Demam Berdarah Renggut Korban Jiwa di Desa Ambengan
Korban Ketut Supartini dikabarkan mengalami demam hingga muntah-muntah pada Jumat (31/1/2020) lalu dan baru dilarikan ke rumah sakit keesokan harinya.
SINGARAJA, NusaBali
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mulai merebak di peralihan musim kemarau ke musim penghujan menelan korban jiwa. Ketut Supartini, 53, warga Banjar Dinas/Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada Buleleng meregang nyawa setelah dirawat dua hari dua malam di salah satu rumah sakit swasta di Buleleng, Minggu (2/2/2020) malam. Korban Ketut Supartini dinyatakan positif menderita DBD sebelum tutup usia.
Perbekel Desa Ambengan Gede Subrata yang dikonfirmasi Senin (3/2/2020) siang kemarin membenarkan informasi warganya yang meninggal dunia akibat DBD. Korban Ketut Supartini dikabarkan mengalami demam hingga muntah-muntah pada Jumat (31/1/2020) lalu dan baru dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (1/2/2020) lalu. “Memang benar itu warga kami, sempat dirawat di rumah sakit sejak Sabtu lalu, kemarin dikabarkan meninggal karena DB,” ujar Perbekel Subrata.
Menurut informasi yang beredar, korban Ketut Supartini disebut sudah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena sakit yang sama. Hingga pada Jumat (31/1/2020) lalu dia kembali mengalami demam hingga muntah-muntah. Dari hasil pemeriksaan medis disebut korban baru mendapat penanganan setelah sakit DBD yang dialaminya sudah parah.
Perbekel Subrata mengaku sudah melaporkan kasus BDB yang menyerang warganya ke Puskesmas Sukasada I. Sejak sebulan terakhir juga disebut sudah ada empat orang warganya yang sempat terserang DBD, sehingga kasus yang menimpa Ketut Supartini disebut sangat mengkhawatirkan jika tak segera ditangani. “Sesuai prosedur, sudah kami laporkan ke Puskesmas dulu nanti dari Puskesmas yang meneruskan ke Dinkes. Setiap ada kasus kami sudah laporkan dan belakangan memang ada empat orang warga kami yang dilaporkan sempat mengalami DB,” imbuh dia.
Atas kejadian tersebut Perbekel Subrata pun berharap ada penanganan cepat dari pemerintah terhadap penyakit DBD yang belakanga merebak di desanya. Sementara itu pihak keluarga korban saat dikonfirmasi, menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Keluarganya pun tidak berkenan kasus yang menimpa Ketut Supartini dipublikasi. “Biar tidak berkepanjangan, kami mohon pengertiannya,” jelas seorang sumber di keluarga korban. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng juga hingga Senin malam belum bisa dikonfirmasi terkait kasus tersebut.*k23
Perbekel Desa Ambengan Gede Subrata yang dikonfirmasi Senin (3/2/2020) siang kemarin membenarkan informasi warganya yang meninggal dunia akibat DBD. Korban Ketut Supartini dikabarkan mengalami demam hingga muntah-muntah pada Jumat (31/1/2020) lalu dan baru dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (1/2/2020) lalu. “Memang benar itu warga kami, sempat dirawat di rumah sakit sejak Sabtu lalu, kemarin dikabarkan meninggal karena DB,” ujar Perbekel Subrata.
Menurut informasi yang beredar, korban Ketut Supartini disebut sudah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena sakit yang sama. Hingga pada Jumat (31/1/2020) lalu dia kembali mengalami demam hingga muntah-muntah. Dari hasil pemeriksaan medis disebut korban baru mendapat penanganan setelah sakit DBD yang dialaminya sudah parah.
Perbekel Subrata mengaku sudah melaporkan kasus BDB yang menyerang warganya ke Puskesmas Sukasada I. Sejak sebulan terakhir juga disebut sudah ada empat orang warganya yang sempat terserang DBD, sehingga kasus yang menimpa Ketut Supartini disebut sangat mengkhawatirkan jika tak segera ditangani. “Sesuai prosedur, sudah kami laporkan ke Puskesmas dulu nanti dari Puskesmas yang meneruskan ke Dinkes. Setiap ada kasus kami sudah laporkan dan belakangan memang ada empat orang warga kami yang dilaporkan sempat mengalami DB,” imbuh dia.
Atas kejadian tersebut Perbekel Subrata pun berharap ada penanganan cepat dari pemerintah terhadap penyakit DBD yang belakanga merebak di desanya. Sementara itu pihak keluarga korban saat dikonfirmasi, menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Keluarganya pun tidak berkenan kasus yang menimpa Ketut Supartini dipublikasi. “Biar tidak berkepanjangan, kami mohon pengertiannya,” jelas seorang sumber di keluarga korban. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng juga hingga Senin malam belum bisa dikonfirmasi terkait kasus tersebut.*k23
Komentar