RSUD Buleleng Diarahkan Jadi RS Pendidikan Utama
Untuk menjadi RS Pendidikan Utama tak cukup hanya dipenuhi dengan SDM tetapi juga dari segi pemenuhan sarana prasarana.
SINGARAJA, NusaBali
Jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Jumat (31/1/2020), menerima visitasi dari tim Kementerian Kesehatan terkait perpanjangan sebagai rumah sakit pendidikan. Visitasi yang dipimpin langsung Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kemenkes dr Tri Hesty Widyastoeti SpM MPH, menyarankan RSUD Buleleng segera menyiapkan SDM untuk pelayanan unggulan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Dalam sambutannya dr Tri Hesty mengungkapkan, setelah berjalan tiga tahun sebagai rumah sakit pendidikan, RSUD Buleleng harus berpacu meningkatkan SDM yang ada, sehingga status Rumah Sakit Pendidikan saat ini yang masih menjadi Rumah Sakit Satelit bisa meningkat sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama. Pelayanan unggulan yang dimaksudkan dr Tri Hesty adalah berfokus pada satu masalah kesehatan, misalnya penanganan kanker.
Program layanan unggulan ini pun harus diikuti dengan peningkatan SDM dokter sub spesialisnya, sehingga apapun permasalahan tentang kanker dan tumor bisa diatasi langsung di RSUD Buleleng. “Jadi tidak usah dirujuk lagi ke Sanglah, cukup di sini, (RSUD) Buleleng bisa ditangani,” jelasnya.
Dirinya pun mendorong RSUD Buleleng menfasilitasi dan memberikan rekomendasi kepada dokter spesialis yang dimiliki saat ini untuk melanjutkan studinya menempuh sub spesialis untuk mendukung peningkatan mutu dan kualitas rumah sakit.
Sementara itu Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana yang ditemui usai visitasi mengatakan, sejauh ini sebagai RS Pendidikan, RSUD Buleleng memang sudah berjalan dengan adanya Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha. Visitasi yang merupakan agenda rutin perpanjangan setiap tiga tahun sekali ini pun kembali melihat kesiapan RSUD Buleleng sebagai RS Pendidikan, keberadaan SDM, sarana prasana dan manajemen pendidikannya.
Dirinya pun mengatakan segera akan merancang perencanaan dan strategi untuk menuju Rumah Sakit Pendidikan Utama seperti yang disarankan Kementerian Kesehatan. “Sejauh ini kami sudah punya tiga dokter sub spesialis, spesialis onkologi, spesialis obstetry sosial dan spesialis digestif. Tapi saran Kemenkes ada pelayanan lain bisa dikembangkan dan dijadikan unggulan, itu nanti akan kami bicarakan di internal rumah sakit,” jelas dia.
Untuk menjadi RS Pendidikan Utama tak cukup hanya dipenuhi dengan SDM tetapi juga dari segi pemenuhan sarana prasarana. “Kalau misal yang unggulan penanganan kanker, semua sub spesialis yang lebih spesifik kami harus punya dan cari SDMnya. Itu juga sangat susah, selain juga sarana-prasarana pendukungnya harus ada, sehingga tidak bisa diwujudkan dalam waktu singkat harus bertahap,” imbuh dia.
Dalam kesempatan visitasi itu juga dihadiri oleh Asisten II Setda Buleleng, Ni Made Rousmini mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana; Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bappeda Buleleng, Dewan Pengawas RSUD Buleleng.*k23
Dalam sambutannya dr Tri Hesty mengungkapkan, setelah berjalan tiga tahun sebagai rumah sakit pendidikan, RSUD Buleleng harus berpacu meningkatkan SDM yang ada, sehingga status Rumah Sakit Pendidikan saat ini yang masih menjadi Rumah Sakit Satelit bisa meningkat sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama. Pelayanan unggulan yang dimaksudkan dr Tri Hesty adalah berfokus pada satu masalah kesehatan, misalnya penanganan kanker.
Program layanan unggulan ini pun harus diikuti dengan peningkatan SDM dokter sub spesialisnya, sehingga apapun permasalahan tentang kanker dan tumor bisa diatasi langsung di RSUD Buleleng. “Jadi tidak usah dirujuk lagi ke Sanglah, cukup di sini, (RSUD) Buleleng bisa ditangani,” jelasnya.
Dirinya pun mendorong RSUD Buleleng menfasilitasi dan memberikan rekomendasi kepada dokter spesialis yang dimiliki saat ini untuk melanjutkan studinya menempuh sub spesialis untuk mendukung peningkatan mutu dan kualitas rumah sakit.
Sementara itu Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana yang ditemui usai visitasi mengatakan, sejauh ini sebagai RS Pendidikan, RSUD Buleleng memang sudah berjalan dengan adanya Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha. Visitasi yang merupakan agenda rutin perpanjangan setiap tiga tahun sekali ini pun kembali melihat kesiapan RSUD Buleleng sebagai RS Pendidikan, keberadaan SDM, sarana prasana dan manajemen pendidikannya.
Dirinya pun mengatakan segera akan merancang perencanaan dan strategi untuk menuju Rumah Sakit Pendidikan Utama seperti yang disarankan Kementerian Kesehatan. “Sejauh ini kami sudah punya tiga dokter sub spesialis, spesialis onkologi, spesialis obstetry sosial dan spesialis digestif. Tapi saran Kemenkes ada pelayanan lain bisa dikembangkan dan dijadikan unggulan, itu nanti akan kami bicarakan di internal rumah sakit,” jelas dia.
Untuk menjadi RS Pendidikan Utama tak cukup hanya dipenuhi dengan SDM tetapi juga dari segi pemenuhan sarana prasarana. “Kalau misal yang unggulan penanganan kanker, semua sub spesialis yang lebih spesifik kami harus punya dan cari SDMnya. Itu juga sangat susah, selain juga sarana-prasarana pendukungnya harus ada, sehingga tidak bisa diwujudkan dalam waktu singkat harus bertahap,” imbuh dia.
Dalam kesempatan visitasi itu juga dihadiri oleh Asisten II Setda Buleleng, Ni Made Rousmini mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana; Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bappeda Buleleng, Dewan Pengawas RSUD Buleleng.*k23
Komentar