Bayi Kembar Siam dari Seririt Akhirnya Meninggal
Orangtuanya Sempat Siapkan Upacara Telubulanan Sekalian Otonan
Bayi kembar dempet bagian dada hingga perut asal Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Buleleng akhirnya meninggal dalam usia 9 bulan.
SINGARAJA, NusaBali
Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan yang merupakan buah hati pasangan I Kadek Redita, 25, dan Ni Putu Ayu Sumadi, 19, ini meninggal dalam perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu (22/1) pagi.
Sebelum dinyatakan meninggal, bayi kembar siam yang masing-masing diberi nama Ni Kadek Liana Sari dan Ni Komang Dita Ariani ini mendadak alami panas tinggi, Selasa (20/1) malam sekitar pukul 23.00 Wita. Tim medis RSUP Sanglah kemudian memberikan tindakan khusus. Namun, nyawa bayi kembar siam kelahiran 2 Juli 2019 ini tidak tertolong. Keduanya menghembuskan napas terakhir, Rabu pagi pukul 09.00 Wita.
Padahal, kedua orangtuanya sudah merencanakan akan bikin upacara telubulanan dan sekalian otonan untuk bayi kembar siam ini pada Buda Wage Warigadean, Rabu (29/1) depan. Persiapan upacara Manusa Yadnya tersebut pun sudah dilakukan keluarganya di Desa Joanyar, seperti membuat jaja dan majejahitan.
Pasca meninggal, jenazah bayi kembar siam ini langsung dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Kajanan, Desa Joanyar, Rabu sore. Begitu tiba di rumah duka pukul 16.00 Wita, pihak keluarga langsung menangis histeris. Krama banjar yang turut menyambut kedatangan jenazah mere-ka pun trenyuh. Pantauan NusaBali, kedua orangtua si bayi terlihat masih sangat shock dan belum bisa diajak bicara. Sesekali, ibunda si bayi, Ni Putu Ayu Sumadi, menangis sesenggukan.
Perbekel Joanyar, Ketut Wijaya, yang ditemui NusaBali di rumah duka kemarin petang, mengatakan berdasarkan hasil rembuk pihak keluarga dan prajuru adat, jenazah bayi kembar siam ini rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Adat Joanyar pada Radite Umanis Wari-gadean, Minggu (26/1) depan. “Sesuai dresta, penguburan dilakukan subuh sekitar pukul 05.30 Wita,” jelas Wijaya sembari menyebut biaya perawatan bayi kembar siam ini selama di RSUP Sanglah ditanggung oleh Pemprov Bali, karena orangtua termasuk keluarga kurang mampu.
Bayi kembar dempet bagian dada hingga perut ini lahir melalui operasi caesar di RS Santi Graha Seririt, Buleleng, 2 Juli 2019 sore pukul 16.00 Wita. Saat lahir, bayi kembar siam ini memiliki berat badan 4,2 kg dengan panjang 50 cm. Sempat dua hari dua malam dirawat di Ruang NICU RSUD Buleleng di Singaraja, bayi kembar siam ini kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah, 4 Juli 2019 sore.
Selama bayinya dirawat di RSUP Sanglah, pasutri Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi kos di Jalan Pulau Singkep Denpasar. Untuk biaya hidup di Denpasar, Ketut Redita bekerja sebagai ojek online, sementara sang istri Putu Ayu Sumadi pilih jualan canang. *k19
Sebelum dinyatakan meninggal, bayi kembar siam yang masing-masing diberi nama Ni Kadek Liana Sari dan Ni Komang Dita Ariani ini mendadak alami panas tinggi, Selasa (20/1) malam sekitar pukul 23.00 Wita. Tim medis RSUP Sanglah kemudian memberikan tindakan khusus. Namun, nyawa bayi kembar siam kelahiran 2 Juli 2019 ini tidak tertolong. Keduanya menghembuskan napas terakhir, Rabu pagi pukul 09.00 Wita.
Padahal, kedua orangtuanya sudah merencanakan akan bikin upacara telubulanan dan sekalian otonan untuk bayi kembar siam ini pada Buda Wage Warigadean, Rabu (29/1) depan. Persiapan upacara Manusa Yadnya tersebut pun sudah dilakukan keluarganya di Desa Joanyar, seperti membuat jaja dan majejahitan.
Pasca meninggal, jenazah bayi kembar siam ini langsung dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Kajanan, Desa Joanyar, Rabu sore. Begitu tiba di rumah duka pukul 16.00 Wita, pihak keluarga langsung menangis histeris. Krama banjar yang turut menyambut kedatangan jenazah mere-ka pun trenyuh. Pantauan NusaBali, kedua orangtua si bayi terlihat masih sangat shock dan belum bisa diajak bicara. Sesekali, ibunda si bayi, Ni Putu Ayu Sumadi, menangis sesenggukan.
Perbekel Joanyar, Ketut Wijaya, yang ditemui NusaBali di rumah duka kemarin petang, mengatakan berdasarkan hasil rembuk pihak keluarga dan prajuru adat, jenazah bayi kembar siam ini rencananya akan dikuburkan di Setra Desa Adat Joanyar pada Radite Umanis Wari-gadean, Minggu (26/1) depan. “Sesuai dresta, penguburan dilakukan subuh sekitar pukul 05.30 Wita,” jelas Wijaya sembari menyebut biaya perawatan bayi kembar siam ini selama di RSUP Sanglah ditanggung oleh Pemprov Bali, karena orangtua termasuk keluarga kurang mampu.
Bayi kembar dempet bagian dada hingga perut ini lahir melalui operasi caesar di RS Santi Graha Seririt, Buleleng, 2 Juli 2019 sore pukul 16.00 Wita. Saat lahir, bayi kembar siam ini memiliki berat badan 4,2 kg dengan panjang 50 cm. Sempat dua hari dua malam dirawat di Ruang NICU RSUD Buleleng di Singaraja, bayi kembar siam ini kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah, 4 Juli 2019 sore.
Selama bayinya dirawat di RSUP Sanglah, pasutri Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi kos di Jalan Pulau Singkep Denpasar. Untuk biaya hidup di Denpasar, Ketut Redita bekerja sebagai ojek online, sementara sang istri Putu Ayu Sumadi pilih jualan canang. *k19
1
Komentar