BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 5,1 – 5,5 Persen
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 akan berada di kisaran 5,1 persen sampai 5,5 persen.
DENPASAR, NusaBali
Perkiraan tersebut menyusul perkiraan perbaikan pertumbuhan perekonomian global, yang ditandai peningkatan volume perdagangan dunia pasca perbaikan kesepakatan dagang antara China dan AS pada fase awal 2020. Walau di satu pihak harapan perbaikan tersebut masih diselimuti kekhawatiran penyebaran Virus Corona.
Deputi Senior Gubernur BI Destry Darmayanti saat mengahdiri Bedah Buku Boediono di Denpasar, Rabu (29/1), menyatakan optimisme atas perbaikan ekonomi Indonesia perlu dijaga. “Bank Indonesia mengarahkan kebijakannya pada bauran kebijakan yang akomodatif,” ujarnya.
Meminjam istilah Boediono, Destry Darmayanti menganalogikan Indonesia saat sebagai kapal dalam situasi ombak yang terasa tenang. “Karena kita berada di kapal yang cukup baik,” ilustrasinya.
Namun demikian, tegas Destry Darmayanti harus selalu waspada akan datangnya gelombang tinggi yang dapat mengakibatkan karamnya kapal seketika. Risiko gangguan kepada perekonomian beber Destry Darmayanti dapat bersumber dari berbagai hal khususnya di era keterbukaan saat ini. Risiko dimaksud dapat berasal dari peningkatan harga komoditas, gejolak aliran modal, gangguan alam, perubahan harga aset.“Hingga mungkin akibat digitalisasi perekonomian saat ini yang tidak terantisipasi sejak awal,” ingatnya.
Selain itu, terdapat juga risiko adanya gangguan yang berasal dari internal sendiri antara lain berasal dari instabilitas politik yang berpotensi menggoyang kapal perekonomian Indonesia dari dalam kapal itu sendiri. “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, merupakan sebuah kata-kata yang perlu kita ingat dan laksanakan mengingat sejarah adalah guru terbaik bagi kita. Hal ini juga berlaku dalam pengelolaan perekonomian di Indonesia yang telah dieksplorasi oleh Prof. Boediono dalam bukunya,” tunjuk Destry Darmayanti.
Sebagai mantan petinggi negeri, serta sebagai akademisi pengalaman Destry Darmayanti menegaskan sosok Boediono tidak perlu kita ragukan lagi. Ratusan bahkan ribuan keputusan penting telah diambil di masa jabatannya. Keputusan penting dimaksud pasti telah diambil dengan banyak aspek dan tidak hanya terbatas dari pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh melalui konsep text book perkuliahan. “Melalui buku ini kita semua dipermudah untuk memahami betapa kompleksnya pengambilan keputusan dalam perekonomian yang harus diambil,” ujarnya.
Bank Indonesia sendiri perlu untuk terus belajar dari pengalaman Boediono yang juga pernah duduk sebagai Gubernur Bank Indonesia. “Salah satu catatan penting dalam bukunya adalah bahwa dalam pengambilan keputusan ketidaklengkapan informasi menjadi sebuah tantangan yang membedakan antara permasalahan riil yang dinamis khususnya di masa krisis. Salahnya pengambilan keputusan dapat berdampak fatal bagi perekonomian,” ingatnya. *k17
Deputi Senior Gubernur BI Destry Darmayanti saat mengahdiri Bedah Buku Boediono di Denpasar, Rabu (29/1), menyatakan optimisme atas perbaikan ekonomi Indonesia perlu dijaga. “Bank Indonesia mengarahkan kebijakannya pada bauran kebijakan yang akomodatif,” ujarnya.
Meminjam istilah Boediono, Destry Darmayanti menganalogikan Indonesia saat sebagai kapal dalam situasi ombak yang terasa tenang. “Karena kita berada di kapal yang cukup baik,” ilustrasinya.
Namun demikian, tegas Destry Darmayanti harus selalu waspada akan datangnya gelombang tinggi yang dapat mengakibatkan karamnya kapal seketika. Risiko gangguan kepada perekonomian beber Destry Darmayanti dapat bersumber dari berbagai hal khususnya di era keterbukaan saat ini. Risiko dimaksud dapat berasal dari peningkatan harga komoditas, gejolak aliran modal, gangguan alam, perubahan harga aset.“Hingga mungkin akibat digitalisasi perekonomian saat ini yang tidak terantisipasi sejak awal,” ingatnya.
Selain itu, terdapat juga risiko adanya gangguan yang berasal dari internal sendiri antara lain berasal dari instabilitas politik yang berpotensi menggoyang kapal perekonomian Indonesia dari dalam kapal itu sendiri. “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, merupakan sebuah kata-kata yang perlu kita ingat dan laksanakan mengingat sejarah adalah guru terbaik bagi kita. Hal ini juga berlaku dalam pengelolaan perekonomian di Indonesia yang telah dieksplorasi oleh Prof. Boediono dalam bukunya,” tunjuk Destry Darmayanti.
Sebagai mantan petinggi negeri, serta sebagai akademisi pengalaman Destry Darmayanti menegaskan sosok Boediono tidak perlu kita ragukan lagi. Ratusan bahkan ribuan keputusan penting telah diambil di masa jabatannya. Keputusan penting dimaksud pasti telah diambil dengan banyak aspek dan tidak hanya terbatas dari pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh melalui konsep text book perkuliahan. “Melalui buku ini kita semua dipermudah untuk memahami betapa kompleksnya pengambilan keputusan dalam perekonomian yang harus diambil,” ujarnya.
Bank Indonesia sendiri perlu untuk terus belajar dari pengalaman Boediono yang juga pernah duduk sebagai Gubernur Bank Indonesia. “Salah satu catatan penting dalam bukunya adalah bahwa dalam pengambilan keputusan ketidaklengkapan informasi menjadi sebuah tantangan yang membedakan antara permasalahan riil yang dinamis khususnya di masa krisis. Salahnya pengambilan keputusan dapat berdampak fatal bagi perekonomian,” ingatnya. *k17
Komentar