8 Petarung Bali Berpeluang Raih Medali di PON Papua
Delapan atlet Kodrat Bali berpeluang paling besar berlaga di PON Papua XX/2020, Oktober mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Peluang itu sesuai ketentuan KONI Bali, dimana prestasi petarung Bali mampu jadi juara umum dengan meraih lima medali emas pada Pra PON di Bandung.
Sekretaris Umum Kodrat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka mengatakan, mereka yang lolos PON sangat potensial meraih medali. Untuk itu, pihaknya sesegera mungkin menggelar Pelatda desentralisasi.
"Kami rapat dengan semua pengurus dan dewan pelatih untuk program awal bagi petarung PON Bali," tegas pria akrab disapa Gung Cok ini, Jumat (31/1)
Menurut Gung Co, pihaknya berharap KONI Bali bijaksana dalam menentukan kuota bagi tarung derajat. Sebab para petarung Bali yang lolos PON semuanya berpeluang menyumbang medali. Belum lagi perjalanan mereka melalui beberapa kali pertandingan, bahkan bertemu dengan provinsi unggulan.
"Sistem Pra PON kami bukan zona atau wilayah, tapi pesertanya dari seluruh Indonesia," tegas Gung Cok.
Jadi, kata Gung Cok, rencana pada awal Februari mulai proses desentralisasi. Dia berharap semua petarung menjaga stamina dan memelihara kebugaran tubuh. Selanjutnya, kata Gung Cok, pihaknya kan menambah jam terbang dan untuk mengasah teknik betarung dengan program try out.
Menurutnya, Kodrat Bali mengantisiapsi khusus petarung tuan rumah Papua. Pasalnya mereka tidak ikut Pra-PON, karena sebagai tuan rumah PON XX/ 2020 dan lolos otomatis. Bali hanya buta kekuatan petarung Papua.
Pada PON 2020 nanti satu kelas di nomor tarung bebas dapat diikuti maksimal 6-7 petarung dan yang tampil hanya itu-itu saja. Jadi sudah dipahami gaya bertarung dan kekuatan calon lawan Bali. Kecuali Provinsi Papua yang tidak ikut Pra-PON.
Sebelumnya Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi menyebutkan, tarung derajat menjadi salah satu andalan KONI Bali di PON Papua. KONI menargetkan minimal meraih dua emas seperti pencapaian PON 2016 dan meningkat tiga emas di PON Papua nanti. *dek
Sekretaris Umum Kodrat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka mengatakan, mereka yang lolos PON sangat potensial meraih medali. Untuk itu, pihaknya sesegera mungkin menggelar Pelatda desentralisasi.
"Kami rapat dengan semua pengurus dan dewan pelatih untuk program awal bagi petarung PON Bali," tegas pria akrab disapa Gung Cok ini, Jumat (31/1)
Menurut Gung Co, pihaknya berharap KONI Bali bijaksana dalam menentukan kuota bagi tarung derajat. Sebab para petarung Bali yang lolos PON semuanya berpeluang menyumbang medali. Belum lagi perjalanan mereka melalui beberapa kali pertandingan, bahkan bertemu dengan provinsi unggulan.
"Sistem Pra PON kami bukan zona atau wilayah, tapi pesertanya dari seluruh Indonesia," tegas Gung Cok.
Jadi, kata Gung Cok, rencana pada awal Februari mulai proses desentralisasi. Dia berharap semua petarung menjaga stamina dan memelihara kebugaran tubuh. Selanjutnya, kata Gung Cok, pihaknya kan menambah jam terbang dan untuk mengasah teknik betarung dengan program try out.
Menurutnya, Kodrat Bali mengantisiapsi khusus petarung tuan rumah Papua. Pasalnya mereka tidak ikut Pra-PON, karena sebagai tuan rumah PON XX/ 2020 dan lolos otomatis. Bali hanya buta kekuatan petarung Papua.
Pada PON 2020 nanti satu kelas di nomor tarung bebas dapat diikuti maksimal 6-7 petarung dan yang tampil hanya itu-itu saja. Jadi sudah dipahami gaya bertarung dan kekuatan calon lawan Bali. Kecuali Provinsi Papua yang tidak ikut Pra-PON.
Sebelumnya Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi menyebutkan, tarung derajat menjadi salah satu andalan KONI Bali di PON Papua. KONI menargetkan minimal meraih dua emas seperti pencapaian PON 2016 dan meningkat tiga emas di PON Papua nanti. *dek
1
Komentar