Janda 'Dibunuh' Mantan Karyawannya
Peristiwa Maut di Jalan Ahmad Yani Denpasar
Seorang janda yang tinggal di Jalan Ahmad Yani Gang Merpati Nomor 183 Denpasar, Senawati Candra, 55, ditemukan tewas bersimbah darah di kamar rumahnya, Rabu (5/2) siang pukul 12.00 Wita. Janda berusia 55 tahun ini diduga tewas dibunuh mantan karyawannya.
DENPASAR, NusaBali
Pelaku berinisial SF, 38, pun sudah langsung ditangkap polisi, kemarin sore. Informasi yang dihimpun NusaBali, 2 jam sebelum ditemukan tewas mengenaskan, korban Senawati Candra berada di rumahnya seorang diri, Rabu pagi pukul 10.00 Wita. Kala itu, korban yang notabene pemilik usaha toko UD Maju Gemilang (menjual alat-alat bangunan) dan pres batako ditinggal pergi oleh anak sulungnya, Andi Cahyadi, 34.
Korban Senawati Candra yang sudah lama menjanda karena suaminya meninggal dunia, kesehariannya tinggal berempat di rumah tersebut bersama 3 anaknya. Nah, siang sekitar pukul 12.00 Wita, anak sulung korban yakni Andi Cahyadi pulang ke rumah, setelah 2 jam pergi bersama temannya. Betapa kagetnya Andi Cahyadi menemukan ibunya terkapar bersimbah darah dalam kondisi sudah meninggal di lantai kamar tidurnya.
Korban tergeletak telungkup di lantai, dalam kondisi luka di bagian kepala. Kedua tangan korban terlipat di samping kepalanya yang menghadap ke barat dan kaki arah timur. Korban masih menggunakan baju kaos warna merah dan celana panjang warna hitam. Selain di dalam kamar, ceceran darah juga ditemukan di teras depan, lantai ruang tamu, dan lantai dapur.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke polisi. Begitu mendapat laporan, polisi langsung terjun ke lokasi kejadian di rumah korban, yang berada di wilayah Banjar Hita Bhuana, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan. Kemudian, jenazah korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar untuk dilakukan otopsi.
Sementara, setelah mengantongi indikasi awal terduga pelaku, polisi selanjutnya melakukan pengejaran. Hanya berselang 5 jam setelah korban ditemukan tewas dibunuh, pelaku berinisial SF berhasil ditangkap tim gabungan Polsek Denpasar Barat dan Polresta Denpasar, Rabu sore pukul 17.00 Wita. Namun, belum jelas di mana pelaku ditang-kap.
Yang jelas, 1 jam pasca ditangkap, pelaku SF langsung digiring polisi ke lokasi TKP, Rabu petang pukul 18.00 Wita. Pantauan NusaBali, pelaku SF digiring ke lokasi TKP sudah mengenakan baju tahanan dalam kondisi tangan diborgol. Pelaku berbadan kurus, tinggi, dan rambut gondrong ini digiring ke TKP untuk mencari barang bukti berupa botol kaca, yang diduga dipakai menghabisi nyawa korban.
Konon, setelah menghabisi nyawa korban Senawati Candra, pelaku SF membuang botol kaca terebut ke lahan kosong di sebelah timur pekarangan rumah korbannya. Seusai cari barang bukti botol kaca di lahan kosong seluas sekitar 4 are yang penuh rumput tersebut, pelaku SF kembali digelandang ke Mapolresta Denpasar, Rabu petang pukul 18.40 Wita.
Informasi di lokasi TKP, pelaku SF adalah mantan karyawan korban Senawati Candra. Korban sebelumnya adalah pemilik usaha toko alat-alat bangunan dan pres batako. Namun, usahanya tersebut telah bangkrut sekitar setahun lalu. “Hanya saja, belum diketahui secara persis apa motif pembunuhan ini,” kata sumber NusaBali.
Menurut sukmber tadi, dugaan bahwa pelakunya adalah mantan karyawan, karena selama ini tidak ada yang tahu situasi di dalam pekarangan rumah korban. “Di sini korban dikenal sebagai orang yang tertutup. Tidak ada orang lain bisa masuk sembarangan ke rumahnya. Jadi, pelaku diduga nyelinap masuk ketika anak korban ke luar rumah,” ujar sumber yang enggan menyebut namanya ini.
Sedangkan Kepala Lingkungan (Kaling) Hita Bhuana, Kelurahan Peguyangan, I Made Dana, mengatakan tidak tahu kejadian pembunuhan di wilayahnya ini. Saat dirinya menerima informasi ada temuan mayat bersimbah darah, polisi sudah ada di lokasi TKP.
Menurut Made Dana, korban Senawati Candra dulunya adalah bos dari UD Maju Gemilang. Usaha toko yang berlokasi di rumah korban ini sebelumnya menjual alat-alat bangunan. “Namun, usaha tokonya bangkrut sekitar setahun yang lalu,” ungkap Made Dana.
Setelah usaha tokonya bangkrut, korban Senawati Candra jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Di rumahnya, korban tinggal bersama 3 orang anaknya, termasuk Andi Cahyadi. "Ibu ini (korban Senawati Candra) adalah keturunan China. Dia sudah lama menjanda,” katanya.
