Gerindra Merapat ke Jaya Negara
Modal PDIP vs Golkar = 33:12 di Laga Pilkada Denpasar 2020
Gerindra putuskan masuk barisan PDIP, karena kekuatan figur dan kemampuan Jaya Negara hingga elektabilitasnya tinggi
DENPASAR, NusaBali
PDIP akan semakin sulit ditandingi secara politik dalam Pilkada Denpasar 2020. Kekuatan PDIP semakin bertambah hingga menjadi total 33 kursi legislatif atau dominasi 73,33 persen suara parlemen, setelah Gerindra juga ikut merapat ke barisan pengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Calon Walikota (Cawali) Denpasar ke Pilkada 2020. Gerindra masuk ke barisan PDIP mengikuti jejak NasDem, Hanura, dan PSI.
Dukungan ke IGN Jaya Negara, kandidat Cawali Denpasar yang akan diusung PDIP ke Pilkada 2020, tersebut disampaikan langsung Ketua DPC Gerindra Denpasar, I Made Mulyawan Arya alias De Gadjah, Kamis (6/2). Menurut De Gadjah, sebenarnya sudah sebulan lalu Gerindra deal dengan Jaya Negara, namun baru sekarang diungkap ke publik.
"Meski sudah sebulan lalu Gerindra deal mengusung Jaya Negara, tapi baru sekarang saya sampaikan. Ini sekaligus sebagai surprise (kejutan) di Ultah ke-12 Partai Gerindra," ungkap De Gadjah di sela-sela perayaan HUT ke-12 Partai Gerindra di Kantor DPD Gerindra Bali, Jalan Tantular Gang Garuda Niti Mandala Denpasar, Kamis kemarin.
Dukungan untuk Jaya Negara pun sudah dideklarasikan Gerindra saat perayaan HUT partai besutan Prabowo Subianto ini, Kamis kemarin. Menurut De Gadjah, Gerindra punya pertimbangan khusus kenapa merapat ke barisan PDIP dan usung Jaya Negara di Pilkada Denpasar 2020. Selain kekuatan figur dan kemampuan Jaya Negara yang memiliki elektabilitas tinggi, Gerindra juga mempertimbangkan kekuatan kursinya di DPRD Denpasar 2019-2024.
"Kita berhitung secara politik. Dengan hanya kekuatan 4 kursi DPRD Denpasar hasil Pileg 2019, Gerindra harus berkoalisi. Dan, koalisinya itu mempertimbangkan secara terukur supaya bisa menang. Nah, bagi Gerindra, sosok Jaya Negara ini paling tepat untuk didukung," tegas Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Gerindra dua kali periode (2014-2019, 2019-2024) ini.
De Gadjah menegaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP untuk menentukan tandem Jaya Negara di poisisi Calon Wakil Walikota (Cawawali). Dalam koalisi ini, Gerindra tidak menuntut harus dapat jatah posisi Cawawali di Pilkada Denpasar 2020.
"Untuk posisi Calon Wakil Walikota, Gerindra menunggu saja dan itu sepenuhnya kewenangan PDIP. Kita tinggal merekomendasikan secara resmi dari kepartaian. Saya sudah menyampaikan peta politik dan sikap kita di Pilkada Denpasar 2020 kepada Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta," papar De Gadjah.
Dengan merapatnya Gerindra, maka secara kalkulasi politik, PDIP dan Jaya Negara akan sulit ditandingi di Pilkada Denpasar 2020. Sebab, sebelumnya tiga parpol parlemen juga sudah lebih dulu isyaratkan merapat ke barian PDIP untuk usung Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar, yakni NasDem, Hanura, dan PSI.
Secara keseluruhan, koalisi pengusung Jaya Negara akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 dengan modal kekuatan politik awal 33 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar 2019-2024 atau kuasai 73,33 persen suara parlemen. Rinciannya, 22 kursi legislatif atau 48,89 persen suara parlemen milik PDIP, 4 kursi legislatif atau 8,89 persen suara parlemen milik Gerindra, 3 kursi lehgislatif atau 6,67 persen suara parlemen milik NasDem, 2 kursi lehgislatif atau 4,44 persen suara parlemen milik Hanura, dan 2 kursi lehgislatif atau 4,44 persen suara parlemen milik PSI.
Sementara, calon lawan mereka dalam tarung head to head di Pilkada Denpasar 2020, yakni Golkar-Demokra, semakin kecil kekatannya. Semula, Golkar-Demokrat berharap Gerindra masuk barisan mereka. Ternyata, Gerindra merapat ke PDIP untuk usung Jaya Negara.
