Teruna Denpasar Ukir Prestasi Hingga ke Taiwan
Runner Up pada ajang bergengsi Teruna-Teruni Denpasar 2019 berhasil mengukir prestasi ajang penelitian di Taiwan.
DENPASAR, NusaBali.com
Namanya I Putu Yudhi Artha Wijayakusuma. Dirinya merupakan mahasiswa semester enam jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Baru-baru ini, dirinya mengharumkan nama Bali setelah memenangkan medali emas dalam 2019 Kaohsiung International Invention and Design Expo di Taiwan atas penelitian yang dilakukannya, yakni, Bali Local Seeds Bank.
Namun selain merupakan mahasiswa di Universitas Udayana, Yudhi juga merupakan 2nd Runner Up pada ajang bergengsi Teruna-Teruni Denpasar 2019. Tak hanya itu, teruna Denpasar ini juga merupakan Bagus Berbakat dalam ajang pageant di kampusnya, Universitas Udayana. “Keberangkatan saya kemarin juga berkat support dari teman-teman di Teruna Teruni Denpasar,” ujar teruna asal Desa Baturiti Tabanan ini.
Selain meraih medali emas dalam kompetisi tersebut, tim yang terdiri dari tiga mahasiswa yakni Yudhi Artha, Mazroathul Kusni, dan Claudia Angel Marpaung ini juga menerima sertifikat penghargaan oleh Sri Lanka melalui Sri Lankan Special Award sebagai pengakuan negara Sri Lanka atas penelitiannya dalam event yang berlangsung pada 6-8 Desember 2019 tersebut.
Penelitian yang dilakukan Yudhi beserta timnya merupkan penelitian yang berbasis local wisdom, yang mana Bali Local Seeds Bank ini merupakan bank untuk benih-benih bibit lokal tanaman Bali yang mulai tergantikan dengan bibit GMO dan hibrid. “Tanaman-tanaman yang diuji-cobakan merupakan tanaman yang dibutuhkan oleh orang Bali dalam melaksanakan upacara, seperti gemitir dan mentimun. Berikutnya kami akan kembangkan untuk jenis pisang kayu,” lanjut Yudhi.
Adapun penelitian ini berawal dari penelitian yang dirancang oleh salah seorang kakak kelas Yudhi Artha, yakni Ida Bagus Wahyu Permana. “Sekarang tinggal bagaimana kami mengembangkan dan merealisasikannya, memang sebelumnya sudah ada tapi kami merombak hampir 75% dengan faktor sosial dan ekonomi yang sesuai dengan jaman sekarang, yaitu dengan oendekatan sosial media dan aplikasi untuk generasi milenial,” lanjutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Yudhi dkk ini sebelumnya sudah pernah dipresentasikan dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Brawijaya pada 2018 dan sukses mengantarkannya sebagai juara I. “Sebelumnya saya pernah presentasikan ini di UB, namun pada saat itu belum ada sentuhan penggunaan digitalnya,” ungkap alumnus SMAN 1 Singaraja ini.
Selain melakukan penelitian terhadap bibit lokal Bali, di tahun 2019 Yudhi juga mengangkat kopi asal Kintamani dalam karya tulis yang ia presentasikan di Bengkulu yang juga sukses menjadi Juara 1. Karya esay bertajuk Kontamani Youth Farm yang dia kembangkan bertujuan untuk mengangkat produktivitas petani kopi daerah Kintamani.
“Selama ini Kintamani terkenal akan dua komoditas pertaniannya, yaitu jeruk dan kopi, tapi lama-lama kopi ini hilang, kebanyakan jeruk saja sekarang. Nah nanti dari penelitian ini kami akan adakan serangkaian program, seperti workshop untuk para petani kopi, dan juga screening film. Nah, kenapa screening film, kan soalnya di Bali, kopi itu mulai nge-hits setelah adanya film Filosofi Kopi. Sejak itu kopi menjadi lifestyle,” lanjut putra pertama pasangan I Wayan Surata dan Ni Nyoman Erniasih ini.*yl
1
Komentar