Setahun, Badan Pengelola Geopark Hasilkan Rp 26 Miliar
Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark resmi setahun beroperasi, 20 Januari 2020.
BANGLI, NusaBali
Pada tahun pertama, badan bentukan Pemkab Bangli yang berkantor di Museum Geopark Panelokan, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintama-ni ini telah mampu memberikan kontribusi Rp 26,10 miliar untuk pendapatan daerah.
Peringatan HUT ke-1 Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark diperingati di Anjungan DTW Panelokan, Senin (20/1) sore, dengan dihadiri langsung Bupati Bangli I Made Gianyar, Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta, unsur Pimpinan DPRD Bangli, OPD terkait lingkup Pemkab Bangli, jajaran Muspida Bangli, dan tokoh-tokoh pariwisata Gumi Sejuk.
Para bendesa adat dari 18 desa adat kawasan inti Batur UNESCO Global Geopark, yang semuanya berada di wilayah pegunungan Kecamatan Kintamani, Bangli juga dilibatkan dalam peringatan HUT perdana tersebut. Ke-18 desa adat tersebut meliputi Desa Adat Abang Batudinding, Desa Adat Abangsongan, Desa Adat Suter, Desa Adat Buahan, Desa Adat Binyan, Desa Adat Kedisan, Desa Adat Batur, Desa Adat Kintamani, Desa Adat Kayu Kapas, Desa Adat Glagah Linggah, desa Adat Kuum, Desa Adat Pinggan, Desa Adat Belandingan, Desa Adat Songan, Desa Adat Bukit Sari, dan Desa Adat Trunyan.
Direktur Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark, I Gede Wiwin Suyasa, mengatakan desa-desa kawasan inti ini ikut berperan dalam mendukung pariwisata wilayah Kintamani. Sejak berdirinya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, kata Wiwin Suyasa, angka kunjungan wisatawan ke Kintamani meningkat signifikan.
Selama tahun 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Kintamani mencapai 780.299 orang. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 160.689 orang (anak maupun dewasa). “Jadi, total kunjungan wisatawan tahun 2019 sebanyak 940.988 orang,” jelas Wiwin Suyasa.
Penghasilan dari retribusi pariwisata Kintamani pun mencapai Rp 26,10 miliar. Menurut Wiwin Suyasa, ini meningkat dibanding penghasilan retribusi pariwisata tahun 2018 (sebelum berdirinya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark dibentuk) yang hanya mencapai Rp 11,36 miliar.
“Kami Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ke depan akan terus berupaya agar penghasilan retribusi pariwisata Kintamani lebih meningkat lagi,” katanya.
Disebutkan, Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark selama ini masih meminjam ruangan di Museum Geopark Batur sebagai kantor. Sedangkan sarana dan prasarana yang digunakan sebagian masih meminjam dari Dinas Pariwisata Bangli.
“Mulai Februari 2020 nanti, Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark resmi akan berkantor di Lantai II Gedung Pusat Seni Geopark. Sebagian ruangan di Lantai II ini nantinya akan difungsikan sebagai tempat-tempat pajangan geopark yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar.”
Sementara itu, Bupati Bangli Made Gianyar menyatakan bahwa sejak 9 tahun silam pihaknya sudah menginginkan adanya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark. Namun, keinginan tersebut baru bisa terwujud pada Januari 2019.
Menurut Bupati Made Gianyar, dalam setahun eksistensi Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, ada peningkatan pemasukan pariwisata di Kintamani dari semula Rp 11.361.889.000 atau Rp 11,36 miliar pada 2018 menjadi Rp 26.078.103.000 atau Ro 26,10 miliar pada 2019. “Ini berarti ada kenaikan retribusi sebesar 136 persen,” jelas Gianyar.
Dengan terbentuknya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, kata Gianyar, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata semakin nyata. Pasalnya, masyarakat dapat terlibat sebagai pengurus dan pegawai badan pengelola tersebut.
Pada 2020 ini, Gianyar perintahkan Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark untuk mengangkat pegawai tidak tetap atau pegawai kontrak. Sesuai perintah Gubernur Bali saat paparan rencana investasi Teras Abang, kata Gianyar, disarankan Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Dengan berubah jadi BUMD, maka dapat menjadi mitra investor. Nantinya, seluruh pengelolaan kawasan Geopark Batur akan menjadi tanggung jawab BUMD tersebut,” jelas Bupati asal Desa Buntutin, Kecamatan Kintamani, Bangli yang juga Wakil Ketua Bidang Ideologi Politik DPD PDIP Bali ini. Gianyar pun meminta Pimpinan dan anggota DPRD Bangli untuk atensi rencana perubahan menjadi BUMD ini.
