China Tak Lagi Sumbang Wisman Terbanyak
Peringkat pertama diduduki Australia. India konsisten di peringkat tiga, meski tidak ada penerbangan reguler langsung ke dan dari Bali.
MANGUPURA, NusaBali
Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, mencatat ada penurunan wisatawan asal China sebesar 15 persen selama setahun terakhir. Penurunan persentase itu membuat posisi puncak penyumbang wisatawan terbanyak diduduki oleh Australia. Pada posisi ketiga diduduki India, meskipun tidak ada penebangan reguler ke negara tersebut.
General Manager Angkasa Pura I Herry AY Sikado, menerangkan dalam catatannya, dari Januari hingga Desember 2019, tercatat sebanyak 6.298.852 wisatawan dari seluruh dunia datang ke Bali melalui jalur udara. Hal ini mengalami peningkatan sekitar 3 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatat 6.127.437 wisatawan.
“Ini merupakan hal yang sangat positif. Yang pertama, pesona dan daya tarik Bali bagi para wisatawan dunia masih sangat kuat, terbukti dengan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Kedua, di saat tren penurunan penumpang dan kunjungan wisatawan manca negara di banyak bandar udara di Indonesia, kami tetap mencatatkan pertumbuhan," ungkapnya, Rabu (22/1).
Menurut Herry, dalam catatan pada tahun-tahun sebelumnya, China selalu di peringkat pertama sebagai negara penyumbang wisatawan terbanyak ke Bali. Namun, kali ini negara Tirai Bambu itu turun pada posisi kedua. Sementara di posisi pertama diduduki Australia. Pada 2019 jumlah wisatawan Australia yang dilayani sebanyak total 1.230.133 jiwa, mengungguli turis asal China, dengan jumlah sebanyak 1.196.497 jiwa. Dengan demikian ada selisih sekitar 33 ribu jiwa. Sementara posisi ketiga masih ditempati oleh wisatawan asal India dengan jumlah 377.543 wisatawan.
“Kalau dibandingkan dengan tahun 2018, wisatawan asal Australia tumbuh sebesar 4 persen di tahun 2019. Pun demikian dengan jumlah kedatangan wisatawan berpaspor India, yang mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen. Berbeda dengan kedua negara tersebut, jumlah kedatangan turis asal China mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni sebesar 15 persen,” ungkapnya.
Menariknya, dari ketiga negara yang menduduki posisi tiga teratas, India justru sama sekali tidak ada penerbangan reguler yang menghubungkan India dengan Bali. Namun, kunjungan wisatawan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, untuk Australia tercatat ada 7 bandara di Negeri Kanguru itu yang terhubung langsung dengan Bali. Pun sebaliknya untuk China tercatat ada 8 bandara yang terhubung ke Bali. “Ada tujuh bandar udara di Australia, masing-masing Bandar Udara Perth, Sydney (Kingsford Smith), Adelaide, Brisbane, Cairns, Darwin, serta Melbourne-Tullamarine. Sehari-hari, terdapat setidaknya 23 jadwal penerbangan reguler yang menghubungkan Bali dengan ketujuh bandar udara di Australia tersebut dengan 8 maskapai,” tutur Herry.
Sementara, untuk China ada 8 bandar udara yang terhubung dengan Bali, masing-masing Bandar Udara Beijing Capital, Shanghai Pudong, Guangzhou Baiyun, Shenzhen Bao’an, Kunming Changshui, Xi’an Xianyang, Zhengzhou Xinzheng, serta Xiamen Gaoqi. Setidaknya, terdapat 8 penerbangan berjadwal yang melayani para wisatawan asal China menuju Bali.
