Polisi Buru Pelaku Pengeroyokan
Korban Tewas Ternyata Tidak Mencuri Helm
Polisi terus mendalami dan memburu pelaku pengeroyokan hingga tewas pria bernama Muhammad Lutfi, 25, yang dituduh mencuri helm di Monument Groun Zero, Kuta, Badung pada Jumat (24/1) malam.
MANGUPURA, NusaBali
Mirisnya, ternyata korban yang mengalami keterbelakangan mental ini tidak mencuri helm melainkan salah mengambil motor.
Informasi yang dihimpun, polisi kini memburu para pelaku pengeroyokan yang dilakukan sejumlah orang yang sempat direkam oleh salah seorang warga. Dalam rekaman berdurasi 57 detik tersebut terlihat korban yang hanya menggunakan celana pendek warna merah sudah dalam kondisi tangan diborgol oleh beberapa orang berpakaian sekuriti. Lalu korban asal korban Lutfi asal Dusun Langsatan, Desa Suka Makmur, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur berhasil melepas borgol dan mencoba kabur.
Namun berhasil diamankan oleh sejumlah pria berpakaian sekuriti. Korban lalu dihajar dengan pukulan dan tendangan oleh sejumlah pria berpakaian sekuriti dan warga. Meski sempat teriak sakit, namun korban terus dihajar hingga tak sadarkan diri.
Mendengar adanya keributan, jajaran Polsek Kuta mendatangi TKP. Karena tak sadarkan diri, polisi membawa korban ke klinik. Tapi pihak klinik menolak karena perlengkapan tak memadai. Akhirnya korban dilarikan ke IGD RSUP Sanglah Denpasar. Setelah mendapat perawatan di IGD sekitar pukul 21.00 Wita korban meninggal dunia.
“Dalam kejadian ini kami menerima dua laporan polisi, yakni terkait kasus pencurian helm dengan nomor LP-B/34/I/2020/res dps/sek kuta, tanggal 24 januari 2020 dan laporan polisi terkait sasus pengeroyokan dengan nomor LP-B/36/I/2020/res dps/sek kuta, tanggal 25 januari 2020. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kuta, I Putu Ika Prabawa.
Terkait laporan pencurian helm, Iptu Ika memastikan jika Lutfi tidak melakukan pencurian helm. Hasil penyelidikan dari keterangan saksi dan rekaman CCTV memperlihatkan korban memarkir sepeda motor Yamaha R15 DK 7137 OK di depan Paddy’s Bar. Lalu korban berjalan kaki menuju monument Groun Zero (ke arah selatan).
Pada saat itu korban yang diketahui memiliki keterbelakangan mental itu berjalan dengan tetap memakai helm merk KYT warnah putih miliknya. Setibanya di samping Apotek Guardian (di sekitar Ground Zero) korban meminta korek api kepada seseorang bernama I Nengah Nebel.
Pada saat Nengah Nebel memberikannya korek api malah ditolak oleh korban. Entah lupa dengan motornya sendiri atau tidak tapi pada saat itu korban terlihat seperti linglung. Korban malah menuju ke sepeda motor orang lain dan coba membuka jok motor yang sedang parkir di dekatnya.
Karena tak bisa membuka jok motor yang bukan miliknya itu, korban menaruh jaketnya di atas motor tersebut lalu memakai kembali helmnya sendiri. Melihat korban memakai helm pada motor yang bukan miliknya itu warga sekitar meneriakinya maling. Saat diteriaki maling korban mencoba untuk berlari dari tempat tersebut.
“Korban yang dituduh maling helm terlihat linglung. Dia minta korek api. Pada saat dikasi malah dia tolak dan mau ambil korek api pada jok motornya katanya. Padahal motor yang dimaksudnya itu adalah motor orang lain. Saat dikeroyok massa korban ini tak bisa bicara dengan lancar dan mencoba melarikan diri. Karena hal itulah warga emosi dan memukul korban. Padahal helm yang dipakai itu adalah helmnya sendiri,” tutur Iptu Ika Prabawa.