Sementara, usai menyampaikan sambutannya dalam peringatan HUT ke-1 Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark kemarin sore, Bupati Made Gianyar menyerahkan bantuan dana sosial kepada 18 desa adat kawasan inti. Dana sosial senilah Rp 435.724.500 atau Rp 435,73 juta tersebut disisihkan dari Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark. Dana sosial diterima langsung para bendesa adat masing-masing desa. *
Peringatan HUT ke-1 Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark diperingati di Anjungan DTW Panelokan, Senin (20/1) sore, dengan dihadiri langsung Bupati Bangli I Made Gianyar, Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta, unsur Pimpinan DPRD Bangli, OPD terkait lingkup Pemkab Bangli, jajaran Muspida Bangli, dan tokoh-tokoh pariwisata Gumi Sejuk.
Para bendesa adat dari 18 desa adat kawasan inti Batur UNESCO Global Geopark, yang semuanya berada di wilayah pegunungan Kecamatan Kintamani, Bangli juga dilibatkan dalam peringatan HUT perdana tersebut. Ke-18 desa adat tersebut meliputi Desa Adat Abang Batudinding, Desa Adat Abangsongan, Desa Adat Suter, Desa Adat Buahan, Desa Adat Binyan, Desa Adat Kedisan, Desa Adat Batur, Desa Adat Kintamani, Desa Adat Kayu Kapas, Desa Adat Glagah Linggah, desa Adat Kuum, Desa Adat Pinggan, Desa Adat Belandingan, Desa Adat Songan, Desa Adat Bukit Sari, dan Desa Adat Trunyan.
Direktur Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark, I Gede Wiwin Suyasa, mengatakan desa-desa kawasan inti ini ikut berperan dalam mendukung pariwisata wilayah Kintamani. Sejak berdirinya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, kata Wiwin Suyasa, angka kunjungan wisatawan ke Kintamani meningkat signifikan.
Selama tahun 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Kintamani mencapai 780.299 orang. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 160.689 orang (anak maupun dewasa). “Jadi, total kunjungan wisatawan tahun 2019 sebanyak 940.988 orang,” jelas Wiwin Suyasa.
Penghasilan dari retribusi pariwisata Kintamani pun mencapai Rp 26,10 miliar. Menurut Wiwin Suyasa, ini meningkat dibanding penghasilan retribusi pariwisata tahun 2018 (sebelum berdirinya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark dibentuk) yang hanya mencapai Rp 11,36 miliar.
“Kami Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ke depan akan terus berupaya agar penghasilan retribusi pariwisata Kintamani lebih meningkat lagi,” katanya.
Disebutkan, Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark selama ini masih meminjam ruangan di Museum Geopark Batur sebagai kantor. Sedangkan sarana dan prasarana yang digunakan sebagian masih meminjam dari Dinas Pariwisata Bangli.
“Mulai Februari 2020 nanti, Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark resmi akan berkantor di Lantai II Gedung Pusat Seni Geopark. Sebagian ruangan di Lantai II ini nantinya akan difungsikan sebagai tempat-tempat pajangan geopark yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar.”
Sementara itu, Bupati Bangli Made Gianyar menyatakan bahwa sejak 9 tahun silam pihaknya sudah menginginkan adanya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark. Namun, keinginan tersebut baru bisa terwujud pada Januari 2019.
Menurut Bupati Made Gianyar, dalam setahun eksistensi Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, ada peningkatan pemasukan pariwisata di Kintamani dari semula Rp 11.361.889.000 atau Rp 11,36 miliar pada 2018 menjadi Rp 26.078.103.000 atau Ro 26,10 miliar pada 2019. “Ini berarti ada kenaikan retribusi sebesar 136 persen,” jelas Gianyar.
Dengan terbentuknya Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini, kata Gianyar, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata semakin nyata. Pasalnya, masyarakat dapat terlibat sebagai pengurus dan pegawai badan pengelola tersebut.
Pada 2020 ini, Gianyar perintahkan Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark untuk mengangkat pegawai tidak tetap atau pegawai kontrak. Sesuai perintah Gubernur Bali saat paparan rencana investasi Teras Abang, kata Gianyar, disarankan Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ini diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Dengan berubah jadi BUMD, maka dapat menjadi mitra investor. Nantinya, seluruh pengelolaan kawasan Geopark Batur akan menjadi tanggung jawab BUMD tersebut,” jelas Bupati asal Desa Buntutin, Kecamatan Kintamani, Bangli yang juga Wakil Ketua Bidang Ideologi Politik DPD PDIP Bali ini. Gianyar pun meminta Pimpinan dan anggota DPRD Bangli untuk atensi rencana perubahan menjadi BUMD ini.
Sementara, usai menyampaikan sambutannya dalam peringatan HUT ke-1 Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark kemarin sore, Bupati Made Gianyar menyerahkan bantuan dana sosial kepada 18 desa adat kawasan inti. Dana sosial senilah Rp 435.724.500 atau Rp 435,73 juta tersebut disisihkan dari Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark. Dana sosial diterima langsung para bendesa adat masing-masing desa. *
Komentar