Gerindra Bali Bebaskan Fraksi
DPP dan DPD Gerindra tidak ada instruksi khusus soal Pilgub Bali 2018 mengarah ke salah satu figur. Karena semuanya dilepas alamiah.
Berkolaborasi Politik Songsong Pilgub Bali 2018
DENPASAR, NusaBali
Manuver sejumlah elite di Fraksi Gerindra DPRD Bali membuyarkan peta koalisi partai politik untuk pertarungan Pilgub Bali 2018 mendatang. Merapatnya Fraksi Gerindra bersama sejumlah partai yang tergabung dalam Fraksi Gabungan Panca Bayu membangun koalisi untuk mengusung calon alternatif ternyata sudah dapat lampu hijau dari pimpinan DPD dan DPP Gerindra.
Ketua DPD Gerindra Provinsi Bali, Ida Bagus Putu Sukarta di Denpasar, Kamis (11/8) mengatakan gerakan politik Ketua Fraksi Gerindra baik dalam konteks Pilgub Bali maupun sikap fraksi Gerindra membebaskan kadernya untuk melakukan kolaborasi politik. “Sebagai pimpinan di Bali saya tidak melarang kader di bawah untuk berkomunikasi ketika ada hajatan politik. Karena mereka yang paham. Jadi kita kasih lampu hijau untuk berkolaborasi untuk Pilgub Bali 2018,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Bukan hanya masalah Pilgub Bali, sejumlah elite Fraksi Gerindra DPRD yang mengkritisi sejumlah kebijakan dan program eksekutif di bawah pimpinan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta terus bergulir di DPRD Bali. Gerindra sebelumnya adalah pengusung Pastika-Sudikerta (Pasti Kerta) di Pilgub Bali 2013 dalam balutan Koalisi Bali Mandara (KBM).
“Itu bagian komitmen Gerindra ketika menyikapi kepentingan rakyat. Kami di Pilgub 2013 memang berada di KBM. Tetapi komitmen kita kalau programnya bagus kita katakan bagus. Kalau programnya nggak sesuai dengan kepentingan rakyat ya kita kritik,” tegas politisi asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan ini.
Anggota Dewan Pembina DPP Gerindra ini menegaskan DPP dan DPD Gerindra tidak ada instruksi khusus soal Pilgub Bali 2018 mengarah ke salah satu figur. Karena semuanya dilepas alamiah. Kalaupun ada komunikasi politik di bawah dengan partai- partai yang memiliki kursi di DPRD Bali itu dinamika.
“Secara prinsip kita meminta teman-teman di bawah mencari figur pemimpin yang benar- benar memenuhi kriteria. Saya bebaskan kader berkomunikasi dan berkolaborasi untuk Pilgub Bali. Silahkan komunikasi dengan parpol yang punya paham dan cita-cita sejalan,” tegas anggota Komisi X DPR RI membidangi pendidikan, kebudayaan dan pariwisata ini.
Secara aturan dan persyaratan kata Gus Sukarta, Partai Gerindra dengan kekuatan kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2014 berjumlah 7 kursi (12,74 persen) harus berkoalisi mengusung Cagub-Cawagub untuk memenuhi syarat suara 20 persen. Gerindra pun memang bisa melahirkan calon alternatif di Pilgub Bali di luar yang diusung PDIP dan Golkar yang telah memenuhi syarat mencalonkan Cagub-Cawagub secara mandiri. Gus Sukarta menyebutkan Gerindra akan membangun koalisi yang punya komitmen kuat. Karena politik selalu identik dengan kepentingan.
“Kami akan berkoalisi dengan komitmen, bukan koalisi kelak-kelok yang nyalip di tikungan. Koalisinya juga harus jelas. Tidak seperti ‘tain jaran’ (kotoran kuda). Gilik di sisi, pesak tengahne (Satu dari luar, cerai berai di dalamnya),” ujar Gus Sukarta. Sebelumnya Fraksi Gerindra DPRD Bali menggoyang Koalisi Bali Mandara (KBM) dengan menggalang kekuatan politik di DPRD Bali dari sejumlah parpol yang tergabung dalam Fraksi Gabungan Panca Bayu. Dari komunikasi itu ada wacana melahirkan kandidat Cagub alternatif.
Sejumlah kandidat independen telah dilirik. Manuver Gerindra yang dikomandani Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa ini membuat Partai Demokrat kelabakan. Ketua Demokrat Bali, I Made Mudarta pun melaporkan peta politik ini di sela-sela kunjungan Ketua Umum DPP Demokrat SBY ke Bali, 10-11 Agustus kemarin. Sebelumnya diberitakan tanda-tanda Koalisi Bali Mandara (KBM) tidak akan utuh lagi dalam Pilgub 2018, kian menyeruak ke permukaan.
Setelah parpol gurem seperti PKPI menyatakan tak puas karena merasa dicueki selama 3 tahun pasca Pilgub Bali 2013, kini giliran partai menengah Gerindra yang galang gerakan ‘pemecah ombak’. Intinya, Gerindra coba gandeng partai-partai gurem untuk munculkan figur Calon Gubernur (Cagub) alternatif di luar Ketut Sudikerta (dari Golkar) dan Wayan Koster (PDIP).
