Sudikerta Bantah Usir Kader Golkar Eks Loyalis AL Minta Tatit Bongkar SMS
Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta, membantah telah mengusir kader Golkar dari rumah jabatan Wakil Gubernur Bali di kawasan Niti Mandala, Denpasar, Jumat (6/8) petang.
TABANAN, NusaBali
Pengusiran kader Golkar atas nama Nyoman Wedha Utama alias Tatit disebutnya informasi bohong. Sebaliknya, Tatit dituding menekan dirinya untuk mengarahkan para ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan untuk mendukung Wayan Sukaja.
“Justru dia (Tatit) yang menekan saya,” tandas Sudikerta usai pelantikan pengurus DPD II Golkar Tabanan pimpinan I Ketut Arya Budi Giri (ABG) di Tabanan, Sabtu (6/8).
Sudikerta juga tak mau menjawab ancaman Wayan Sukaja bakal mundur dari kepengurusan DPD II Golkar Tabanan periode 2016-2021. Demikian pula saat ditanya beri perintah ke Tatit untuk membuat Musda DPD II Golkar Tabanan yang nyaris dimenangkan incumbent I Nyoman Wirya agar deadlock. “Itu bohong semua,” tegas Sudikerta.
Terpisah, eks Ketua DPD II Golkar Tabanan versi Munas Ancol, I Made Rasma, menyayangkan Ketua DPD I Golkar Bali sampai mengusir kader. Apalagi kader yang diusir merupakan kader militan Golkar Tabanan. “Saya sangat sayangkan, apalagi informasinya pengusiran di rumah rakyat yakni rumah jabatan Wakil Gubernur Bali. Semestinya acara partai jangan di rumah rakyat,” sindir Rasma.
Dikatakannya, Tatit merupakan kader yang telah 20 tahun lebih berjuang untuk kebesaran Golkar di Tabanan. Selaku kader militan, tak semestinya yang mau meluruskan masalah sampai diusir.
Rasma yang eks loyalis Golkar Agung Laksono (AL) ini meminta Tatit untuk membongkar isi SMS yang dikirimkan Ketua DPD I Golkar Bali kepadanya. Klaim Tatit, dia di-SMS Sudikerta agar membuat Musda DPD II Golkar Tabanan deadlock. “Kalau benar ada SMS perintah buat Musda Golkar Tabanan deadlock, bongkar saja biar semuanya transparan,” pinta Rasma. Ia pun meyakini di balik pengusiran kader Golkar karena ketakutan aib akan terbongkar. “Jika benar ada aib dalam Musda DPD II Golkar Tabanan, Tatit mestinya bongkar SMS itu,” tandas Rasma.
Menurut Rasma, selaku kader Golkar yang baik, Tatit memang wajib mengamankan perintah pimpinan. “Namun sayang, itu perintah menyesatkan,” kata mantan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Marga, ini. Dia pun menilai hasil Musda DPD II Golkar Tabanan yang dibuat dadakan penuh rekayasa dan bodong. Sehingga pengurus DPD II Golkar Tabanan periode 2016-2021 yang dilantik Sudikerta merupakan pengurus bodong. “Sebaiknya, saudara Tatit atau Wedha Utama bongkar semua isi SMS itu,” pinta Rasma.
Sebelumnya dibeirtakan, barisan pendukung Wayan Sukaja mendatangi rumah jabatan Wakil Gubernur Bali untuk menemui Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta, di kawasan Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/8). Rombongan berjumlah 25 orang berpakaian adat madya yang dipimpin Nyoman Wedha Utama alias Tatit tiba di rumah jabatan sekitar pukul 18.00 Wita. Dalam rombongan itu turut serta I Wayan Sukaja, eks Sekretaris DPC PDIP Tabanan dan mantan Ketua DPRD Tabanan periode 2004–2009. Mereka akhirnya diterima Sudikerta sekitar pukul 18.30 Wita.
Barisan pendukung Wayan Sukaja mendatangi Sudikerta untuk menagih janji menempatkan Sukaja di posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan. Pasalnya, Sudikerta pernah janjikan posisi itu saat Musda DPD II Golkar Tabanan yang mengerucutkan nama Nyoman Wirya dan Wayan Sukaja sebagai ketua berakhir deadlock. Namun dalam pertemuan itu diwarnai insiden pengusiran pendukung Sukaja oleh Sudikerta. Yang diusir adalah pimpinan rombongan, Nyoman Wedha Utama, karena dituding sebagai biang kerok.
