Bupati Juga Inginkan Ada Rumah Sakit di Kintamani
Bupati Bangli, I Made Gianyar, sependapat dengan usulan anggota DPRD Bangli untuk mendirikan rumah sakit di Kecamatan Kintamani.
BANGLI, NusaBali
Bupati menegaskan, jika semuanya setuju membangun RS di Kintamani, maka harus dibahas tahun ini. Sehingga bisa diprogramkan pada tahun 2021. Pembangunan RS di Kecamatan Kintamani mempermudah masyarakat mendapatkan layanan kesehatan.
Menurut Bupati Made Gianyar, mengatakan pembangunan RS juga untuk mempermudah rujukan ke rumah sakit. Sebelumnya untuk rujukan dari rumah sakit tipe D ke rumah sakit type C atau tipe B, sekarang bisa langsung ke RSU Bangli yang tipe B. “Masyarakat tidak harus diberatkan dengan sistem rujukan berjenjang,” ungkapnya, Kamis (23/1). Terlepas dari sistem rujukan berjenjang, jika melihat luas wilayah sangat memungkinkan membangun rumah sakit di Kintamani.
Dengan adanya rumah sakit di Bangli maka masyarakat dimudahkan dapatkan layanan kesehatan. “Contoh saja Kecamatan Payangan, Gianyar sudah memiliki rumah sakit,” ungkap Bupati Made Gianyar. Dikatakan, jika melihat luas wilayah antara Payangan dan Kintamani, tentu lebih luas wilayah Kintamani. Maka dari itu dipandang perlu dibangun rumah sakit di Kintamani,” sebutnya. Bupati Made Gianyar tidak memungkiri banyak warga Bangli berobat ke luar daerah karena jarak yang lebih dekat.
Bupati menambahkan, rencana membangun rumah sakit di Kintamani agar segera ditandaklanjuti sehingga bisa masuk dalam program tahun 2021. “Asalkan ada komitmen bersama baik dari eksekutif dan legeslatif dan dukungan masyarakat, keinginan memabngun rumah sakit di Kintamani bisa terwujud,” yakinya. Harapannya bisa dimulai tahun 2021. “Karena ini sudah akhir masa jabatan saya, tentunya bisa dilanjutkan oleh bupati terpilih,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr I Nengah Nadi mengatakan, wacana membangun rumah sakit di Kintamani sempat dibahas di DPRD Bangli. Dinas Kesehatan sudah sempat melakukan kajian. “Untuk membangun rumah sakit dibutuhkan lahan minimal 2 hektare, sementara lahan belum ada,” jelasnya. Jika lahan tersedia tentu bisa ditindaklanjuti. Untuk pembangunan rumah sakit di Kintamani belum masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2020. Jika ada komitmen bersama, pembangunan rumah sakit bisa diusulkan dalam program 2021.
dr Nadi menyebutkan, masyarakat di Kintamani dapat mengakses layanan kesehatan di puskesmas. Di Kecamatan Kintamani terdapat 6 puskesmas dengan 3 puskesmas rawat inap. “Membangun rumah sakit, selain masalah infrastruktur juga harus ada alat medisdan tenaga kesehatannya,” imbuhnya. Diakui, Bangli masih kekurangan tenaga medis. Sebelumnya, anggota DPRD Bangli, Gede Tindih, usulkan pembangunan rumah sakit (RS) di Kecamatan Kintamani. Tujuannya untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat yang tinggal di balik bukit. Jarak rumah sakit yang jauh memberatkan masyarakat, belum lagi rujukan berjenjang. *esa
Menurut Bupati Made Gianyar, mengatakan pembangunan RS juga untuk mempermudah rujukan ke rumah sakit. Sebelumnya untuk rujukan dari rumah sakit tipe D ke rumah sakit type C atau tipe B, sekarang bisa langsung ke RSU Bangli yang tipe B. “Masyarakat tidak harus diberatkan dengan sistem rujukan berjenjang,” ungkapnya, Kamis (23/1). Terlepas dari sistem rujukan berjenjang, jika melihat luas wilayah sangat memungkinkan membangun rumah sakit di Kintamani.
Dengan adanya rumah sakit di Bangli maka masyarakat dimudahkan dapatkan layanan kesehatan. “Contoh saja Kecamatan Payangan, Gianyar sudah memiliki rumah sakit,” ungkap Bupati Made Gianyar. Dikatakan, jika melihat luas wilayah antara Payangan dan Kintamani, tentu lebih luas wilayah Kintamani. Maka dari itu dipandang perlu dibangun rumah sakit di Kintamani,” sebutnya. Bupati Made Gianyar tidak memungkiri banyak warga Bangli berobat ke luar daerah karena jarak yang lebih dekat.
Bupati menambahkan, rencana membangun rumah sakit di Kintamani agar segera ditandaklanjuti sehingga bisa masuk dalam program tahun 2021. “Asalkan ada komitmen bersama baik dari eksekutif dan legeslatif dan dukungan masyarakat, keinginan memabngun rumah sakit di Kintamani bisa terwujud,” yakinya. Harapannya bisa dimulai tahun 2021. “Karena ini sudah akhir masa jabatan saya, tentunya bisa dilanjutkan oleh bupati terpilih,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr I Nengah Nadi mengatakan, wacana membangun rumah sakit di Kintamani sempat dibahas di DPRD Bangli. Dinas Kesehatan sudah sempat melakukan kajian. “Untuk membangun rumah sakit dibutuhkan lahan minimal 2 hektare, sementara lahan belum ada,” jelasnya. Jika lahan tersedia tentu bisa ditindaklanjuti. Untuk pembangunan rumah sakit di Kintamani belum masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2020. Jika ada komitmen bersama, pembangunan rumah sakit bisa diusulkan dalam program 2021.
dr Nadi menyebutkan, masyarakat di Kintamani dapat mengakses layanan kesehatan di puskesmas. Di Kecamatan Kintamani terdapat 6 puskesmas dengan 3 puskesmas rawat inap. “Membangun rumah sakit, selain masalah infrastruktur juga harus ada alat medisdan tenaga kesehatannya,” imbuhnya. Diakui, Bangli masih kekurangan tenaga medis. Sebelumnya, anggota DPRD Bangli, Gede Tindih, usulkan pembangunan rumah sakit (RS) di Kecamatan Kintamani. Tujuannya untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat yang tinggal di balik bukit. Jarak rumah sakit yang jauh memberatkan masyarakat, belum lagi rujukan berjenjang. *esa
1
Komentar