Petani Hadang Truk Sampah TPA
Sejumlah petani Subak Temesi, Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, menghadang sejumlah truk sampah saat mengirim sampah ke TPA (Tempat Pengelolaan A khir) di Desa Temesi, Senin (8/8).
GIANYAR, NusaBali
Akibatya, belasan truk sampah itu terpaksa parkir di jalan menuju TPA Temesi dan di sisi Lapangan Astina, Gianyar, Senin (8/8). Aktivitas pengiriman sampah pun tersendat dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita.
Salah seorang sopir truk pengangkut sampah I Wayan Nama mengaku sejak pukul 09.00 Wita, dirinya sudah ada di jalan TPA Temesi. Namun karena tidak diperbolehkan lewat oleh sejumlah petani, ia hanya bisa menunggu. "Kami tunggu disini (di jalan raya, Red), sampai kami diizinkan lewat ke TPA," ujarnya. Lokasi TPA di Desa Temesi terdiri dari tiga banjar yakni Banjar Pegesangan, Temesi, dan Peteluan. Kelihat Adat dan Dinas Banjar Pegesangan Ketut Berata menjelaskan, tindakan yang dilakukan oleh beberapa pengurus dan anggota subak memberhentikan armada pengangkut sampah menuju TPA, sebagai bentuk protes mereka. Inti permasalahan yang ingin disampaikan yakoi kondisi di sekitar TPA. Karena air dari TPA keluar dari tumpukan sampah dan merembes ke areal persawahan. ‘’Air rembesan TPA ini sangat membahayakan petani,’’ ujarnya.
Desa Temesi memiliki enam subak yakni Subak Pengliklikan, Teba Jero, Jaga Perang, Dalem Pande, Puseh, dan Jero Agung. Berata berharap apa yang disampaikan krama subak agar ditindaklanjuti Pemkab Gianyar. "Saya yakin para pejabat di Pemkab Gianyar pati bisa menindaklanjuti keluhan masyarakat," ujarnya. Kata Berata, masalah TPA ini makin menumpuk karena ada pergantian pejabat pemerintah yang tentu dengan program dan kebijakan barunya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar I Wayan Kujus Pawitra, langsung ke lokasi menemui warga subak dan berdialog. Dalam pertemuan itu, hadir dari unsur Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum, didampingi anggota DPRD Bali I Wayan Budastra, dan anggota DPRD Gianyar I Wayan Suteja.
Usai pertemuan, Kujus Pawitra menjelaskan, petani minta agar Pemkab Gianyar mewujudkan beberapa kesepakatan awal sejak 2007, saat pendirian TPA Temesi. Kesepakatan itu, TPA harus menjaga pelestarian lingkungan persawahan. Selain itu, dengan semakin minimnya jumlah krama subak akibat alih fungsi lahan, warga juga menuntut agar Pemkab Gianyar memperhatikan keberadaan tiga pura yakni Pura Masceti, Puru Dugul dan Pura Sari Merta.
Kata Kujus, warga pula menuntut perbaikan jalan rusak, penambahan penerangan jalan dari masuk Desa Temesi serta perbaikan saluran irigasi. "Warga meminta agar masyarakat Desa Temesi diberikan perhatian lebih," ungkap Kujus Pawitra.
Kata Kujus, bantuan sebagaimana dituntut warga sudah diberikan setiap tahun oleh Pemkab Gianyar. Pada tahun 2015, bantuan yang diserahkan Rp 84 juta, selain perbaikan jalan desa dari dinas terkait. Kata Kujus, pada Senin (1/8) lalu, sudah ada pertemuan dengan krama subak di Kantor DKP Gianyar. "Apa yang dibicarakan sekarang sama dengan pertemuan sebelumnya," jelasnya.
