Penyair Tusthi Eddy Tutup Usia
Penyair I Nyoman Tusthi Eddy tutup usia di Gedung Wijaya Kusuma Nomor 217 RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (17/1) sekitar pukul 14.40 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Sebelum meninggal sempat muntah-muntah. Datang ke RSUD Karangasem dengan keluhan perut sakit, nyeri hulu hati, muntah-muntah, serta tensi rendah. Dokter mendiagnosa almarhum sakit infeksi usus.
Ipar almarhum, Jro Mangku Komang Mudastra menuturkan, Tusthi Eddy masuk RSUD Karangasem, Senin (13/1) sekitar pukul 14.00 Wita. Diobservasi di IRD selama dua jam dan diperbolehkan pulang. Selanjutnya, datang lagi ke IRD RSUD Karangasem, Kamis (16/1) pukul 14.30 Wita. Almarhum mengeluh sakit perut melilit, nyeri hulu hati, tensi drop 80/60, serta muntah-muntah. Setelah diobservasi selama dua jam, petugas medis kembali menyarankan pulang.
Begitu hendak naik mobil di depan IRG RSUD, Tusthi Eddy kembali muntah-muntah. Istrinya, Ni Nengah Wijani minta suaminya diopname. Almarhum menempati Gedung Wijaya Kusuma Lantai 2, di kamar nomor 217. Selama menjalani rawat inap, belum ada tanda-tanda kondisinya membaik, masih lemah dan sulit diajak bicara. Ternyata setelah menjalani perawatan 24 jam dan 10 menit, I Nyoman Tusthi Eddy, meninggal.
Dokter I Wayan Nariata SpPd yang menangani almarhum mengatakan, pasien datang dalam kondisi perut sakit, nyeri hulu hati, muntah-muntah, serta tensi rendah. "Penyakit yang dideritanya infeksi usus, menyebar ke perut, gejalanya muntah-muntah," jelas dr I Wayan Nariata SpPD. Terpisah, Direktur RSUD Karangasem dr I Wayan Suardana membenarkan sempat merawat pasien atas nama I Nyoman Tusthi Eddy. “Petugas medis telah berupaya optimal memberikan penanganan, hanya saja pasien telah berulang-ulang masuk RSUD, disertai tensinya drop," katanya.
Jenazah diantar ke rumah duka, Jalan Ngurah Rai Gang Merpati 7A Amlapura, pukul 16.40 Wita. Rencananya akan diupacarai makingsan di gni di Setra Desa Adat Karangasem, Soma Paing Warigadean, Senin (27/1). Sebelumnya almarhum masuk rumah sakit gara-gara pingsan saat baca buku di Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Karangasem Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (11 Oktober 2019) pukul 10.00 Wita. Tiga staf wanita membantu membaringkan di meja, selanjutnya diberitahukan kepada istrinya Ni Nengah Wijani, di Jalan Ngurah Rai Gang Merpati 7A Amlapura.
Semasih jadi Kasek SLUA Saraswati Amlapura tahun 2004, dan saat ikut rapat di SMAN 1 Amlapura tahun 2017, almarhum sempat pingsan. “Gelombang otak saya yang terkadang tidak normal menerima respons,” kata Tusthi Eddy. Nyoman Tusthi Eddy meninggal di usia 74 tahun, meninggalkan seorang istri, empat anak, 12 cucu, dan dua cicit.
Penyair kelahiran Banjar/Desa Pidpid, Kecamatan Abang, 12 Desember 1945 ini mengoleksi 4.020 buku di perpustakaan pribadinya dan telah menerbitkan 19 buku. Penghargaan yang pernah diterima yakni anugerah Sastra Rancage di tahun 2004 dan Rancage tahun 2009. Juga meraih penghargaan Sastra Tantular tahun 2010 dari Balai Bahasa Bali Denpasar. *k16
Sebelum meninggal sempat muntah-muntah. Datang ke RSUD Karangasem dengan keluhan perut sakit, nyeri hulu hati, muntah-muntah, serta tensi rendah. Dokter mendiagnosa almarhum sakit infeksi usus.
Ipar almarhum, Jro Mangku Komang Mudastra menuturkan, Tusthi Eddy masuk RSUD Karangasem, Senin (13/1) sekitar pukul 14.00 Wita. Diobservasi di IRD selama dua jam dan diperbolehkan pulang. Selanjutnya, datang lagi ke IRD RSUD Karangasem, Kamis (16/1) pukul 14.30 Wita. Almarhum mengeluh sakit perut melilit, nyeri hulu hati, tensi drop 80/60, serta muntah-muntah. Setelah diobservasi selama dua jam, petugas medis kembali menyarankan pulang.
Begitu hendak naik mobil di depan IRG RSUD, Tusthi Eddy kembali muntah-muntah. Istrinya, Ni Nengah Wijani minta suaminya diopname. Almarhum menempati Gedung Wijaya Kusuma Lantai 2, di kamar nomor 217. Selama menjalani rawat inap, belum ada tanda-tanda kondisinya membaik, masih lemah dan sulit diajak bicara. Ternyata setelah menjalani perawatan 24 jam dan 10 menit, I Nyoman Tusthi Eddy, meninggal.
Dokter I Wayan Nariata SpPd yang menangani almarhum mengatakan, pasien datang dalam kondisi perut sakit, nyeri hulu hati, muntah-muntah, serta tensi rendah. "Penyakit yang dideritanya infeksi usus, menyebar ke perut, gejalanya muntah-muntah," jelas dr I Wayan Nariata SpPD. Terpisah, Direktur RSUD Karangasem dr I Wayan Suardana membenarkan sempat merawat pasien atas nama I Nyoman Tusthi Eddy. “Petugas medis telah berupaya optimal memberikan penanganan, hanya saja pasien telah berulang-ulang masuk RSUD, disertai tensinya drop," katanya.
Jenazah diantar ke rumah duka, Jalan Ngurah Rai Gang Merpati 7A Amlapura, pukul 16.40 Wita. Rencananya akan diupacarai makingsan di gni di Setra Desa Adat Karangasem, Soma Paing Warigadean, Senin (27/1). Sebelumnya almarhum masuk rumah sakit gara-gara pingsan saat baca buku di Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Karangasem Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (11 Oktober 2019) pukul 10.00 Wita. Tiga staf wanita membantu membaringkan di meja, selanjutnya diberitahukan kepada istrinya Ni Nengah Wijani, di Jalan Ngurah Rai Gang Merpati 7A Amlapura.
Semasih jadi Kasek SLUA Saraswati Amlapura tahun 2004, dan saat ikut rapat di SMAN 1 Amlapura tahun 2017, almarhum sempat pingsan. “Gelombang otak saya yang terkadang tidak normal menerima respons,” kata Tusthi Eddy. Nyoman Tusthi Eddy meninggal di usia 74 tahun, meninggalkan seorang istri, empat anak, 12 cucu, dan dua cicit.
Penyair kelahiran Banjar/Desa Pidpid, Kecamatan Abang, 12 Desember 1945 ini mengoleksi 4.020 buku di perpustakaan pribadinya dan telah menerbitkan 19 buku. Penghargaan yang pernah diterima yakni anugerah Sastra Rancage di tahun 2004 dan Rancage tahun 2009. Juga meraih penghargaan Sastra Tantular tahun 2010 dari Balai Bahasa Bali Denpasar. *k16
1
Komentar