3 Siswa SMP Diserang Kelompok Bercadar
Salah satu korban penyerangan, Ngurah Bagus Rama Wijaya, kemarin jalani tindakan operasi di RS Sanglah
Sementara itu, ayah korban Krisna Adinata, Nyoman Kaler, mengatakan putranya semula pamit keluar rumah untuk beli nasi di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar, dengan naik motor Vario. Sekitar pukul 02.00 Wita, anaknya diserang oleh kelompok pria bercadar.
”Anak saya ambruk bersimbah darah karena ditebas dengan pedang dan ditembak menggunakan senjata api,” cerita Nyoman Kaler. "Anak saya untungnya masih bisa pulang, tapi dalam keadaan luka parah. Saya langsung bawa IGD RS Sanglah,” tutur Nyoman Kaler. Setelah mendapatkan perawatan, korban Krisna Adinata akhirnya dibolehkan pulang dari RS Sanglah, kemarin sore pukul 16.30 Wita.
Ditemui NusaBali secara terpisah di RS Sanglah kemarin, ayah dari korban Bagus Rama Wijaya, yakni I Wayan Wasista, 42, mengatakan putra sulungnya sudah menjalani tindakan di ruang Operasi Kecil (OK) RS Sanglah. Bagus Rama Wijaya mengalami luka robek cukup parah di bahu dan lengan kanan, hingga harus dipasangi pen. "Selain luka robek, anak saya juga patah tulang lengan,” cerita Wayan Wasista sembari menyebut putranya yang duduk di Kelas II SMPN 3 Denpasar ini awalnya pamit keluar rumah, Rabu dinihari, untuk beli makan. * da,cr63
”Anak saya ambruk bersimbah darah karena ditebas dengan pedang dan ditembak menggunakan senjata api,” cerita Nyoman Kaler. "Anak saya untungnya masih bisa pulang, tapi dalam keadaan luka parah. Saya langsung bawa IGD RS Sanglah,” tutur Nyoman Kaler. Setelah mendapatkan perawatan, korban Krisna Adinata akhirnya dibolehkan pulang dari RS Sanglah, kemarin sore pukul 16.30 Wita.
Ditemui NusaBali secara terpisah di RS Sanglah kemarin, ayah dari korban Bagus Rama Wijaya, yakni I Wayan Wasista, 42, mengatakan putra sulungnya sudah menjalani tindakan di ruang Operasi Kecil (OK) RS Sanglah. Bagus Rama Wijaya mengalami luka robek cukup parah di bahu dan lengan kanan, hingga harus dipasangi pen. "Selain luka robek, anak saya juga patah tulang lengan,” cerita Wayan Wasista sembari menyebut putranya yang duduk di Kelas II SMPN 3 Denpasar ini awalnya pamit keluar rumah, Rabu dinihari, untuk beli makan. * da,cr63
Komentar