4 Petinggi PLTU Celukan Bawang Asal China Dikarantina
Sempat Pulang Saat Imlek, 52 Tenaga Lainnya Masih Tertahan di China
Empat (4) tenaga asing asal China yang kini jadi petinggi di perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng dikarantina lantaran isu virus Corona.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka harus menjalani tahap observasi virus Corana, karena sempat pulang ke China saat perayaan Tahun Baru Imlek dan baru balik ke Bali, 1 Februari 2020. Informasi yang dihimpun NusaBali di Singaraja, Kamis (6/2), tenaga asing asal China yang dikarantina terkait virus Corana tersebut pegang jabatan penting di PLTU Celukan Bawang. Mereka masing-masing menjabat Presiden Direktur (Presdir), Direktur Operasional, Direktur Teknik, dan satunya lagi adalah istri dari Presdir.
Pasca pulang ke China, keempat petinggi PLTU Celukan Bawang ini tiba kembali di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu (1/2) lalu, dengan waktu penerbangan yang berbeda. Mereka sebenarnya lolos pemeriksaan Thermo Scaner (pendeteksi suhu badan) di Bandara Ngurah Rai.
Meski lolos pendeteksi suhu badan, mamun demi pencegahaan, keempat petinggi PLTU Celukan Bawang asal China ini tetap dalam pengawasan tim medis hingga 14 hari ke depan, sejak diobservasi. Hanya saja, sejauh ini lokasi mereka dikarantina masih dirahasikan.
Keempat petinggi PLTU Celukan Bawang ini sebelumnya sempat pulang ke China guna merayakan Tahun Baru Imblek, Januari 2020 lalu. Mereka pulang bersama 52 karyawan PLTU Celukan Bawang asal China lainnya. Hingga saat ini, 52 tenaga asing asal China itu belum balik ke PLTU Celukan Bawang dan masih tertahan di Negeri Tirai Bambu. Ini menyusul larangan penerbangan dari dan ke China oleh pemerintah Indonesia terkait isu virus Corona, terhitung sejak Rabu (5/2) dinihari pukul 00.00 Wita.
Sedangkan 4 petinggi PLTU Celukan Bawang asal China tadi, kabarnya balik ke Bali untuk menenangkan ratusan karyawan asal Negeri Tirai Bambu yang masih berada di Celukan Bawang. Berdasarkan data, total terdapat 162 pekerja asing asal China di PLTU Celukan Bawang.
Vice Manager General Affair Departemen PT General Energy Bali (GEB)---selaku pengelola PLTU Celukan Bawang---, Indrianti Tanu Tanto, membenarkan keempat petinggi PLTU Celukan Bawang asal China tersebut sedang menjalani observasi. Menurut Indrianti, langkah karantina tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah untuk mengantisipasi wabah virus Corana.
“Sebenarnya, langkah observasi itu inisiatif dari kami (PLTU Celukan Bawang, Red). Keempat yang diobservasi itu sehat-sehat saja, tidak terpapar virus Corana, dan sudah dilakukan general check up di sebuah rumah sakit swasta kawasan Denpasar begitu tiba di Bali. Tetapi, ini kan sesuai prosedur, mereka yang baru tiba dari China itu tetap harus diobservasi,” terang Indrianti saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Indrianti menyebutkan, oberservasi terhadap keempat petinggi PLTU Celukan Bawang tersebut telah dilakukan sejak mereka masuk Bali pada Februari 2020 selama 14 hari ke depan. Selama masa karantina, mereka belum bisa bekerja di PLTU Celukan Bawang. “Sesuai petunjuk dan prosedur, masa inkubasi virus itu kan 3-14 hari. Jadi, observasinya sampai 14 hari,” tandas Indrianti.
Menurut Indrianti, pihaknya telah melakukan upaya antisipasi virus Corana di lingkungan kerja PLTU Celukan Bawang, sejak wabah tersebut merebak di Wuhan, China. Saat ini, seluruh karyawan di PLTU Celukan Bawang diwajibkan memakai masker dan rutin cek kesehatan. Selain itu, secara rutin juga dilakukan penyemprotan disinfektan dua kali seminggu terhadap ruang perkantoran dan mess karyawan.
“Sebelum bekerja, semua karyawan dicek. Bila ada suhu badannya sampai 37 derajat Celcius, maka yang bersangkutan sudah tidak diizinkan bekerja. Mereka harus istirahat. Tapi, sejauh ini belum ada yang begitu, semuanya sehat-sehat saja,” jelas Indrianti.
Disinggung mengenai 52 pekerja asing asal China yang belum balik kerja ke PLTU Celukan Bawang, Indrianti memastikan hal ini tidak menganggu pasokan listrik di Bali. Pasalnya, pekerjaan teknis 52 tenaga asing tersebut sudah tergantikan dengan karyawan yang ada di PLTU Celukan Bawang.