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, sudah bergerak mendekati se-jumlah anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali (NasDem-Hanura-PKPI-PAN). Jurus lobi tersebut terlihat saat I Ketut Jengiskan (anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali dari PAN) bertandang ke Ruangan Fraksi Gerindra DPRD Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Senin (8/8) pagi pukul 10.00 Wita. * nat
DENPASAR, NusaBali
Manuver sejumlah elite di Fraksi Gerindra DPRD Bali membuyarkan peta koalisi partai politik untuk pertarungan Pilgub Bali 2018 mendatang. Merapatnya Fraksi Gerindra bersama sejumlah partai yang tergabung dalam Fraksi Gabungan Panca Bayu membangun koalisi untuk mengusung calon alternatif ternyata sudah dapat lampu hijau dari pimpinan DPD dan DPP Gerindra.
Ketua DPD Gerindra Provinsi Bali, Ida Bagus Putu Sukarta di Denpasar, Kamis (11/8) mengatakan gerakan politik Ketua Fraksi Gerindra baik dalam konteks Pilgub Bali maupun sikap fraksi Gerindra membebaskan kadernya untuk melakukan kolaborasi politik. “Sebagai pimpinan di Bali saya tidak melarang kader di bawah untuk berkomunikasi ketika ada hajatan politik. Karena mereka yang paham. Jadi kita kasih lampu hijau untuk berkolaborasi untuk Pilgub Bali 2018,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Bukan hanya masalah Pilgub Bali, sejumlah elite Fraksi Gerindra DPRD yang mengkritisi sejumlah kebijakan dan program eksekutif di bawah pimpinan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta terus bergulir di DPRD Bali. Gerindra sebelumnya adalah pengusung Pastika-Sudikerta (Pasti Kerta) di Pilgub Bali 2013 dalam balutan Koalisi Bali Mandara (KBM).
“Itu bagian komitmen Gerindra ketika menyikapi kepentingan rakyat. Kami di Pilgub 2013 memang berada di KBM. Tetapi komitmen kita kalau programnya bagus kita katakan bagus. Kalau programnya nggak sesuai dengan kepentingan rakyat ya kita kritik,” tegas politisi asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan ini.
Anggota Dewan Pembina DPP Gerindra ini menegaskan DPP dan DPD Gerindra tidak ada instruksi khusus soal Pilgub Bali 2018 mengarah ke salah satu figur. Karena semuanya dilepas alamiah. Kalaupun ada komunikasi politik di bawah dengan partai- partai yang memiliki kursi di DPRD Bali itu dinamika.
“Secara prinsip kita meminta teman-teman di bawah mencari figur pemimpin yang benar- benar memenuhi kriteria. Saya bebaskan kader berkomunikasi dan berkolaborasi untuk Pilgub Bali. Silahkan komunikasi dengan parpol yang punya paham dan cita-cita sejalan,” tegas anggota Komisi X DPR RI membidangi pendidikan, kebudayaan dan pariwisata ini.
Secara aturan dan persyaratan kata Gus Sukarta, Partai Gerindra dengan kekuatan kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2014 berjumlah 7 kursi (12,74 persen) harus berkoalisi mengusung Cagub-Cawagub untuk memenuhi syarat suara 20 persen. Gerindra pun memang bisa melahirkan calon alternatif di Pilgub Bali di luar yang diusung PDIP dan Golkar yang telah memenuhi syarat mencalonkan Cagub-Cawagub secara mandiri. Gus Sukarta menyebutkan Gerindra akan membangun koalisi yang punya komitmen kuat. Karena politik selalu identik dengan kepentingan.
“Kami akan berkoalisi dengan komitmen, bukan koalisi kelak-kelok yang nyalip di tikungan. Koalisinya juga harus jelas. Tidak seperti ‘tain jaran’ (kotoran kuda). Gilik di sisi, pesak tengahne (Satu dari luar, cerai berai di dalamnya),” ujar Gus Sukarta. Sebelumnya Fraksi Gerindra DPRD Bali menggoyang Koalisi Bali Mandara (KBM) dengan menggalang kekuatan politik di DPRD Bali dari sejumlah parpol yang tergabung dalam Fraksi Gabungan Panca Bayu. Dari komunikasi itu ada wacana melahirkan kandidat Cagub alternatif.
Sejumlah kandidat independen telah dilirik. Manuver Gerindra yang dikomandani Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa ini membuat Partai Demokrat kelabakan. Ketua Demokrat Bali, I Made Mudarta pun melaporkan peta politik ini di sela-sela kunjungan Ketua Umum DPP Demokrat SBY ke Bali, 10-11 Agustus kemarin. Sebelumnya diberitakan tanda-tanda Koalisi Bali Mandara (KBM) tidak akan utuh lagi dalam Pilgub 2018, kian menyeruak ke permukaan.
Setelah parpol gurem seperti PKPI menyatakan tak puas karena merasa dicueki selama 3 tahun pasca Pilgub Bali 2013, kini giliran partai menengah Gerindra yang galang gerakan ‘pemecah ombak’. Intinya, Gerindra coba gandeng partai-partai gurem untuk munculkan figur Calon Gubernur (Cagub) alternatif di luar Ketut Sudikerta (dari Golkar) dan Wayan Koster (PDIP).
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, sudah bergerak mendekati se-jumlah anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali (NasDem-Hanura-PKPI-PAN). Jurus lobi tersebut terlihat saat I Ketut Jengiskan (anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali dari PAN) bertandang ke Ruangan Fraksi Gerindra DPRD Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Senin (8/8) pagi pukul 10.00 Wita. * nat
Komentar