Dituduh biang kerok seperti itu, Wedha Utama tidak terima dan balik menyerang Sudikerta sebagai biang kerok dan ‘pembohong’. “Masa seorang pemimpin menuduh kadernya biang kerok? Tak pantas pemimpin seperti itu,” ucap Wedha Utama. * k21
“Justru dia (Tatit) yang menekan saya,” tandas Sudikerta usai pelantikan pengurus DPD II Golkar Tabanan pimpinan I Ketut Arya Budi Giri (ABG) di Tabanan, Sabtu (6/8).
Sudikerta juga tak mau menjawab ancaman Wayan Sukaja bakal mundur dari kepengurusan DPD II Golkar Tabanan periode 2016-2021. Demikian pula saat ditanya beri perintah ke Tatit untuk membuat Musda DPD II Golkar Tabanan yang nyaris dimenangkan incumbent I Nyoman Wirya agar deadlock. “Itu bohong semua,” tegas Sudikerta.
Terpisah, eks Ketua DPD II Golkar Tabanan versi Munas Ancol, I Made Rasma, menyayangkan Ketua DPD I Golkar Bali sampai mengusir kader. Apalagi kader yang diusir merupakan kader militan Golkar Tabanan. “Saya sangat sayangkan, apalagi informasinya pengusiran di rumah rakyat yakni rumah jabatan Wakil Gubernur Bali. Semestinya acara partai jangan di rumah rakyat,” sindir Rasma.
Dikatakannya, Tatit merupakan kader yang telah 20 tahun lebih berjuang untuk kebesaran Golkar di Tabanan. Selaku kader militan, tak semestinya yang mau meluruskan masalah sampai diusir.
Rasma yang eks loyalis Golkar Agung Laksono (AL) ini meminta Tatit untuk membongkar isi SMS yang dikirimkan Ketua DPD I Golkar Bali kepadanya. Klaim Tatit, dia di-SMS Sudikerta agar membuat Musda DPD II Golkar Tabanan deadlock. “Kalau benar ada SMS perintah buat Musda Golkar Tabanan deadlock, bongkar saja biar semuanya transparan,” pinta Rasma. Ia pun meyakini di balik pengusiran kader Golkar karena ketakutan aib akan terbongkar. “Jika benar ada aib dalam Musda DPD II Golkar Tabanan, Tatit mestinya bongkar SMS itu,” tandas Rasma.
Menurut Rasma, selaku kader Golkar yang baik, Tatit memang wajib mengamankan perintah pimpinan. “Namun sayang, itu perintah menyesatkan,” kata mantan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Marga, ini. Dia pun menilai hasil Musda DPD II Golkar Tabanan yang dibuat dadakan penuh rekayasa dan bodong. Sehingga pengurus DPD II Golkar Tabanan periode 2016-2021 yang dilantik Sudikerta merupakan pengurus bodong. “Sebaiknya, saudara Tatit atau Wedha Utama bongkar semua isi SMS itu,” pinta Rasma.
Sebelumnya dibeirtakan, barisan pendukung Wayan Sukaja mendatangi rumah jabatan Wakil Gubernur Bali untuk menemui Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta, di kawasan Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/8). Rombongan berjumlah 25 orang berpakaian adat madya yang dipimpin Nyoman Wedha Utama alias Tatit tiba di rumah jabatan sekitar pukul 18.00 Wita. Dalam rombongan itu turut serta I Wayan Sukaja, eks Sekretaris DPC PDIP Tabanan dan mantan Ketua DPRD Tabanan periode 2004–2009. Mereka akhirnya diterima Sudikerta sekitar pukul 18.30 Wita.
Barisan pendukung Wayan Sukaja mendatangi Sudikerta untuk menagih janji menempatkan Sukaja di posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan. Pasalnya, Sudikerta pernah janjikan posisi itu saat Musda DPD II Golkar Tabanan yang mengerucutkan nama Nyoman Wirya dan Wayan Sukaja sebagai ketua berakhir deadlock. Namun dalam pertemuan itu diwarnai insiden pengusiran pendukung Sukaja oleh Sudikerta. Yang diusir adalah pimpinan rombongan, Nyoman Wedha Utama, karena dituding sebagai biang kerok.
Dituduh biang kerok seperti itu, Wedha Utama tidak terima dan balik menyerang Sudikerta sebagai biang kerok dan ‘pembohong’. “Masa seorang pemimpin menuduh kadernya biang kerok? Tak pantas pemimpin seperti itu,” ucap Wedha Utama. * k21
1
Komentar