7 Tim SMA Beradu Masak Gunakan Kompor Induksi
Tujuh tim perwakilan dari SMA/SMK di seputaran Kota Negara, Jembrana, beradu kepiawaian memasak menggunakan kompor induksi di sisi Skate Park selatan Gedung Kesenian Bung Karno Jembrana, Jumat (7/2) pagi.
NEGARA, NusaBali
Lomba ini digelar PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Negara dalam rangka memperkenalkan gaya hidup baru dengan peralatan serba elektrik, khususnya di kalangan milenial.
Dalam lomba masak tersebut, setiap tim yang terdiri dari 2 orang siswa dan 1 guru pendamping diwajibkan memasak olahan dari bahan pisang. Dari hasil lomba tersebut, juara 1 berhasil diraih tim SMK Marsudirini, mendapat hadiah sebuah kompor induksi. Juara 2 diraih tim SMAN 2 Negara dengan hadiah sebuah magicom, dan juara 3 diraih tim SMK TP 45 Negara dengan hadiah sebuah mixer.
Manajer PLN ULP Negara I Dewa Gede Gina Sanjaya mengatakan, kegiatan lomba masak dengan tema ‘Electrifying Lifestyle ala Chef Millennial’, ini untuk mengajak kaum milenial menggunakan dan merasakan sensasi teknologi kekinian. Khususnya kompor induksi yang belum cukup dikenal masyarakat Jembrana. Di samping kompor induksi itu juga dipernalkan motor listrik. “Alat-alat kekinian ini sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak dan gas. Melainkan berbahan bakar listrik,” ujarnya.
Menurutnya, paling tidak ada empat kelebihan kompor induksi dibanding kompor gas. Diantaranya, ramah lingkungan tanpa mengeluarkan emisi dan lebih hemat. Sebagai perbandingan, jika 10 liter air mengunakan kompor gas, dibutuhkan biaya setara Rp 6.171. Sedangkan, untuk memasak air dengan jumlah yang sama dengan kompor induksi berkekuatan 1.200 Watt, hanya diperlukan biaya setara Rp 1.283. “Jadi kalau beralih menggunakan kompor induksi, dalam pengeluaran rumah tangga sehari-hari, satu keluarga dapat menghemat pengeluaran hingga 18 persen,” ucapnya.
Kelebihan ketiga, sambung Dewa Gina, lebih praktis dan aman. Karena kompor induksi berpostur lebih pipih, ramping, dan ringan dibanding kompor gas. Bentuknya datar dengan lapisan kaca yang mudah dibersihkan, mudah dibawa kemana-mana, dan hanya memerlukan stop kontak listrik untuk sumber daya. Suhunya mudah diatur karena kompor induksi mengalirkan panas lewat proses induksi terhadap peralatan masak. Sehingga pemanasan dapat berlangsung dengan lebih cepat, dan suhunya relatif stabil dalam waktu yang lama.
“Jadi ini juga dapat dikatakan sebagai hal yang bersifat mendukung komitmen Gubernur Bali dan Pemerintah, khususnya dalam membangun Bali yang bersih dan ramah lingkungan. Anak-anak muda Jembrana yang ikut dalam lomba masak kali ini kami harapkan bisa ikut lebih memperkenalkan kompor induksi ini,” pungkasnya. *ode
Dalam lomba masak tersebut, setiap tim yang terdiri dari 2 orang siswa dan 1 guru pendamping diwajibkan memasak olahan dari bahan pisang. Dari hasil lomba tersebut, juara 1 berhasil diraih tim SMK Marsudirini, mendapat hadiah sebuah kompor induksi. Juara 2 diraih tim SMAN 2 Negara dengan hadiah sebuah magicom, dan juara 3 diraih tim SMK TP 45 Negara dengan hadiah sebuah mixer.
Manajer PLN ULP Negara I Dewa Gede Gina Sanjaya mengatakan, kegiatan lomba masak dengan tema ‘Electrifying Lifestyle ala Chef Millennial’, ini untuk mengajak kaum milenial menggunakan dan merasakan sensasi teknologi kekinian. Khususnya kompor induksi yang belum cukup dikenal masyarakat Jembrana. Di samping kompor induksi itu juga dipernalkan motor listrik. “Alat-alat kekinian ini sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak dan gas. Melainkan berbahan bakar listrik,” ujarnya.
Menurutnya, paling tidak ada empat kelebihan kompor induksi dibanding kompor gas. Diantaranya, ramah lingkungan tanpa mengeluarkan emisi dan lebih hemat. Sebagai perbandingan, jika 10 liter air mengunakan kompor gas, dibutuhkan biaya setara Rp 6.171. Sedangkan, untuk memasak air dengan jumlah yang sama dengan kompor induksi berkekuatan 1.200 Watt, hanya diperlukan biaya setara Rp 1.283. “Jadi kalau beralih menggunakan kompor induksi, dalam pengeluaran rumah tangga sehari-hari, satu keluarga dapat menghemat pengeluaran hingga 18 persen,” ucapnya.
Kelebihan ketiga, sambung Dewa Gina, lebih praktis dan aman. Karena kompor induksi berpostur lebih pipih, ramping, dan ringan dibanding kompor gas. Bentuknya datar dengan lapisan kaca yang mudah dibersihkan, mudah dibawa kemana-mana, dan hanya memerlukan stop kontak listrik untuk sumber daya. Suhunya mudah diatur karena kompor induksi mengalirkan panas lewat proses induksi terhadap peralatan masak. Sehingga pemanasan dapat berlangsung dengan lebih cepat, dan suhunya relatif stabil dalam waktu yang lama.
“Jadi ini juga dapat dikatakan sebagai hal yang bersifat mendukung komitmen Gubernur Bali dan Pemerintah, khususnya dalam membangun Bali yang bersih dan ramah lingkungan. Anak-anak muda Jembrana yang ikut dalam lomba masak kali ini kami harapkan bisa ikut lebih memperkenalkan kompor induksi ini,” pungkasnya. *ode
Komentar