Golkar Diminta Hati-hati Usung Calon di Pilkada 2020
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengatakan partainya harus berhati-hati dalam mengusung calon kepala daerah untuk Pilkada 2020.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Bambang Soesatyo alias Bamsoet ini, figur calon kepala daerah sangat menentukan perolehan suara. "Jadi yang paling menentukan dalam pilkada ini, pertama adalah tokohnya," ujar Bamsoet kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (25/1). "(Kalau) partai salah pilih figur, maka sulit buat memenangkan pertarungan. Menurut saya, Golkar harus hati-hati dalam menentukan siapa yang dicalonkan," kata dia.
Faktor kedua, lanjut dia, partai tidak bisa lepas dari kerja sama dengan partai lain. Sebab, kerja sama itu menyangkut terpenuhinya syarat pencalonan kepala daerah. "Harus ada kerja sama dengan partai-partai lain dalam satu koalisi yang mendukung calon (kepala daerah) itu," tutur pria yang akrab disapa Bamsoet ini. Partai Golkar sendiri, kata Bamsoet, sudah memiliki target untuk Pilkada 2020 yang sudah dirumuskan dalam musyawarah nasional (Munas) beberapa waktu lalu. "Sehingga kita lihat nanti di lapangan. Kalau itu (berapa persen kemenangan) silakan tanya ke DPP Golkar," tuturnya dilansir kompas.com.
Sebelumnya, Partai Golkar menggandeng 10 lembaga survei menjelang Pilkada Serentak 2020. Adapun lembaga survei yang menjadi rekanan Golkar yakni Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Pusdeham) Surabaya yang dipimpin Muhammad Asfar, Indikator Politik yang dipimpin Burhanuddi Muhtadi.
Ada juga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipimpin Sirojudin Abbas, Charta Politika yang dipimpin Yunarto Wijaya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Djayadi Hanan, Indo Barometer yang dipimpin M Qodari. Kemudian, Polmark Indonesia yang dipimpin Eep Saefulloh Fatah, Lembaga Survei Sinergi Data Indonesia (SDI) yang dipimpin Barkah Pattimahu, Poltracking Indonesia yang dipimpin Hanta Yuda, serta LSI yang dipimpin Denny JA.
Partai Golkar sengaja menggandeng lembaga survei yang telah diketahui rekam jejaknya untuk memberi rekomendasi calon pemimpin yang laik ikut Pilkada 2020. Pasalnya, Partai Golkar memprioritaskan kadernya untuk maju dalam Pilkada 2020.
Untuk itu, Partai Golkar bakal memperhatikan popularitas, elektabilitas, kemampuan logistik. "Kami akan melihat hasil survei dari lembaga-lembaga yang kami rekomendasikan. Sehingga, Golkar mendapat kader terbaik dan siap bertarung pada Pilkada 2020," kata Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus, usai rapat pleno DPP Partai Golkar, Rabu (13/11/2019) lalu. Untuk diketahui, Pilkada 2020 akan digelar di 270 wilayah di Indonesia. 270 wilayah ini meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Adapun hari pemungutan suara Pilkada 2020 jatuh pada 23 September mendatang. *
Menurut Bambang Soesatyo alias Bamsoet ini, figur calon kepala daerah sangat menentukan perolehan suara. "Jadi yang paling menentukan dalam pilkada ini, pertama adalah tokohnya," ujar Bamsoet kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (25/1). "(Kalau) partai salah pilih figur, maka sulit buat memenangkan pertarungan. Menurut saya, Golkar harus hati-hati dalam menentukan siapa yang dicalonkan," kata dia.
Faktor kedua, lanjut dia, partai tidak bisa lepas dari kerja sama dengan partai lain. Sebab, kerja sama itu menyangkut terpenuhinya syarat pencalonan kepala daerah. "Harus ada kerja sama dengan partai-partai lain dalam satu koalisi yang mendukung calon (kepala daerah) itu," tutur pria yang akrab disapa Bamsoet ini. Partai Golkar sendiri, kata Bamsoet, sudah memiliki target untuk Pilkada 2020 yang sudah dirumuskan dalam musyawarah nasional (Munas) beberapa waktu lalu. "Sehingga kita lihat nanti di lapangan. Kalau itu (berapa persen kemenangan) silakan tanya ke DPP Golkar," tuturnya dilansir kompas.com.
Sebelumnya, Partai Golkar menggandeng 10 lembaga survei menjelang Pilkada Serentak 2020. Adapun lembaga survei yang menjadi rekanan Golkar yakni Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Pusdeham) Surabaya yang dipimpin Muhammad Asfar, Indikator Politik yang dipimpin Burhanuddi Muhtadi.
Ada juga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipimpin Sirojudin Abbas, Charta Politika yang dipimpin Yunarto Wijaya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Djayadi Hanan, Indo Barometer yang dipimpin M Qodari. Kemudian, Polmark Indonesia yang dipimpin Eep Saefulloh Fatah, Lembaga Survei Sinergi Data Indonesia (SDI) yang dipimpin Barkah Pattimahu, Poltracking Indonesia yang dipimpin Hanta Yuda, serta LSI yang dipimpin Denny JA.
Partai Golkar sengaja menggandeng lembaga survei yang telah diketahui rekam jejaknya untuk memberi rekomendasi calon pemimpin yang laik ikut Pilkada 2020. Pasalnya, Partai Golkar memprioritaskan kadernya untuk maju dalam Pilkada 2020.
Untuk itu, Partai Golkar bakal memperhatikan popularitas, elektabilitas, kemampuan logistik. "Kami akan melihat hasil survei dari lembaga-lembaga yang kami rekomendasikan. Sehingga, Golkar mendapat kader terbaik dan siap bertarung pada Pilkada 2020," kata Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus, usai rapat pleno DPP Partai Golkar, Rabu (13/11/2019) lalu. Untuk diketahui, Pilkada 2020 akan digelar di 270 wilayah di Indonesia. 270 wilayah ini meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Adapun hari pemungutan suara Pilkada 2020 jatuh pada 23 September mendatang. *
1
Komentar