Ajang Tarung Demer-Sugawa Korry-Geredeg
Musda Golkar Bali Digelar Sebelum 5 Maret 2020 Mendatang
Musyawarah daerah (Musda) Golkar Bali dipastikan akan digelar sebelum 5 Maret 2020 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Tiga kader senior diprediksi akan bersaing memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti, yakni I Gede Sumarjaya Linggih, I Nyoman Sugawa Korry, dan I Wayan Geredeg.
Gede Sumarjaya Linggih alias Demer adalah politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang sudah empat kali periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali. Saat ini, Demer menjadi fungsionaris DPP Golkar merangkap Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Demer sebelumnya ditunjuk DPP Golkar menjadi Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Desember 2018 lalu, menggantikan I Ketut Sudikerta yang dicopot dari jabatannya karena tersandung kasus penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar.
Sedangkan Nyoman Sugawa Korry adalah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang kini menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Selain itu, Sugawa Korry yang notabene mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng juga menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.
Sebaliknya, Wayan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang sempat sukses mendandani partainya saat menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Wayan Geredeg pula yang sukses merebut kekuasaan PDIP di DPRD Karangasem saat Pileg 2014 lalu.
Selain itu, Wayan Geredeg (yang merupakan ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Putu Yuli Artini) juga sempat dua periode menjabat Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015). Perlu dicatat, saat Musda Golkar Bali, Desember 2015, Wayan Geredeg juga mendapat dukungan mayoriotas dari para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, namun justru incumbent Ketut Sudikerta yang akhirnya terpilih jadi Ketua DPD I Golkar Bali 2016-2019.
Saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (5/2), kandidat favorit Demer mengatakan belum pasti maju tarung ke Musda Golkar Bali untuk berebut kursi Ketua DPD I Golkar. Masalahnya, Demer saat ini duduk di kepengurusan DPP Golkar pimpinan Airlangga Hartarto. Maka, Demer mengaku akan bicara dulu dengan DPP Golkar. Istilahnya, minta fatwa DPP Golkar, apakah diizinkan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali atau tetap bertugas di pusat. "Saya harus ngomong dulu dengan DPP Gokar," tandas Demer.
Demer juga mengaku akan berbicara dengan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, terkait aspirasi mereka soal sosok figur pemimpin DPD I Golkar Bali ke depan. "jadi, selain tunggu fatwa DPP Golkar, saya juga tergantung dengan teman-teman di kabupaten/kota. Saya belum bicara dengan mereka," papar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI 2019-2024 ini.
Menurut Demer, Musda Golkar Bali bakal digelar sebelum 5 Maret 2020. Demer mengaku gerah dengan adanya informasi bahwa DPD I Golkar Bali didesak untuk menggelar Musda ‘dipercepat’. "Musda Golkar Bali bukan Musda dipercepat. Pernyataan kader senior itu seolah-olah DPP Golkar peringatahkan DPD I Golkar Bali,” sesal Demer.
“Sejatinya, Musda Golkar Provinsi itu amanat Munas V Golkar Tahun 2019. Jadi, bukan hanya DPD I Golkar Bali yang harus melaksanakan Musda, melainkan seluruh DPD Golkar se-Indonesia. Munas dan Musda itu sebagai bagian konsolidasi organisasi dari pusat sampai daerah," lanjut Demer.
Demer pun mengingatkan mereka yang menamakan diri kader senior Golkar itu agar lebih bijak dalam memberikan komentar di media. "Pasca Munas, Golkar sangat kondusif. Dalam jangka pendek, Golkar hadapi tugas pemenangan calon yang diusung di Pilkada 2020 serentak," katanya.
Terkait adanya wacana Musda digelar setelah Pilkada 2020 untuk daerah yang dipimpin Plt, menurut Demer, itu adalah pertimbangan menjaga soliditas partai dalam pemenangan Pilkada. "Partai Golkar tentu lebih memikirkan kepentingan yang lebih besar dan berdampak panjang dalam pengambilan keputusan."
Sementara itu, Wayan Geredeg mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme di Musda Golkar Bali. "Apakah saya akan ikut berproses (berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali, Red), ya tergantung dengan situasi nanti. Tunggu sajalah," kata Geredeg saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.
Ditanya soal dukungan dari DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali yang telah diukantongi, Geredeg mengaku belum kantongi dukungan dari mana pun. "Musda-nya saja saya belum tahu kapan? Tetapi, yang namanya komunikasi dengan teman-teman DPD II Golkar, ya sudah-lah. Ini komunikasi sedang berjalan. Cuma kan kita lihat juga situasi," tegas Geredeg.
