Panglukatan di Mengening Makin Ramai, Loker Terbatas
Tempat panglukatan di Pura Mengening, Desa Adat Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, mulai ramai didatangi masyarakat.
GIANYAR, NusaBali
Tidak saja krama lokal, sejumlah wisatawan juga datang untuk malukat (membersihkan diri secara niskala) dan berkunjung. Selain tempatnya yang asri dan sejuk, pancoran tempat malukat airnya cukup besar. Namun, loker dan tempat ganti pakaian sangat minim, jika pun ada saat ini semuanya masih terkunci.
Bendesa Adat Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring I Nyoman Weda menjelaskan pihaknya sedang tahap penataan. Mulai dari penempatan pedagang, parkir, hingga tempat ganti pakaian. “Kemarin sudah tata pedagang, dan tempat ganti pakaian juga sudah dibuat. Hanya saja yang jaga di tempat ganti dan kuncinya belum ada,” jelasnya, Kamis (23/1).
Weda juga mengaku, tempat ganti pakaian awalnya adalah di timur laut tempat panglukatan. Itu pun masih menggunakan bangunan seadanya, dan beratap seng aluminium. “Dulu memang tempat ganti beratap seng digunakan, karena sekarang sudah dibuat baru, dan nanti akan dipergunakan sekitar akhir bulan ini,” bebernya.
Sedangkan tempat ganti pakaian yang ada saat ini hanya berjumlah empat ruangan. Itu pun di dalamnya dikatakan tidak ada lubang pembuangan air. Mengingat yang akan mengganti pakaian setelah malukat pasti basah, sehingga airnya dikhawatirkan mengalir kembali ke luar tempat ganti. “Kalau empat kurang atau tidak kami belum tahu, karena belum pernah dipakai. Saya harapkan di dalamnya bisa diisi lubang pembuangan supaya airnya tidak tergenang, penataannya itu di bawah pemda dan kami harapkan bisa diperbaiki,” imbuhnya.
Selain tempat ganti, dia juga mengatakan penataan lainnya dilakukan mulai dari pembangunan gapura, bangunan untuk informasi pengunjung, parkir, rambu-rambu atau petunjuk arah. Pantauan koran ini, terpampang pada sepanduk proyek pembuatan tata ruang ganti menggunkan anggaran Rp 179 juta. Pembangunan pusat informasi Rp 234 juta, pembuatan rambu petunjuk arah Rp 43 juta. Sedangkan pembuatan parkir Rp 149 juta, semua proyek dikerjakan rata-rata dengan waktu 60 hari kalender, dan semuanya telah rampung.
Weda menyampaikan pura dan tempat malukat yang terletak di selatan Pura Tirta Empul Tampaksiring itu memang dikembangkan sebagai destinasi daya tarik wisata. Sehingga dipandang perlu ditata sebaik mungkin dan membuat nyaman pemedak maupun wisatawan yang datang. Baik yang bertujuan untuk sembahyang, malukat ataupun hanya bermeditasi. “Saat ini kita belum kenakan tiket masuk, karena masih kita gunakan sistem donasi atau dana punia. Begitu juga yang jaga, krama kami memiliki lima kelompok untuk jaga di sana secara bergiliran setiap hari,” ungkapnya.
Kabid Destinasi, Dinas Pariwisata Gianyar Gusti Ngurah Susatia menjelaskan terkait tempat ganti pakaian di panglukatan Mengening masih akan diceknya. “Saya belum tahu, karena saya Kabid baru belum ke lapangan. Senin kami akan cek,” jelasnya. *nvi
Bendesa Adat Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring I Nyoman Weda menjelaskan pihaknya sedang tahap penataan. Mulai dari penempatan pedagang, parkir, hingga tempat ganti pakaian. “Kemarin sudah tata pedagang, dan tempat ganti pakaian juga sudah dibuat. Hanya saja yang jaga di tempat ganti dan kuncinya belum ada,” jelasnya, Kamis (23/1).
Weda juga mengaku, tempat ganti pakaian awalnya adalah di timur laut tempat panglukatan. Itu pun masih menggunakan bangunan seadanya, dan beratap seng aluminium. “Dulu memang tempat ganti beratap seng digunakan, karena sekarang sudah dibuat baru, dan nanti akan dipergunakan sekitar akhir bulan ini,” bebernya.
Sedangkan tempat ganti pakaian yang ada saat ini hanya berjumlah empat ruangan. Itu pun di dalamnya dikatakan tidak ada lubang pembuangan air. Mengingat yang akan mengganti pakaian setelah malukat pasti basah, sehingga airnya dikhawatirkan mengalir kembali ke luar tempat ganti. “Kalau empat kurang atau tidak kami belum tahu, karena belum pernah dipakai. Saya harapkan di dalamnya bisa diisi lubang pembuangan supaya airnya tidak tergenang, penataannya itu di bawah pemda dan kami harapkan bisa diperbaiki,” imbuhnya.
Selain tempat ganti, dia juga mengatakan penataan lainnya dilakukan mulai dari pembangunan gapura, bangunan untuk informasi pengunjung, parkir, rambu-rambu atau petunjuk arah. Pantauan koran ini, terpampang pada sepanduk proyek pembuatan tata ruang ganti menggunkan anggaran Rp 179 juta. Pembangunan pusat informasi Rp 234 juta, pembuatan rambu petunjuk arah Rp 43 juta. Sedangkan pembuatan parkir Rp 149 juta, semua proyek dikerjakan rata-rata dengan waktu 60 hari kalender, dan semuanya telah rampung.
Weda menyampaikan pura dan tempat malukat yang terletak di selatan Pura Tirta Empul Tampaksiring itu memang dikembangkan sebagai destinasi daya tarik wisata. Sehingga dipandang perlu ditata sebaik mungkin dan membuat nyaman pemedak maupun wisatawan yang datang. Baik yang bertujuan untuk sembahyang, malukat ataupun hanya bermeditasi. “Saat ini kita belum kenakan tiket masuk, karena masih kita gunakan sistem donasi atau dana punia. Begitu juga yang jaga, krama kami memiliki lima kelompok untuk jaga di sana secara bergiliran setiap hari,” ungkapnya.
Kabid Destinasi, Dinas Pariwisata Gianyar Gusti Ngurah Susatia menjelaskan terkait tempat ganti pakaian di panglukatan Mengening masih akan diceknya. “Saya belum tahu, karena saya Kabid baru belum ke lapangan. Senin kami akan cek,” jelasnya. *nvi
1
Komentar