“Uniknya, walaupun menempati peringkat ketiga negara penyumbang wisatawan manca negara terbanyak di Bali, saat ini tidak ada rute penerbangan reguler yang melayani penerbangan langsung dari India menuju Bali. Tentu ini menjadi perhatian kita dan pada 2020 ini, kami optimis tingkat kunjungan wisatawan manca negara ke Bali akan terus meningkat. Apalagi, pada Januari ini setidaknya akan ada dua maskapai penerbangan yang membuka dua rute penerbangan internasional baru,” kata Herry. *dar
General Manager Angkasa Pura I Herry AY Sikado, menerangkan dalam catatannya, dari Januari hingga Desember 2019, tercatat sebanyak 6.298.852 wisatawan dari seluruh dunia datang ke Bali melalui jalur udara. Hal ini mengalami peningkatan sekitar 3 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatat 6.127.437 wisatawan.
“Ini merupakan hal yang sangat positif. Yang pertama, pesona dan daya tarik Bali bagi para wisatawan dunia masih sangat kuat, terbukti dengan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Kedua, di saat tren penurunan penumpang dan kunjungan wisatawan manca negara di banyak bandar udara di Indonesia, kami tetap mencatatkan pertumbuhan," ungkapnya, Rabu (22/1).
Menurut Herry, dalam catatan pada tahun-tahun sebelumnya, China selalu di peringkat pertama sebagai negara penyumbang wisatawan terbanyak ke Bali. Namun, kali ini negara Tirai Bambu itu turun pada posisi kedua. Sementara di posisi pertama diduduki Australia. Pada 2019 jumlah wisatawan Australia yang dilayani sebanyak total 1.230.133 jiwa, mengungguli turis asal China, dengan jumlah sebanyak 1.196.497 jiwa. Dengan demikian ada selisih sekitar 33 ribu jiwa. Sementara posisi ketiga masih ditempati oleh wisatawan asal India dengan jumlah 377.543 wisatawan.
“Kalau dibandingkan dengan tahun 2018, wisatawan asal Australia tumbuh sebesar 4 persen di tahun 2019. Pun demikian dengan jumlah kedatangan wisatawan berpaspor India, yang mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen. Berbeda dengan kedua negara tersebut, jumlah kedatangan turis asal China mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni sebesar 15 persen,” ungkapnya.
Menariknya, dari ketiga negara yang menduduki posisi tiga teratas, India justru sama sekali tidak ada penerbangan reguler yang menghubungkan India dengan Bali. Namun, kunjungan wisatawan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, untuk Australia tercatat ada 7 bandara di Negeri Kanguru itu yang terhubung langsung dengan Bali. Pun sebaliknya untuk China tercatat ada 8 bandara yang terhubung ke Bali. “Ada tujuh bandar udara di Australia, masing-masing Bandar Udara Perth, Sydney (Kingsford Smith), Adelaide, Brisbane, Cairns, Darwin, serta Melbourne-Tullamarine. Sehari-hari, terdapat setidaknya 23 jadwal penerbangan reguler yang menghubungkan Bali dengan ketujuh bandar udara di Australia tersebut dengan 8 maskapai,” tutur Herry.
Sementara, untuk China ada 8 bandar udara yang terhubung dengan Bali, masing-masing Bandar Udara Beijing Capital, Shanghai Pudong, Guangzhou Baiyun, Shenzhen Bao’an, Kunming Changshui, Xi’an Xianyang, Zhengzhou Xinzheng, serta Xiamen Gaoqi. Setidaknya, terdapat 8 penerbangan berjadwal yang melayani para wisatawan asal China menuju Bali.
“Uniknya, walaupun menempati peringkat ketiga negara penyumbang wisatawan manca negara terbanyak di Bali, saat ini tidak ada rute penerbangan reguler yang melayani penerbangan langsung dari India menuju Bali. Tentu ini menjadi perhatian kita dan pada 2020 ini, kami optimis tingkat kunjungan wisatawan manca negara ke Bali akan terus meningkat. Apalagi, pada Januari ini setidaknya akan ada dua maskapai penerbangan yang membuka dua rute penerbangan internasional baru,” kata Herry. *dar
Komentar