Sebaliknya, Nyoman Sugawa Korry belum bisa dikonfirmasi atas peluangnya maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali dalam Musda nanti. Saat dihubungi melalui telepon, Rabu kemarin, ponselnya bernada mail box. *nat
Tiga kader senior diprediksi akan bersaing memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti, yakni I Gede Sumarjaya Linggih, I Nyoman Sugawa Korry, dan I Wayan Geredeg.
Gede Sumarjaya Linggih alias Demer adalah politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang sudah empat kali periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali. Saat ini, Demer menjadi fungsionaris DPP Golkar merangkap Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Demer sebelumnya ditunjuk DPP Golkar menjadi Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Desember 2018 lalu, menggantikan I Ketut Sudikerta yang dicopot dari jabatannya karena tersandung kasus penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar.
Sedangkan Nyoman Sugawa Korry adalah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang kini menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Selain itu, Sugawa Korry yang notabene mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng juga menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.
Sebaliknya, Wayan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang sempat sukses mendandani partainya saat menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Wayan Geredeg pula yang sukses merebut kekuasaan PDIP di DPRD Karangasem saat Pileg 2014 lalu.
Selain itu, Wayan Geredeg (yang merupakan ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Putu Yuli Artini) juga sempat dua periode menjabat Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015). Perlu dicatat, saat Musda Golkar Bali, Desember 2015, Wayan Geredeg juga mendapat dukungan mayoriotas dari para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, namun justru incumbent Ketut Sudikerta yang akhirnya terpilih jadi Ketua DPD I Golkar Bali 2016-2019.
Saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (5/2), kandidat favorit Demer mengatakan belum pasti maju tarung ke Musda Golkar Bali untuk berebut kursi Ketua DPD I Golkar. Masalahnya, Demer saat ini duduk di kepengurusan DPP Golkar pimpinan Airlangga Hartarto. Maka, Demer mengaku akan bicara dulu dengan DPP Golkar. Istilahnya, minta fatwa DPP Golkar, apakah diizinkan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali atau tetap bertugas di pusat. "Saya harus ngomong dulu dengan DPP Gokar," tandas Demer.
Demer juga mengaku akan berbicara dengan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, terkait aspirasi mereka soal sosok figur pemimpin DPD I Golkar Bali ke depan. "jadi, selain tunggu fatwa DPP Golkar, saya juga tergantung dengan teman-teman di kabupaten/kota. Saya belum bicara dengan mereka," papar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI 2019-2024 ini.
Menurut Demer, Musda Golkar Bali bakal digelar sebelum 5 Maret 2020. Demer mengaku gerah dengan adanya informasi bahwa DPD I Golkar Bali didesak untuk menggelar Musda ‘dipercepat’. "Musda Golkar Bali bukan Musda dipercepat. Pernyataan kader senior itu seolah-olah DPP Golkar peringatahkan DPD I Golkar Bali,” sesal Demer.
“Sejatinya, Musda Golkar Provinsi itu amanat Munas V Golkar Tahun 2019. Jadi, bukan hanya DPD I Golkar Bali yang harus melaksanakan Musda, melainkan seluruh DPD Golkar se-Indonesia. Munas dan Musda itu sebagai bagian konsolidasi organisasi dari pusat sampai daerah," lanjut Demer.
Demer pun mengingatkan mereka yang menamakan diri kader senior Golkar itu agar lebih bijak dalam memberikan komentar di media. "Pasca Munas, Golkar sangat kondusif. Dalam jangka pendek, Golkar hadapi tugas pemenangan calon yang diusung di Pilkada 2020 serentak," katanya.
Terkait adanya wacana Musda digelar setelah Pilkada 2020 untuk daerah yang dipimpin Plt, menurut Demer, itu adalah pertimbangan menjaga soliditas partai dalam pemenangan Pilkada. "Partai Golkar tentu lebih memikirkan kepentingan yang lebih besar dan berdampak panjang dalam pengambilan keputusan."
Sementara itu, Wayan Geredeg mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme di Musda Golkar Bali. "Apakah saya akan ikut berproses (berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali, Red), ya tergantung dengan situasi nanti. Tunggu sajalah," kata Geredeg saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.
Ditanya soal dukungan dari DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali yang telah diukantongi, Geredeg mengaku belum kantongi dukungan dari mana pun. "Musda-nya saja saya belum tahu kapan? Tetapi, yang namanya komunikasi dengan teman-teman DPD II Golkar, ya sudah-lah. Ini komunikasi sedang berjalan. Cuma kan kita lihat juga situasi," tegas Geredeg.
Sebaliknya, Nyoman Sugawa Korry belum bisa dikonfirmasi atas peluangnya maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali dalam Musda nanti. Saat dihubungi melalui telepon, Rabu kemarin, ponselnya bernada mail box. *nat
Komentar