Golkar-Demokrat yang semula berharap bisa membangun koalisi besar, akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 dengan modal kekuatan politik awal hanya 12 kursi legislatif atau kuasai 26,67 persen suara parlemen. Rinciannya, 8 kursi legislatif atau 17,78 persen suara parlemen milik Golkar dan 4 kursi legislatif atau 8,89 persen suara parlemen milik Demokrat.
Sayangnya, Ketua DPD II Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira, belum bisa diminta komentarnya terkait merapatnya Gerindra ke barian PDIP. Saat dihubungi NusaBali melalui telepon, Kamis kemarin, terdengar nada sambung, namun Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar ini tidak mengangkat ponselnya.
Sedangkan fungsionaris DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, mengatakan komunikasi politik dengan partai lain masih cair. Termasuk, komunikasi dengan Partai NasDem. Menurut Dewa Nida, yang namanya politik, dalam hitungan detik bisa berubah.
“Walaupun ada orang NasDem mendukung Jaya Negara, itu adalah suara perorangan. Kalau DPP NasDem selaku induk partainya nanti putuskan bergabung dengan Golkar, bagaimana? Mau tak mau tunduk dong. Jadi, semuanya belum final ini. Golkar pasti punya koalisi dan usung calon di Pilkada Denpasar 2020. Kita sedang komunikasi dengan DPP NasDem dan DPW NasDem Bali," tandas mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung ini.
Sejauh ini, belum jelas siapa yang akan diusung Golkar bersama mitra koalisinya di Pilkada Denpasar 2020. Ada dua tokoh puri yang melamar posisi Cawali Denpasar di Golkar, yakni AA Ngurah Agung dan AA Ngurah Manik Danendra. Ngurah Agung adalah kader Beringin asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang kini menjabat Wakil Ketua DPD I Golkar Bali. Sedangkan Manik Danendra adalah tokoh Puri Tegal Denpasar Pemecutan, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang dikenal sebagai notaris.
Sebaliknya, PDIP sudah pasti akan usung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Jaya Negara kemungkinan akan berpasangan dengan I Gusti Ngurah Gede di poisisi Cawawali Denpasar. Alternatif lainnya adalah pasangan Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa. Jaya Negara adalah politisi senior asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali dan sudah tiga periode menjadi Wakil Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021).
Sementara I Gusti Ngurah Gede adalah politisi asal Puri Pemayun, Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah dua periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2014-2019, 2019-2024). Sebaliknya, Kadek Aus Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus men-jabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024. *nat
Dukungan ke IGN Jaya Negara, kandidat Cawali Denpasar yang akan diusung PDIP ke Pilkada 2020, tersebut disampaikan langsung Ketua DPC Gerindra Denpasar, I Made Mulyawan Arya alias De Gadjah, Kamis (6/2). Menurut De Gadjah, sebenarnya sudah sebulan lalu Gerindra deal dengan Jaya Negara, namun baru sekarang diungkap ke publik.
"Meski sudah sebulan lalu Gerindra deal mengusung Jaya Negara, tapi baru sekarang saya sampaikan. Ini sekaligus sebagai surprise (kejutan) di Ultah ke-12 Partai Gerindra," ungkap De Gadjah di sela-sela perayaan HUT ke-12 Partai Gerindra di Kantor DPD Gerindra Bali, Jalan Tantular Gang Garuda Niti Mandala Denpasar, Kamis kemarin.
Dukungan untuk Jaya Negara pun sudah dideklarasikan Gerindra saat perayaan HUT partai besutan Prabowo Subianto ini, Kamis kemarin. Menurut De Gadjah, Gerindra punya pertimbangan khusus kenapa merapat ke barisan PDIP dan usung Jaya Negara di Pilkada Denpasar 2020. Selain kekuatan figur dan kemampuan Jaya Negara yang memiliki elektabilitas tinggi, Gerindra juga mempertimbangkan kekuatan kursinya di DPRD Denpasar 2019-2024.
"Kita berhitung secara politik. Dengan hanya kekuatan 4 kursi DPRD Denpasar hasil Pileg 2019, Gerindra harus berkoalisi. Dan, koalisinya itu mempertimbangkan secara terukur supaya bisa menang. Nah, bagi Gerindra, sosok Jaya Negara ini paling tepat untuk didukung," tegas Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Gerindra dua kali periode (2014-2019, 2019-2024) ini.
