10 Kijang Taman Ujung Dimangsa Anjing Liar
Sebanyak 10 kijang yang ditangkarkan di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, dimangsa anjing liar.
AMLAPURA, NusaBali
Kijang yang dipelihara sejak tahun 2002 mulanya hanya tiga ekor didapatkan dari Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Denpasar, kemudian berkembang menjadi 13 ekor.
Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung Ida Made Alit saat dikonfirmasi di Taman Sukasada Ujung, Selasa (9/8), menyatakan belum mengetahui secara pasti sisa kijang yang ada. Alasannya, Ida Made Alit resmi menjabat Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung, per 1 Agustus 2016, menggantikan I Nyoman Matal. “Saya dengar sepintas kijang itu habis dimangsa anjing liar, dan sisanya diminta orang Denpasar, nanti saya telusuri,” ujarnya.
Ida Made Alit berjanji mengembalikan daya pikat di Taman Sukasada Ujung berupa kijang. “Bahkan binatang langka akan kami carikan, untuk daya pikat tambahan di sini,” jelasnya. Binatang langka yang dimaksud, yang sifatnya jinak seperti burung merak, burung cenderawasih, kanguru, onta, dan sebagainya. “Tentu saja, untuk menangkarkan di sini, terlebih dahulu mengurus perizinan,” katanya.
Sebelum menangkarkan kijang, Ida Made Alit berencana memperbaiki tempat penangkaran agar kijang lebih aman dari serangan anjing liar. Paling tidak di sekeliling pagar diperkuat jaring besi, sehingga anjing tidak bisa masuk. Salah seorang penjaga Objek Wisata Taman Sukasada Ujung Jro Mangku Rata, mengatakan, satu per satu kijang yang ditangkarkan di lokasi paling timur objek tersebut, mati dimangsa anjing liar. Sebab, anjing bisa meloncati pagar pembatas. Kijang yang ada 13 ekor, 10 ekor dimangsa anjing liar sisanya diminta orang Denpasar.
Jro Mangku Rata tidak menyebutkan identitas orang Denpasar yang mengambil tiga kijang itu. Dikonfirmasi mengenai pengamanan kijang di penangkaran, disebutkan pagar yang ada sebenarnya cukup untuk melindungi kijang. “Buktinya kijang tidak bisa ke luar batas penangkaran, tetapi anjing bisa saja masuk dari lubang di antara tembok atau meloncati tembok pembatas,” katanya. * k16
Kijang yang dipelihara sejak tahun 2002 mulanya hanya tiga ekor didapatkan dari Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Denpasar, kemudian berkembang menjadi 13 ekor.
Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung Ida Made Alit saat dikonfirmasi di Taman Sukasada Ujung, Selasa (9/8), menyatakan belum mengetahui secara pasti sisa kijang yang ada. Alasannya, Ida Made Alit resmi menjabat Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung, per 1 Agustus 2016, menggantikan I Nyoman Matal. “Saya dengar sepintas kijang itu habis dimangsa anjing liar, dan sisanya diminta orang Denpasar, nanti saya telusuri,” ujarnya.
Ida Made Alit berjanji mengembalikan daya pikat di Taman Sukasada Ujung berupa kijang. “Bahkan binatang langka akan kami carikan, untuk daya pikat tambahan di sini,” jelasnya. Binatang langka yang dimaksud, yang sifatnya jinak seperti burung merak, burung cenderawasih, kanguru, onta, dan sebagainya. “Tentu saja, untuk menangkarkan di sini, terlebih dahulu mengurus perizinan,” katanya.
Sebelum menangkarkan kijang, Ida Made Alit berencana memperbaiki tempat penangkaran agar kijang lebih aman dari serangan anjing liar. Paling tidak di sekeliling pagar diperkuat jaring besi, sehingga anjing tidak bisa masuk. Salah seorang penjaga Objek Wisata Taman Sukasada Ujung Jro Mangku Rata, mengatakan, satu per satu kijang yang ditangkarkan di lokasi paling timur objek tersebut, mati dimangsa anjing liar. Sebab, anjing bisa meloncati pagar pembatas. Kijang yang ada 13 ekor, 10 ekor dimangsa anjing liar sisanya diminta orang Denpasar.
Jro Mangku Rata tidak menyebutkan identitas orang Denpasar yang mengambil tiga kijang itu. Dikonfirmasi mengenai pengamanan kijang di penangkaran, disebutkan pagar yang ada sebenarnya cukup untuk melindungi kijang. “Buktinya kijang tidak bisa ke luar batas penangkaran, tetapi anjing bisa saja masuk dari lubang di antara tembok atau meloncati tembok pembatas,” katanya. * k16
1
Komentar