PHDI Minta Prajuru Data Palinggih Berisi Kloset
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Bangli surati perbekel, bendesa adat, kepala lingkungan, dan kelian adat untuk mendata palinggih warga.
BANGLI, NusaBali
Utamanya palinggih nyeleneh yakni di sampingnya ada kloset. Jika masih ada palinggih seperti itu, maka PHDI akan melakukan pembinaan kepada warga bersangkutan.
Ketua PHDI Bangli, I Nyoman Sukra berharap prajuru adat mendata warganya yang memiliki faham membangun palinggih berisi kloset. Data-data yang terkumpul agar segera dilaporkan ke PHDI. Selain pendataan pemilik palinggih berisi kloset, PHDI juga berharap tokoh adat turut mengingatkan warga lainnya agar tidak saling sindir. “Mari bersama menjaga situasi, apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,” ungkap Nyoman Sukra, Kamis (6/2).
Nyoman Sukra menambahkan, masih melakukan pendataan dan dalam proses pembinaan. “Masih dalam proses, saat ini masih melakukan pendataan,” ungkapnya. Palinggih berisi kloset ini ditemukan di sejumlah lokasi seperti Kelurahan Kawan, Desa Kayubihi Kecamatan Bangli, Desa Bantang dan Desa Satra Kecamatan Kintamani. Salah satu keluarga di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli mengaku membangun palinggih bersebelahan dengan kloset karena pawisik (petunjuk niskala). Keluarga yang bertindak nyeleneh ini membantah jadi pengikut aliran sesat.
Salah satu anggota keluarga pemilik palinggih berisi kloset jongkok di Kelurahan Kawan, Kota Bangli mengatakan palinggih padmasana tersebut dibangun setelah ibunya sembuh dari sakit. Remaja tamatan SMK ini mengungkapkan, awalnya keluarga pergi ke kawasan Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Bangli. Disana, mereka sembahyang di sebuah Palinggih Padmasana yang juga ada klosetnya. “Setelah sembahyang di palinggih yang ada klosetnya di Desa Bantang itu, syukur ibu saya sembuh dan sakitnya tidak pernah kambuh. Padahal, sebelumnya ibu saya hampir setiap minggu pergi ke dokter untuk berobat,” katanya. *esa
Ketua PHDI Bangli, I Nyoman Sukra berharap prajuru adat mendata warganya yang memiliki faham membangun palinggih berisi kloset. Data-data yang terkumpul agar segera dilaporkan ke PHDI. Selain pendataan pemilik palinggih berisi kloset, PHDI juga berharap tokoh adat turut mengingatkan warga lainnya agar tidak saling sindir. “Mari bersama menjaga situasi, apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,” ungkap Nyoman Sukra, Kamis (6/2).
Nyoman Sukra menambahkan, masih melakukan pendataan dan dalam proses pembinaan. “Masih dalam proses, saat ini masih melakukan pendataan,” ungkapnya. Palinggih berisi kloset ini ditemukan di sejumlah lokasi seperti Kelurahan Kawan, Desa Kayubihi Kecamatan Bangli, Desa Bantang dan Desa Satra Kecamatan Kintamani. Salah satu keluarga di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli mengaku membangun palinggih bersebelahan dengan kloset karena pawisik (petunjuk niskala). Keluarga yang bertindak nyeleneh ini membantah jadi pengikut aliran sesat.
Salah satu anggota keluarga pemilik palinggih berisi kloset jongkok di Kelurahan Kawan, Kota Bangli mengatakan palinggih padmasana tersebut dibangun setelah ibunya sembuh dari sakit. Remaja tamatan SMK ini mengungkapkan, awalnya keluarga pergi ke kawasan Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Bangli. Disana, mereka sembahyang di sebuah Palinggih Padmasana yang juga ada klosetnya. “Setelah sembahyang di palinggih yang ada klosetnya di Desa Bantang itu, syukur ibu saya sembuh dan sakitnya tidak pernah kambuh. Padahal, sebelumnya ibu saya hampir setiap minggu pergi ke dokter untuk berobat,” katanya. *esa
1
Komentar