“Kami juga tidak tahu sampai kapan mereka bisa balik ke PLTU Celukan Bawang, karena ada larangan dari pemerintahnya. Tetapi, kami pastikan kondisi ini tidak menganggu operasional PLTU Celukan Bawang. Kami tetap munspulai listrik ke PLN. Sebab, posisi mereka (52 tenaga asing yang tertahan di China, Red) kan sudah ada yang mengisi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, bergantian tugas, jadi tidak semuanya pulang untuk satu pekerjaan,” tegas Indrianti. *k19
Mereka harus menjalani tahap observasi virus Corana, karena sempat pulang ke China saat perayaan Tahun Baru Imlek dan baru balik ke Bali, 1 Februari 2020. Informasi yang dihimpun NusaBali di Singaraja, Kamis (6/2), tenaga asing asal China yang dikarantina terkait virus Corana tersebut pegang jabatan penting di PLTU Celukan Bawang. Mereka masing-masing menjabat Presiden Direktur (Presdir), Direktur Operasional, Direktur Teknik, dan satunya lagi adalah istri dari Presdir.
Pasca pulang ke China, keempat petinggi PLTU Celukan Bawang ini tiba kembali di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu (1/2) lalu, dengan waktu penerbangan yang berbeda. Mereka sebenarnya lolos pemeriksaan Thermo Scaner (pendeteksi suhu badan) di Bandara Ngurah Rai.
Meski lolos pendeteksi suhu badan, mamun demi pencegahaan, keempat petinggi PLTU Celukan Bawang asal China ini tetap dalam pengawasan tim medis hingga 14 hari ke depan, sejak diobservasi. Hanya saja, sejauh ini lokasi mereka dikarantina masih dirahasikan.
Keempat petinggi PLTU Celukan Bawang ini sebelumnya sempat pulang ke China guna merayakan Tahun Baru Imblek, Januari 2020 lalu. Mereka pulang bersama 52 karyawan PLTU Celukan Bawang asal China lainnya. Hingga saat ini, 52 tenaga asing asal China itu belum balik ke PLTU Celukan Bawang dan masih tertahan di Negeri Tirai Bambu. Ini menyusul larangan penerbangan dari dan ke China oleh pemerintah Indonesia terkait isu virus Corona, terhitung sejak Rabu (5/2) dinihari pukul 00.00 Wita.
Sedangkan 4 petinggi PLTU Celukan Bawang asal China tadi, kabarnya balik ke Bali untuk menenangkan ratusan karyawan asal Negeri Tirai Bambu yang masih berada di Celukan Bawang. Berdasarkan data, total terdapat 162 pekerja asing asal China di PLTU Celukan Bawang.
Vice Manager General Affair Departemen PT General Energy Bali (GEB)---selaku pengelola PLTU Celukan Bawang---, Indrianti Tanu Tanto, membenarkan keempat petinggi PLTU Celukan Bawang asal China tersebut sedang menjalani observasi. Menurut Indrianti, langkah karantina tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah untuk mengantisipasi wabah virus Corana.
“Sebenarnya, langkah observasi itu inisiatif dari kami (PLTU Celukan Bawang, Red). Keempat yang diobservasi itu sehat-sehat saja, tidak terpapar virus Corana, dan sudah dilakukan general check up di sebuah rumah sakit swasta kawasan Denpasar begitu tiba di Bali. Tetapi, ini kan sesuai prosedur, mereka yang baru tiba dari China itu tetap harus diobservasi,” terang Indrianti saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Indrianti menyebutkan, oberservasi terhadap keempat petinggi PLTU Celukan Bawang tersebut telah dilakukan sejak mereka masuk Bali pada Februari 2020 selama 14 hari ke depan. Selama masa karantina, mereka belum bisa bekerja di PLTU Celukan Bawang. “Sesuai petunjuk dan prosedur, masa inkubasi virus itu kan 3-14 hari. Jadi, observasinya sampai 14 hari,” tandas Indrianti.
Menurut Indrianti, pihaknya telah melakukan upaya antisipasi virus Corana di lingkungan kerja PLTU Celukan Bawang, sejak wabah tersebut merebak di Wuhan, China. Saat ini, seluruh karyawan di PLTU Celukan Bawang diwajibkan memakai masker dan rutin cek kesehatan. Selain itu, secara rutin juga dilakukan penyemprotan disinfektan dua kali seminggu terhadap ruang perkantoran dan mess karyawan.
“Sebelum bekerja, semua karyawan dicek. Bila ada suhu badannya sampai 37 derajat Celcius, maka yang bersangkutan sudah tidak diizinkan bekerja. Mereka harus istirahat. Tapi, sejauh ini belum ada yang begitu, semuanya sehat-sehat saja,” jelas Indrianti.
Disinggung mengenai 52 pekerja asing asal China yang belum balik kerja ke PLTU Celukan Bawang, Indrianti memastikan hal ini tidak menganggu pasokan listrik di Bali. Pasalnya, pekerjaan teknis 52 tenaga asing tersebut sudah tergantikan dengan karyawan yang ada di PLTU Celukan Bawang.
“Kami juga tidak tahu sampai kapan mereka bisa balik ke PLTU Celukan Bawang, karena ada larangan dari pemerintahnya. Tetapi, kami pastikan kondisi ini tidak menganggu operasional PLTU Celukan Bawang. Kami tetap munspulai listrik ke PLN. Sebab, posisi mereka (52 tenaga asing yang tertahan di China, Red) kan sudah ada yang mengisi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, bergantian tugas, jadi tidak semuanya pulang untuk satu pekerjaan,” tegas Indrianti. *k19
Komentar