Wabup Sedana Arta Lepas Napak Tilas Kapten Anom Mudita
Ratusan peserta terdiri dari pelajar, TNI/ Polri, Pemuda Panca Marga, dan PNS mengikuti napak tilas perjuangan Pahlawan Bangli, Kapten Anumerta Anak Agung Anom Mudita, Kamis (11/8).
BANGLI, NusaBali
Napak tilas dilepas Wabup Sang Nyoman Sedana Arta menempuh jarak 14 kilometer dari Tugu Perjuangan Banjar Yoh, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli.
Kegiatan diawali dengan ritual nunas tirta panglukatan agar napak tilas berlangsung aman dan lancar. “Tujuannya, memohon keselamatan,” jelas Ketua Panitia yang juga Sekkab Bangli, Ida Bagus Gede Giri Putra. Rute yang ditempuh merupakan tempat maupun lokasi-lokasi perjuangan Kapten Mudita. Di antaranya Banjar Besenge, Banjar Linjong, Banjar Temaga, Banjar Buungan, sampai Pengelipuran.
Sejarah mencatat, Kapten AA Anom Mudita gugur dalam kepungan musuh pada 20 Nopember 1947, tepat setahun setelah Perang Puputan Margarana, 20 Nopember 1946 antara Pasukan Ciung Wanara dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai. Lokasi gugurnya Kapten Anom Mudita di Penglipuran ditandai dengan sebuah Tugu Pahlawan yang indah megah disebut Monumen Sura Yuda.
Giri Putra menyatakan, untuk napak tilas tahun depan akan diupayakan dengan suasana yang lebih khidmat. “Perlengkapan dan pakaian akan diupayakan mendekati suasana pada zaman mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya. Tujuannya, untuk lebih menghayati dan merasakan bagaimana berat perjuangan masa lalu.
Sebelumnya Wabup Sedana Arta menegaskan napak tilas adalah mengingatkan generasi muda akan nilai-nilai nasionalisme, persatuan dan kesatuan serta semangat kerja keras dan pantang menyerah.“Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang tidak jatuh dari langit, tetapi karena kegigihan dan pengorbanan para pejuang,” ujar Wabup Sedana Arta. Napak tilas jejak perjuangan Pahlawan Kapten AA Anom Mudita merupakan salah satu kegiatan terkait HUT ke 71 Kemerdekaan RI. * k17
Napak tilas dilepas Wabup Sang Nyoman Sedana Arta menempuh jarak 14 kilometer dari Tugu Perjuangan Banjar Yoh, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli.
Kegiatan diawali dengan ritual nunas tirta panglukatan agar napak tilas berlangsung aman dan lancar. “Tujuannya, memohon keselamatan,” jelas Ketua Panitia yang juga Sekkab Bangli, Ida Bagus Gede Giri Putra. Rute yang ditempuh merupakan tempat maupun lokasi-lokasi perjuangan Kapten Mudita. Di antaranya Banjar Besenge, Banjar Linjong, Banjar Temaga, Banjar Buungan, sampai Pengelipuran.
Sejarah mencatat, Kapten AA Anom Mudita gugur dalam kepungan musuh pada 20 Nopember 1947, tepat setahun setelah Perang Puputan Margarana, 20 Nopember 1946 antara Pasukan Ciung Wanara dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai. Lokasi gugurnya Kapten Anom Mudita di Penglipuran ditandai dengan sebuah Tugu Pahlawan yang indah megah disebut Monumen Sura Yuda.
Giri Putra menyatakan, untuk napak tilas tahun depan akan diupayakan dengan suasana yang lebih khidmat. “Perlengkapan dan pakaian akan diupayakan mendekati suasana pada zaman mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya. Tujuannya, untuk lebih menghayati dan merasakan bagaimana berat perjuangan masa lalu.
Sebelumnya Wabup Sedana Arta menegaskan napak tilas adalah mengingatkan generasi muda akan nilai-nilai nasionalisme, persatuan dan kesatuan serta semangat kerja keras dan pantang menyerah.“Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang tidak jatuh dari langit, tetapi karena kegigihan dan pengorbanan para pejuang,” ujar Wabup Sedana Arta. Napak tilas jejak perjuangan Pahlawan Kapten AA Anom Mudita merupakan salah satu kegiatan terkait HUT ke 71 Kemerdekaan RI. * k17
Komentar