Selain Vila, Sejumlah Bar Juga Terindikasi Khusus Gay
Satpol PP Belum Punya Regulasi Masuk Ranah Privasi
Setelah mencuat kasus vila yang mengiklankan layanan khusus pasangan sesama jenis alias gay di kawasan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, kini sejumlah bar/kafe menjadi sorotan karena terindikasi khusus tamu pasangan sejenis.
MANGUPURA, NusaBali
Menyikapi hal itu, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung belum bisa menindak bar yang terindikasi demikian. Hal ini disebabkan tidak ada rincian khusus dalam Perda maupun Perbup.
Kepala Satpol PP Kabupaten Badung I Gusti Agung Kerta Suryanegara, mengemukakan keberadaan sejumlah bar yang terindikasi khusus gay yang ada di Seminyak, menjadi bahan pembahasan dalam rapat dengan DPRD Badung pada Rabu (15/1). Namun keberadaan bar itu masih sebatas informasi dari mulut ke mulut alias belum dilakukan penindakan di lapangan. Penyebabnya, tidak ada aturan yang secara spesifik dalam peraturan daerah (Perda) atau peraturan bupati (Perbup).
“Memang informasi dari mulut ke mulut itu terkait keberadaan bar khusus gay sudah lama. Tapi tidak sevulgar (vila) kemarin. Sampai saat ini kami belum bisa menyentuh ranah privasi,” ungkapnya, Rabu (15/1) sore.
Diakuinya, dalam rapat dengan Komisi II DPRD Badung pada Rabu kemarin, dibeberkan kalau ingin masuk ke ranah privasi, tentu harus ada regulasi yang jelas. Sehingga petugas di lapangan memiliki landasan hukum untuk melakukan penindakan. Selain itu juga perlu pembahasan khusus nantinya, agar tidak menjadi polemik baru.
“Kami bertindak berdasarkan aturan. Kami bergerak karena sudah ada landasan hukumnya. Tapi, kalau melakukan penindakan tanpa ada dasar, itu bisa jadi bumerang nantinya,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra menyatakan keberadaan pasangan sesama jenis alias gay, sejatinya menjadi pasar potensial. Namun, hal itu perlu menjadi perhatian serius dan harus ada berbagai kajian mendalam, tentunya dengan unsur budayawan dan komponen lainnya. Pasalnya, pariwisata Bali adalah wisata budaya. “Ini sebenarnya pasar potensial. Tapi, harus ada kajian mendalam. Kalau contohnya di Eropa dan Thailand memiliki klub atau komunitas. Namun, kita di sini branding-nya adalah wisata budaya,” ungkapnya. *dar
Menyikapi hal itu, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung belum bisa menindak bar yang terindikasi demikian. Hal ini disebabkan tidak ada rincian khusus dalam Perda maupun Perbup.
Kepala Satpol PP Kabupaten Badung I Gusti Agung Kerta Suryanegara, mengemukakan keberadaan sejumlah bar yang terindikasi khusus gay yang ada di Seminyak, menjadi bahan pembahasan dalam rapat dengan DPRD Badung pada Rabu (15/1). Namun keberadaan bar itu masih sebatas informasi dari mulut ke mulut alias belum dilakukan penindakan di lapangan. Penyebabnya, tidak ada aturan yang secara spesifik dalam peraturan daerah (Perda) atau peraturan bupati (Perbup).
“Memang informasi dari mulut ke mulut itu terkait keberadaan bar khusus gay sudah lama. Tapi tidak sevulgar (vila) kemarin. Sampai saat ini kami belum bisa menyentuh ranah privasi,” ungkapnya, Rabu (15/1) sore.
Diakuinya, dalam rapat dengan Komisi II DPRD Badung pada Rabu kemarin, dibeberkan kalau ingin masuk ke ranah privasi, tentu harus ada regulasi yang jelas. Sehingga petugas di lapangan memiliki landasan hukum untuk melakukan penindakan. Selain itu juga perlu pembahasan khusus nantinya, agar tidak menjadi polemik baru.
“Kami bertindak berdasarkan aturan. Kami bergerak karena sudah ada landasan hukumnya. Tapi, kalau melakukan penindakan tanpa ada dasar, itu bisa jadi bumerang nantinya,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra menyatakan keberadaan pasangan sesama jenis alias gay, sejatinya menjadi pasar potensial. Namun, hal itu perlu menjadi perhatian serius dan harus ada berbagai kajian mendalam, tentunya dengan unsur budayawan dan komponen lainnya. Pasalnya, pariwisata Bali adalah wisata budaya. “Ini sebenarnya pasar potensial. Tapi, harus ada kajian mendalam. Kalau contohnya di Eropa dan Thailand memiliki klub atau komunitas. Namun, kita di sini branding-nya adalah wisata budaya,” ungkapnya. *dar
Komentar