De Gadjah menegaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP untuk menentukan tandem Jaya Negara di poisisi Calon Wakil Walikota (Cawawali). Dalam koalisi ini, Gerindra tidak menuntut harus dapat jatah posisi Cawawali di Pilkada Denpasar 2020.
"Untuk posisi Calon Wakil Walikota, Gerindra menunggu saja dan itu sepenuhnya kewenangan PDIP. Kita tinggal merekomendasikan secara resmi dari kepartaian. Saya sudah menyampaikan peta politik dan sikap kita di Pilkada Denpasar 2020 kepada Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta," papar De Gadjah.
Dengan merapatnya Gerindra, maka secara kalkulasi politik, PDIP dan Jaya Negara akan sulit ditandingi di Pilkada Denpasar 2020. Sebab, sebelumnya tiga parpol parlemen juga sudah lebih dulu isyaratkan merapat ke barian PDIP untuk usung Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar, yakni NasDem, Hanura, dan PSI.
Secara keseluruhan, koalisi pengusung Jaya Negara akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 dengan modal kekuatan politik awal 33 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar 2019-2024 atau kuasai 73,33 persen suara parlemen. Rinciannya, 22 kursi legislatif atau 48,89 persen suara parlemen milik PDIP, 4 kursi legislatif atau 8,89 persen suara parlemen milik Gerindra, 3 kursi lehgislatif atau 6,67 persen suara parlemen milik NasDem, 2 kursi lehgislatif atau 4,44 persen suara parlemen milik Hanura, dan 2 kursi lehgislatif atau 4,44 persen suara parlemen milik PSI.
Sementara, calon lawan mereka dalam tarung head to head di Pilkada Denpasar 2020, yakni Golkar-Demokra, semakin kecil kekatannya. Semula, Golkar-Demokrat berharap Gerindra masuk barisan mereka. Ternyata, Gerindra merapat ke PDIP untuk usung Jaya Negara.
Golkar-Demokrat yang semula berharap bisa membangun koalisi besar, akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 dengan modal kekuatan politik awal hanya 12 kursi legislatif atau kuasai 26,67 persen suara parlemen. Rinciannya, 8 kursi legislatif atau 17,78 persen suara parlemen milik Golkar dan 4 kursi legislatif atau 8,89 persen suara parlemen milik Demokrat.
Sayangnya, Ketua DPD II Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira, belum bisa diminta komentarnya terkait merapatnya Gerindra ke barian PDIP. Saat dihubungi NusaBali melalui telepon, Kamis kemarin, terdengar nada sambung, namun Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar ini tidak mengangkat ponselnya.
Sedangkan fungsionaris DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, mengatakan komunikasi politik dengan partai lain masih cair. Termasuk, komunikasi dengan Partai NasDem. Menurut Dewa Nida, yang namanya politik, dalam hitungan detik bisa berubah.
“Walaupun ada orang NasDem mendukung Jaya Negara, itu adalah suara perorangan. Kalau DPP NasDem selaku induk partainya nanti putuskan bergabung dengan Golkar, bagaimana? Mau tak mau tunduk dong. Jadi, semuanya belum final ini. Golkar pasti punya koalisi dan usung calon di Pilkada Denpasar 2020. Kita sedang komunikasi dengan DPP NasDem dan DPW NasDem Bali," tandas mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung ini.
Sejauh ini, belum jelas siapa yang akan diusung Golkar bersama mitra koalisinya di Pilkada Denpasar 2020. Ada dua tokoh puri yang melamar posisi Cawali Denpasar di Golkar, yakni AA Ngurah Agung dan AA Ngurah Manik Danendra. Ngurah Agung adalah kader Beringin asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang kini menjabat Wakil Ketua DPD I Golkar Bali. Sedangkan Manik Danendra adalah tokoh Puri Tegal Denpasar Pemecutan, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang dikenal sebagai notaris.
Sebaliknya, PDIP sudah pasti akan usung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Jaya Negara kemungkinan akan berpasangan dengan I Gusti Ngurah Gede di poisisi Cawawali Denpasar. Alternatif lainnya adalah pasangan Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa. Jaya Negara adalah politisi senior asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali dan sudah tiga periode menjadi Wakil Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021).
Sementara I Gusti Ngurah Gede adalah politisi asal Puri Pemayun, Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah dua periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2014-2019, 2019-2024). Sebaliknya, Kadek Aus Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus men-jabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024. *nat
Komentar