Saat ini petugas Unit Reskrim Polsek Kuta masih mendalami laporan dugaan pengeroyokan hingga korban tewas, termasuk memburu para pelaku pengeroyokan. “Sekarang masih penyelidikan,” ujar Iptu Ika. *pol
Informasi yang dihimpun, polisi kini memburu para pelaku pengeroyokan yang dilakukan sejumlah orang yang sempat direkam oleh salah seorang warga. Dalam rekaman berdurasi 57 detik tersebut terlihat korban yang hanya menggunakan celana pendek warna merah sudah dalam kondisi tangan diborgol oleh beberapa orang berpakaian sekuriti. Lalu korban asal korban Lutfi asal Dusun Langsatan, Desa Suka Makmur, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur berhasil melepas borgol dan mencoba kabur.
Namun berhasil diamankan oleh sejumlah pria berpakaian sekuriti. Korban lalu dihajar dengan pukulan dan tendangan oleh sejumlah pria berpakaian sekuriti dan warga. Meski sempat teriak sakit, namun korban terus dihajar hingga tak sadarkan diri.
Mendengar adanya keributan, jajaran Polsek Kuta mendatangi TKP. Karena tak sadarkan diri, polisi membawa korban ke klinik. Tapi pihak klinik menolak karena perlengkapan tak memadai. Akhirnya korban dilarikan ke IGD RSUP Sanglah Denpasar. Setelah mendapat perawatan di IGD sekitar pukul 21.00 Wita korban meninggal dunia.
“Dalam kejadian ini kami menerima dua laporan polisi, yakni terkait kasus pencurian helm dengan nomor LP-B/34/I/2020/res dps/sek kuta, tanggal 24 januari 2020 dan laporan polisi terkait sasus pengeroyokan dengan nomor LP-B/36/I/2020/res dps/sek kuta, tanggal 25 januari 2020. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kuta, I Putu Ika Prabawa.
Terkait laporan pencurian helm, Iptu Ika memastikan jika Lutfi tidak melakukan pencurian helm. Hasil penyelidikan dari keterangan saksi dan rekaman CCTV memperlihatkan korban memarkir sepeda motor Yamaha R15 DK 7137 OK di depan Paddy’s Bar. Lalu korban berjalan kaki menuju monument Groun Zero (ke arah selatan).
Pada saat itu korban yang diketahui memiliki keterbelakangan mental itu berjalan dengan tetap memakai helm merk KYT warnah putih miliknya. Setibanya di samping Apotek Guardian (di sekitar Ground Zero) korban meminta korek api kepada seseorang bernama I Nengah Nebel.
Pada saat Nengah Nebel memberikannya korek api malah ditolak oleh korban. Entah lupa dengan motornya sendiri atau tidak tapi pada saat itu korban terlihat seperti linglung. Korban malah menuju ke sepeda motor orang lain dan coba membuka jok motor yang sedang parkir di dekatnya.
Karena tak bisa membuka jok motor yang bukan miliknya itu, korban menaruh jaketnya di atas motor tersebut lalu memakai kembali helmnya sendiri. Melihat korban memakai helm pada motor yang bukan miliknya itu warga sekitar meneriakinya maling. Saat diteriaki maling korban mencoba untuk berlari dari tempat tersebut.
“Korban yang dituduh maling helm terlihat linglung. Dia minta korek api. Pada saat dikasi malah dia tolak dan mau ambil korek api pada jok motornya katanya. Padahal motor yang dimaksudnya itu adalah motor orang lain. Saat dikeroyok massa korban ini tak bisa bicara dengan lancar dan mencoba melarikan diri. Karena hal itulah warga emosi dan memukul korban. Padahal helm yang dipakai itu adalah helmnya sendiri,” tutur Iptu Ika Prabawa.
Saat ini petugas Unit Reskrim Polsek Kuta masih mendalami laporan dugaan pengeroyokan hingga korban tewas, termasuk memburu para pelaku pengeroyokan. “Sekarang masih penyelidikan,” ujar Iptu Ika. *pol
Komentar