Setelah semua jelas dan krama menerima segala penjelasan dan sudah ada kesepakatan, aktivitas armada pengangkut sampah menuju TPA, kembali normal. Penghadangan truk sampah ini dipantau jajaran Polsek Gianyar di lokasi sekaligus mengamankan TPA Temesi. * cr62
Akibatya, belasan truk sampah itu terpaksa parkir di jalan menuju TPA Temesi dan di sisi Lapangan Astina, Gianyar, Senin (8/8). Aktivitas pengiriman sampah pun tersendat dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita.
Salah seorang sopir truk pengangkut sampah I Wayan Nama mengaku sejak pukul 09.00 Wita, dirinya sudah ada di jalan TPA Temesi. Namun karena tidak diperbolehkan lewat oleh sejumlah petani, ia hanya bisa menunggu. "Kami tunggu disini (di jalan raya, Red), sampai kami diizinkan lewat ke TPA," ujarnya. Lokasi TPA di Desa Temesi terdiri dari tiga banjar yakni Banjar Pegesangan, Temesi, dan Peteluan. Kelihat Adat dan Dinas Banjar Pegesangan Ketut Berata menjelaskan, tindakan yang dilakukan oleh beberapa pengurus dan anggota subak memberhentikan armada pengangkut sampah menuju TPA, sebagai bentuk protes mereka. Inti permasalahan yang ingin disampaikan yakoi kondisi di sekitar TPA. Karena air dari TPA keluar dari tumpukan sampah dan merembes ke areal persawahan. ‘’Air rembesan TPA ini sangat membahayakan petani,’’ ujarnya.
Desa Temesi memiliki enam subak yakni Subak Pengliklikan, Teba Jero, Jaga Perang, Dalem Pande, Puseh, dan Jero Agung. Berata berharap apa yang disampaikan krama subak agar ditindaklanjuti Pemkab Gianyar. "Saya yakin para pejabat di Pemkab Gianyar pati bisa menindaklanjuti keluhan masyarakat," ujarnya. Kata Berata, masalah TPA ini makin menumpuk karena ada pergantian pejabat pemerintah yang tentu dengan program dan kebijakan barunya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar I Wayan Kujus Pawitra, langsung ke lokasi menemui warga subak dan berdialog. Dalam pertemuan itu, hadir dari unsur Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum, didampingi anggota DPRD Bali I Wayan Budastra, dan anggota DPRD Gianyar I Wayan Suteja.
Usai pertemuan, Kujus Pawitra menjelaskan, petani minta agar Pemkab Gianyar mewujudkan beberapa kesepakatan awal sejak 2007, saat pendirian TPA Temesi. Kesepakatan itu, TPA harus menjaga pelestarian lingkungan persawahan. Selain itu, dengan semakin minimnya jumlah krama subak akibat alih fungsi lahan, warga juga menuntut agar Pemkab Gianyar memperhatikan keberadaan tiga pura yakni Pura Masceti, Puru Dugul dan Pura Sari Merta.
Kata Kujus, warga pula menuntut perbaikan jalan rusak, penambahan penerangan jalan dari masuk Desa Temesi serta perbaikan saluran irigasi. "Warga meminta agar masyarakat Desa Temesi diberikan perhatian lebih," ungkap Kujus Pawitra.
Kata Kujus, bantuan sebagaimana dituntut warga sudah diberikan setiap tahun oleh Pemkab Gianyar. Pada tahun 2015, bantuan yang diserahkan Rp 84 juta, selain perbaikan jalan desa dari dinas terkait. Kata Kujus, pada Senin (1/8) lalu, sudah ada pertemuan dengan krama subak di Kantor DKP Gianyar. "Apa yang dibicarakan sekarang sama dengan pertemuan sebelumnya," jelasnya.
Setelah semua jelas dan krama menerima segala penjelasan dan sudah ada kesepakatan, aktivitas armada pengangkut sampah menuju TPA, kembali normal. Penghadangan truk sampah ini dipantau jajaran Polsek Gianyar di lokasi sekaligus mengamankan TPA Temesi. * cr62
1
Komentar