Peter Bernstein Semarakkan Ubud Village Jazz Festival
Sederet musisi jazz dunia dan Indonesia siap tampil di Ubud Village Jazz Festival (UVJF) ke-4 yang digelar di Arma Museum dan Resort, Ubud, Gianyar dari tanggal 12-13 Agustus 2016.
DENPASAR, NusaBali
Salah satu musisi dunia yang semarakkan UVJF yakni gitaris andal Peter Bernstein. Gitaris ini paling disegani dan menjadi inspirasi bagi banyak musisi jazz di dunia.
Gitaris Peter Bernstein akan tampil bersama bassis Reuben Rogers, Wynton Marsalis, Roy Hargrove, Joshua Redman, dan Dianne Reeves. Sementara musisi Indonesia yang akan unjuk aksi yakni Margie Segers, Oele Pattiselano, dan Glen Dauna. Mereka tampil dengan nama The Daunas bersama Jeffrey Tahalele dan Arief Setiadi. Tak ketinggalan Youn Woo Park Trio (Korea Selatan) akan turut meramaikan UVJF. Ini merupakan tampilan pedana Youn Woo Park di Indonesa. Sedangkan Ian Sionti Trio, yang merupakan kerjasama Accion Cultural Espanola dan UVJF akan menampilkan music jazz bercampur flamenco, musik tradisional Spanyol.
Selain bermusik ria, tersedia juga 26 booth makanan, minuman, dan handycraft khas Bali. Juga tersedia program 1 jam gratis minum wine. Ada 3 panggung pertunjukan yang mengusung tema berbeda tiap panggungnya. Panggung Padi, diinspirasi oleh tradisi pertanian Bali, Panggung Giri untuk melambangkan kebesaran Gunung Agung, dan Panggung Subak melambangkan sistem pengairan di Bali.
Co founder dan divisi artist UVJF, Yuri Mahatma meyakini dengan pertunjukkan jazz berkarakter ini akan menjadi pembeda dengan festival jazz di kota-kota besar lainnya. “Kita nggak akan mengcopy paste festival jazz seperti di kota-kota besar. Kalau sekedar mengejar massif dan jumlah orang yang datang kayaknya nggak sreg dengan lokal wisdom di Bali. Keunikan ini kita jadikan kekuatan,” ungkapnya dalam jumpa media di Rumah Sanur, Jumat (5/8).
Director UVJF, AA Anom Wijaya Darsana menambahkan, dengan menyesuaikan kearifan lokal yang ada di Bali, UVJF memiliki nilai tersendiri untuk dipertahankan. “Saya pernah di acara jazz festival yang cukup besar. Awalnya musik itu memang jazz tapi lama kelamaan saya melihat festival ini menjadi sangat komersial. Kita pertahankan UVJF tetap dalam jalur jazz yang tidak komersil,” katanya.
Sedangkan Space Designer dan Artistic Putu Swantara dan Diana Surya menambahkan, poin paling mendasar yang harus dipegang dari tahun ke tahun adalah harus tetap punya roh. Sehingga setiap tahun dengan spirit yang sama namun dengan desain berbeda sehingga lebih menarik. “Spirit village, natural, Bali kita pertahankan. Sekarang kita bermain ke bentuk yang tidak kaku, sehingga mengalir natural,” ungkap Swantara alias Klik. * i
Gitaris Peter Bernstein akan tampil bersama bassis Reuben Rogers, Wynton Marsalis, Roy Hargrove, Joshua Redman, dan Dianne Reeves. Sementara musisi Indonesia yang akan unjuk aksi yakni Margie Segers, Oele Pattiselano, dan Glen Dauna. Mereka tampil dengan nama The Daunas bersama Jeffrey Tahalele dan Arief Setiadi. Tak ketinggalan Youn Woo Park Trio (Korea Selatan) akan turut meramaikan UVJF. Ini merupakan tampilan pedana Youn Woo Park di Indonesa. Sedangkan Ian Sionti Trio, yang merupakan kerjasama Accion Cultural Espanola dan UVJF akan menampilkan music jazz bercampur flamenco, musik tradisional Spanyol.
Selain bermusik ria, tersedia juga 26 booth makanan, minuman, dan handycraft khas Bali. Juga tersedia program 1 jam gratis minum wine. Ada 3 panggung pertunjukan yang mengusung tema berbeda tiap panggungnya. Panggung Padi, diinspirasi oleh tradisi pertanian Bali, Panggung Giri untuk melambangkan kebesaran Gunung Agung, dan Panggung Subak melambangkan sistem pengairan di Bali.
Co founder dan divisi artist UVJF, Yuri Mahatma meyakini dengan pertunjukkan jazz berkarakter ini akan menjadi pembeda dengan festival jazz di kota-kota besar lainnya. “Kita nggak akan mengcopy paste festival jazz seperti di kota-kota besar. Kalau sekedar mengejar massif dan jumlah orang yang datang kayaknya nggak sreg dengan lokal wisdom di Bali. Keunikan ini kita jadikan kekuatan,” ungkapnya dalam jumpa media di Rumah Sanur, Jumat (5/8).
Director UVJF, AA Anom Wijaya Darsana menambahkan, dengan menyesuaikan kearifan lokal yang ada di Bali, UVJF memiliki nilai tersendiri untuk dipertahankan. “Saya pernah di acara jazz festival yang cukup besar. Awalnya musik itu memang jazz tapi lama kelamaan saya melihat festival ini menjadi sangat komersial. Kita pertahankan UVJF tetap dalam jalur jazz yang tidak komersil,” katanya.
Sedangkan Space Designer dan Artistic Putu Swantara dan Diana Surya menambahkan, poin paling mendasar yang harus dipegang dari tahun ke tahun adalah harus tetap punya roh. Sehingga setiap tahun dengan spirit yang sama namun dengan desain berbeda sehingga lebih menarik. “Spirit village, natural, Bali kita pertahankan. Sekarang kita bermain ke bentuk yang tidak kaku, sehingga mengalir natural,” ungkap Swantara alias Klik. * i
1
Komentar