agar tidak mengganggu atau membunuhnya. “Mari kita bersama-sama menjaga keberlangsungan spesies kepiting langka ini dan lingkungannya,” pinta Bayu. * w
Komentar