Genjek Kolosal Sabet Muri
Atraksi Genjek Kolosal 15.361 Penari telah digelar penuh semarak di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Rabu (10/8) sore.
Sebanyak 200 penari genjek inti yang dikoordinasikan Sekaa Genjek Stress dan Sekaa Genjek Mahardika dari Lingkungan Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, menyanyikan tiga lagu terbaru diikuti belasan ribu peserta lainnya. Genjek yang merupakan tari pergaulan muda-mudi, biasanya diawali kumpul-kumpul disertai minum tuak, kemudian dalam kondisi setengah mabuk mereka bernyanyi sambil menari. Tapi, dalam atraksi kemarin, belasan ribu menari genjek tanpa terlebih dulu diawali minum tuak.
Setelah penari genjek menyanyi sambil menari, disusul mementaskan pragmentari yang menceritakan perang antara pasukan Raja Karangasem vs pasukan Belanda. Dalam peperangan itu, putra Raja Karangasem AA Candra Buana yang memimpin pasukan Raja Karangasem XVI, gugur oleh pasukan Belanda yang dibantu pemuda pengkhianat.
Pragmentari ini merupakan ide cerita seniman Ida Made Adi Putra, sementara garapan tarian dikoordinasikan garapan Ni Made Kinten dan I Gede Gusman Adhi, dengan dibantu garapan melodo oleh I Komang Koro dan I Nengah Bandem. Ada 153 penari yang dikerahkan dalam pragmentari ini.
Usai pementasan Genjek Kolosal 15.361 Penari dan Pragmentari 153 penari sekitar pukul 16.30 Wita, SBY langsung turun dari tempat duduknya di Bale Kambang Taman Sukasada Ujung, kemudian mendekati para penari dan foto bersama. SBY mengaku sangat terkesan dengan pementasan kemarin. “Tarian ini memang memukau, selain ceritanya juga membangkitkan semangat kepahlawanan,” jelas SBY terkait Pragmentari 153 Penari.
Sedangkan Bupati IGA Mas Sumatri menjelaskan pementasan Genjek Kolosal 15.361 Penari dan Pragmentari 153 Penari tersebut sebenarnya ide dari Ketua GMT Karangasem, I Gusti Made Tusan, yang notabene suaminya. “Pemkab Karangasem sifatnya hanya mendukung dan menyediakan tempat di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung,’ ujar Bupati Wanita Pertama di Karangasem ini.
Bupati Mas Sumatri memaparkan, pagelaran Genjek Kolosal 15.361 Penari ini merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI. Genjek ditampilkan, karena merupakan salah satu pusaka warisan leluhur yang di dalamnya memiliki makna mempersatukan untuk membangun. Genjek dapat dikatakan sebagai representasi dari Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan genjek kolosal ini juga salah satu upaya untuk memperkenalkan kesenian khas Karangasem yang sampai kini masih sangat populer di masyarakat.
Sedangkan Gubernur Mangku Pastika, melalui Wagub Sudikerta, mengharapkan genjek tidak saja mampu menjadi kesenian rakyat yang diminati di Bali, tapi salah satu warisan budaya yang mendunia. “Saat ini genjek tidak hanya dimainkan masyarakat di pedesaan, tapi sudah berkembang ke wilayah perkotaan dengan berbagai inovasi dan kreativitasnya. Ke depan, saya harapkan genjek mampu menjadi sebuah kesenian rakyat yang mendunia,” harap Pastika.
Sementara itu, atraksi Genjek Kolosal 15.361 Penari di Taman Sukasada Ujung kemarin sore, membuahkan penghargaan Muri. Plakat Muri yang ditandatangani Jaya Suprana, diserahkan langsung Manajer Muri, J Ngadri, seusai pentas. Plakat Muri diterima Ketua Panitia Pementasan Ida Made Alit, tokoh masyarakat I Gusti Made Tusan, dan unsur pemerintah yang diterima Bupati Mas Sumatri. * k16
Setelah penari genjek menyanyi sambil menari, disusul mementaskan pragmentari yang menceritakan perang antara pasukan Raja Karangasem vs pasukan Belanda. Dalam peperangan itu, putra Raja Karangasem AA Candra Buana yang memimpin pasukan Raja Karangasem XVI, gugur oleh pasukan Belanda yang dibantu pemuda pengkhianat.
Pragmentari ini merupakan ide cerita seniman Ida Made Adi Putra, sementara garapan tarian dikoordinasikan garapan Ni Made Kinten dan I Gede Gusman Adhi, dengan dibantu garapan melodo oleh I Komang Koro dan I Nengah Bandem. Ada 153 penari yang dikerahkan dalam pragmentari ini.
Usai pementasan Genjek Kolosal 15.361 Penari dan Pragmentari 153 penari sekitar pukul 16.30 Wita, SBY langsung turun dari tempat duduknya di Bale Kambang Taman Sukasada Ujung, kemudian mendekati para penari dan foto bersama. SBY mengaku sangat terkesan dengan pementasan kemarin. “Tarian ini memang memukau, selain ceritanya juga membangkitkan semangat kepahlawanan,” jelas SBY terkait Pragmentari 153 Penari.
Sedangkan Bupati IGA Mas Sumatri menjelaskan pementasan Genjek Kolosal 15.361 Penari dan Pragmentari 153 Penari tersebut sebenarnya ide dari Ketua GMT Karangasem, I Gusti Made Tusan, yang notabene suaminya. “Pemkab Karangasem sifatnya hanya mendukung dan menyediakan tempat di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung,’ ujar Bupati Wanita Pertama di Karangasem ini.
Bupati Mas Sumatri memaparkan, pagelaran Genjek Kolosal 15.361 Penari ini merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI. Genjek ditampilkan, karena merupakan salah satu pusaka warisan leluhur yang di dalamnya memiliki makna mempersatukan untuk membangun. Genjek dapat dikatakan sebagai representasi dari Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan genjek kolosal ini juga salah satu upaya untuk memperkenalkan kesenian khas Karangasem yang sampai kini masih sangat populer di masyarakat.
Sedangkan Gubernur Mangku Pastika, melalui Wagub Sudikerta, mengharapkan genjek tidak saja mampu menjadi kesenian rakyat yang diminati di Bali, tapi salah satu warisan budaya yang mendunia. “Saat ini genjek tidak hanya dimainkan masyarakat di pedesaan, tapi sudah berkembang ke wilayah perkotaan dengan berbagai inovasi dan kreativitasnya. Ke depan, saya harapkan genjek mampu menjadi sebuah kesenian rakyat yang mendunia,” harap Pastika.
Sementara itu, atraksi Genjek Kolosal 15.361 Penari di Taman Sukasada Ujung kemarin sore, membuahkan penghargaan Muri. Plakat Muri yang ditandatangani Jaya Suprana, diserahkan langsung Manajer Muri, J Ngadri, seusai pentas. Plakat Muri diterima Ketua Panitia Pementasan Ida Made Alit, tokoh masyarakat I Gusti Made Tusan, dan unsur pemerintah yang diterima Bupati Mas Sumatri. * k16
1
2
Komentar