PGSDT Gelar Pelatihan Nyiramang Layon
Para Gotra Sentana Dalem Tarukan (PGSDT) Kecamatan Bebandem, Karangasem menggelar pelatihan tata titi nyiramang layon (memandikan jenazah) di aula Sarana Olahraga Desa Kantor Desa Bebandem, Banjar Pande Sari, Desa/Kecamatan Bebandem, Sabtu (18/1).
AMLAPURA, NusaBali
Pelatihan ini diikuti 33 pamangku dadia dan 33 serati dadia se-Kecamatan Bebandem. Acara ini bertujuan menyamakan persepsi nyiramang layon di Kecamatan Bebandem.
Ketua PGSDT Kecamatan Bebandem, I Gede Partadana mengatakan, saat pelatihan nyiramang layon menggunakan mayat palsu. Diakui, secara umum seluruh pamangku di 33 dadia telah paham tata titi nyiramang layon. Pelatihan ini agar prosesinya lebih sistematis dan berurutan tahapan-tahapannya. “Pelatihan ini untuk mengingatkan kembali tati titi memandikan jenazah,” ungkap Gede Partadana yang juga Perbekel Desa Bebandem.
Diakui, serati dari 33 dadia juga dihadirkan untuk menyamakan persiapan banten saat menggelar upacara nyiramang layon. Antara pamangku dengan serati banten merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan di setiap menggelar upacara. “Pamangku agar paham prosesi upacaranya, serati banten agar paham menata upakara yang dibutuhkan. Keduanya saling terkait dan saling mendukung,” imbuh Gede Partadana. Sehingga begitu ada kelayusekaran atau kematian, serati banten langsung tahu banten yang mesti dipersiapkan.
Pelatihan ini menhadirkan dua narasumber yakni Jro Mangku Sadri dan Jro Mangku Ketut Widia. Keduanya memberikan pemahaman upacara nyiramang layon yang digelar di halaman rumah dengan peralatan pepaga (tandu tempat jenazah). Jenazah dimandikan di atas pepaga, sedangkan upakaranya berupa banten pejati dihaturkan ke sanggar surya, banten pejati ke palinggih sanggah kamulan, punjung putih kuning di sisi jenazah, segehan lima warna sebanyak lima tanding di teben jenazah, dan sebagainya.
Selanjutnya jenazah dibungkus kain kapan, di sisi kanan dan kiri jenazah diisi kwangen. “Pelatihan ini untuk memberikan pemahaman kepada seluruh pamangku di 33 dadia se-Kecamatan Bebandem agar seragam dalam menggelar prosesi nyiramang layon,” kata Jro Mangku Sadri. *k16
Ketua PGSDT Kecamatan Bebandem, I Gede Partadana mengatakan, saat pelatihan nyiramang layon menggunakan mayat palsu. Diakui, secara umum seluruh pamangku di 33 dadia telah paham tata titi nyiramang layon. Pelatihan ini agar prosesinya lebih sistematis dan berurutan tahapan-tahapannya. “Pelatihan ini untuk mengingatkan kembali tati titi memandikan jenazah,” ungkap Gede Partadana yang juga Perbekel Desa Bebandem.
Diakui, serati dari 33 dadia juga dihadirkan untuk menyamakan persiapan banten saat menggelar upacara nyiramang layon. Antara pamangku dengan serati banten merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan di setiap menggelar upacara. “Pamangku agar paham prosesi upacaranya, serati banten agar paham menata upakara yang dibutuhkan. Keduanya saling terkait dan saling mendukung,” imbuh Gede Partadana. Sehingga begitu ada kelayusekaran atau kematian, serati banten langsung tahu banten yang mesti dipersiapkan.
Pelatihan ini menhadirkan dua narasumber yakni Jro Mangku Sadri dan Jro Mangku Ketut Widia. Keduanya memberikan pemahaman upacara nyiramang layon yang digelar di halaman rumah dengan peralatan pepaga (tandu tempat jenazah). Jenazah dimandikan di atas pepaga, sedangkan upakaranya berupa banten pejati dihaturkan ke sanggar surya, banten pejati ke palinggih sanggah kamulan, punjung putih kuning di sisi jenazah, segehan lima warna sebanyak lima tanding di teben jenazah, dan sebagainya.
Selanjutnya jenazah dibungkus kain kapan, di sisi kanan dan kiri jenazah diisi kwangen. “Pelatihan ini untuk memberikan pemahaman kepada seluruh pamangku di 33 dadia se-Kecamatan Bebandem agar seragam dalam menggelar prosesi nyiramang layon,” kata Jro Mangku Sadri. *k16
1
Komentar