Sementara itu, jajaran kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait pembunuhan janda di Kelurahan Peguyangan ini. Saat ditemui di lokasi TKP, Rabu petang, Kapolsek Denpasar Barat AKP GAA Udayani Addi enggan berkomentar. "Sabar ya, kami masih bekerja. Nanti akan diinformasikan lebih lanjut. Tolong beri kami kesempatan untuk bekerja dulu," elak AKP Udayani sambil berlalu *pol
Korban Senawati Candra yang sudah lama menjanda karena suaminya meninggal dunia, kesehariannya tinggal berempat di rumah tersebut bersama 3 anaknya. Nah, siang sekitar pukul 12.00 Wita, anak sulung korban yakni Andi Cahyadi pulang ke rumah, setelah 2 jam pergi bersama temannya. Betapa kagetnya Andi Cahyadi menemukan ibunya terkapar bersimbah darah dalam kondisi sudah meninggal di lantai kamar tidurnya.
Korban tergeletak telungkup di lantai, dalam kondisi luka di bagian kepala. Kedua tangan korban terlipat di samping kepalanya yang menghadap ke barat dan kaki arah timur. Korban masih menggunakan baju kaos warna merah dan celana panjang warna hitam. Selain di dalam kamar, ceceran darah juga ditemukan di teras depan, lantai ruang tamu, dan lantai dapur.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke polisi. Begitu mendapat laporan, polisi langsung terjun ke lokasi kejadian di rumah korban, yang berada di wilayah Banjar Hita Bhuana, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan. Kemudian, jenazah korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar untuk dilakukan otopsi.
Sementara, setelah mengantongi indikasi awal terduga pelaku, polisi selanjutnya melakukan pengejaran. Hanya berselang 5 jam setelah korban ditemukan tewas dibunuh, pelaku berinisial SF berhasil ditangkap tim gabungan Polsek Denpasar Barat dan Polresta Denpasar, Rabu sore pukul 17.00 Wita. Namun, belum jelas di mana pelaku ditang-kap.
Yang jelas, 1 jam pasca ditangkap, pelaku SF langsung digiring polisi ke lokasi TKP, Rabu petang pukul 18.00 Wita. Pantauan NusaBali, pelaku SF digiring ke lokasi TKP sudah mengenakan baju tahanan dalam kondisi tangan diborgol. Pelaku berbadan kurus, tinggi, dan rambut gondrong ini digiring ke TKP untuk mencari barang bukti berupa botol kaca, yang diduga dipakai menghabisi nyawa korban.
Konon, setelah menghabisi nyawa korban Senawati Candra, pelaku SF membuang botol kaca terebut ke lahan kosong di sebelah timur pekarangan rumah korbannya. Seusai cari barang bukti botol kaca di lahan kosong seluas sekitar 4 are yang penuh rumput tersebut, pelaku SF kembali digelandang ke Mapolresta Denpasar, Rabu petang pukul 18.40 Wita.
Informasi di lokasi TKP, pelaku SF adalah mantan karyawan korban Senawati Candra. Korban sebelumnya adalah pemilik usaha toko alat-alat bangunan dan pres batako. Namun, usahanya tersebut telah bangkrut sekitar setahun lalu. “Hanya saja, belum diketahui secara persis apa motif pembunuhan ini,” kata sumber NusaBali.
Menurut sukmber tadi, dugaan bahwa pelakunya adalah mantan karyawan, karena selama ini tidak ada yang tahu situasi di dalam pekarangan rumah korban. “Di sini korban dikenal sebagai orang yang tertutup. Tidak ada orang lain bisa masuk sembarangan ke rumahnya. Jadi, pelaku diduga nyelinap masuk ketika anak korban ke luar rumah,” ujar sumber yang enggan menyebut namanya ini.
Sedangkan Kepala Lingkungan (Kaling) Hita Bhuana, Kelurahan Peguyangan, I Made Dana, mengatakan tidak tahu kejadian pembunuhan di wilayahnya ini. Saat dirinya menerima informasi ada temuan mayat bersimbah darah, polisi sudah ada di lokasi TKP.
Menurut Made Dana, korban Senawati Candra dulunya adalah bos dari UD Maju Gemilang. Usaha toko yang berlokasi di rumah korban ini sebelumnya menjual alat-alat bangunan. “Namun, usaha tokonya bangkrut sekitar setahun yang lalu,” ungkap Made Dana.
Setelah usaha tokonya bangkrut, korban Senawati Candra jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Di rumahnya, korban tinggal bersama 3 orang anaknya, termasuk Andi Cahyadi. "Ibu ini (korban Senawati Candra) adalah keturunan China. Dia sudah lama menjanda,” katanya.
Sementara itu, jajaran kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait pembunuhan janda di Kelurahan Peguyangan ini. Saat ditemui di lokasi TKP, Rabu petang, Kapolsek Denpasar Barat AKP GAA Udayani Addi enggan berkomentar. "Sabar ya, kami masih bekerja. Nanti akan diinformasikan lebih lanjut. Tolong beri kami kesempatan untuk bekerja dulu," elak AKP Udayani sambil berlalu *pol
1
Komentar