Sugawa Korry Terima Aspirasi Harga Cengkeh Anjlok
Ditengah-tengah pendapatan cukai rokok yang menembus Rp 125 triliun, ternyata tidak sebanding dengan kesejahteraan petani cengkeh yang menyediakan bahan baku untuk rokok, karena harga cengkeh anjlok di daerah.
DENPASAR, NusaBali
Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry salah satunya yang menerima aspirasi harga cengkeh anjlok di sela-sela turun menyerap aspirasi (reses) di Kabupaten Buleleng, Senin (3/2) kemarin.
Sugawa Korry mendesak pemerintah pusat dan daerah supaya memperhatikan nasib petani cengkeh dengan koreksi kenaikan cukai rokok. "Di tengah melimpahnya cukai rokok, harga cengkeh anjlok dan petani pun menjerit karena harga cengkeh kejepit," ujar politisi Partai Golkar Provinsi Bali asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.
Sugawa Korry menyebutkan saat reses di Desa Umajero, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, masyarakat petani cengkeh mengeluhkan terpuruknya harga jual cengkeh di tingkat petani. "Ini akibat dampak langsung dari kebijakan pemerintah mengenakan kenaikan cukai rokok sebesar 24%," ujar Sugawa Korry.
Saat ini, harga jual cengkeh dikisaran Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Kalau harga ini bertahan, apalagi turun dan ongkos petik dan harga pupuk semakin tinggi, jelas para petani makin terpuruk. "Dengan harga seperti sekarang ongkos petik mendekati 40% dari harga jual per kilogram. Kebijakan pemerintah menaikkan cukai rokok sangat tinggi, jelas mengabaikan keberadaan petani di bawah. Karena kenaikan cukai ini berdampak kepada petani," tegas Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Sugawa Korry mengatakan, petani cengkeh sangat tergantung dengan hasil cengkeh ini. "Memang pemerintah menaikkan cukai rokok ini hasilnya signifikan terhadap pendapatan. Tetapi janganlah petani diabaikan nasib mereka. Kebijakan ini tidak tepat. Kami akan bawa aspirasi ini kepada pimpinan dewan," ujarnya.
Ketika ditanya cukai rokok menekan dampak kesehatan masyarakat karena rokok, menurut Sugawa Korry itu masih debatebel. "Memang ada argumentasi terkait dengan kesehatan. Tetapi pemerintah pusat harusnya memikirkan nasib petani yang kena dampak. Koreksi terhadap cukai tinggi ini mesti diperjuangkan ke pusat. Kami juga akan ajak Pemprov Bali berjuang ke pusat," tegas mantan Ketua Dekopinwil Bali ini. *nat
Sugawa Korry mendesak pemerintah pusat dan daerah supaya memperhatikan nasib petani cengkeh dengan koreksi kenaikan cukai rokok. "Di tengah melimpahnya cukai rokok, harga cengkeh anjlok dan petani pun menjerit karena harga cengkeh kejepit," ujar politisi Partai Golkar Provinsi Bali asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.
Sugawa Korry menyebutkan saat reses di Desa Umajero, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, masyarakat petani cengkeh mengeluhkan terpuruknya harga jual cengkeh di tingkat petani. "Ini akibat dampak langsung dari kebijakan pemerintah mengenakan kenaikan cukai rokok sebesar 24%," ujar Sugawa Korry.
Saat ini, harga jual cengkeh dikisaran Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Kalau harga ini bertahan, apalagi turun dan ongkos petik dan harga pupuk semakin tinggi, jelas para petani makin terpuruk. "Dengan harga seperti sekarang ongkos petik mendekati 40% dari harga jual per kilogram. Kebijakan pemerintah menaikkan cukai rokok sangat tinggi, jelas mengabaikan keberadaan petani di bawah. Karena kenaikan cukai ini berdampak kepada petani," tegas Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Sugawa Korry mengatakan, petani cengkeh sangat tergantung dengan hasil cengkeh ini. "Memang pemerintah menaikkan cukai rokok ini hasilnya signifikan terhadap pendapatan. Tetapi janganlah petani diabaikan nasib mereka. Kebijakan ini tidak tepat. Kami akan bawa aspirasi ini kepada pimpinan dewan," ujarnya.
Ketika ditanya cukai rokok menekan dampak kesehatan masyarakat karena rokok, menurut Sugawa Korry itu masih debatebel. "Memang ada argumentasi terkait dengan kesehatan. Tetapi pemerintah pusat harusnya memikirkan nasib petani yang kena dampak. Koreksi terhadap cukai tinggi ini mesti diperjuangkan ke pusat. Kami juga akan ajak Pemprov Bali berjuang ke pusat," tegas mantan Ketua Dekopinwil Bali ini. *nat
1
Komentar