Gus Adhi Dorong Senior Pimpin Golkar Bali
Menjelang Musda DPD I Golkar Bali yang akan digelar sebelum Maret 2020, sejumlah kandidat Ketua DPD I Golkar Bali masih belum berani menyatakan berlaga untuk bertarung.
DENPASAR,NusaBali
Salah satunya Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi yang disebut-sebut juga berpeluang tampil di Musda malah mendorong kader-kader lebih senior memimpin Golkar Bali.
Gus Adhi kepada NusaBali di Denpasar, Sabtu (8/2) mengatakan dirinya tidak punya ambisi untuk berebut Ketua DPD I Golkar Bali di Musda Golkar Bali nanti. Baginya ambisi perlu, namun dirinya bukan seorang yang ambisius. "Ambisi itu penting ketika orang ingin berjuang. Tetapi kalau sampai ambisius ibarat kacamata kuda tidak toleh kanan dan kiri, apalagi tanpa rem itu namanya kebablasan. Kebetulan saya sendiri nafasnya tidak begitu dalam berpolitik," tegas anggota Fraksi Golkar DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 ini.
Gus Adhi pun menegaskan sampai detik ini sebagai kader Golkar tidak ada niat dan keinginan menjadi Ketua DPD I Golkar Bali. Walaupun namanya ada yang mendorong-dorong. Ada yang mengisukan bahwa dia punya niat maju di Musda. "Sampai sekarang pun saya tidak ada terpikirkan maju sebagai Ketua DPD I Golkar Bali. Bagi saya biarkan yang senior dulu maju," tegas politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini.
Lalu siapa yang layak dari kader senior Golkar untuk maju memimpin Golkar Bali? "Bagi saya tidak elok mencolek hidung. Karena itu subjektif jadinya. Golkar banyak punya kader senior dan mumpuni. Banyak yang sanggup. Nanti kader menentukan dalam proses organisasi seperti tradisi selama ini," tegas putra dari politisi dan tokoh Golkar Bali, almarhum I Gusti Ketut Adhi Putra ini.
Mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung ini punya pandangan dan kriteria bagaimana sosok kandidat Ketua DPD I Golkar Bali yang layak dan tampil nanti. "Ya dia kader senior, kepemimpinan yang kedepankan karya kekaryaan untuk kebesaran partai. Tidak memimpin dengan intrik. Terlepas dia punya kelemahan dan kekurangan, pola kepemimpinan penuh intrik itu yang kita harapkan tidak sampai terjadi," ujar anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali ini. Kalau kriteria dan sosok pemimpin yang penuh intrik maka kader akan terkotak-kotak.
Sebelumnya ada 3 kader senior Golkar Bali yang dijagokan akan duel di Musda Golkar Bali. Mereka adalah Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng ini paling diunggulkan. Masalahnya, Demer saat ini duduk di kepengurusan DPP Golkar pimpinan Air¬¬langga Hartarto. Maka, Demer mengaku akan bicara dulu dengan DPP Golkar. Istilahnya, minta fatwa DPP Golkar, apakah diizinkan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali atau tetap bertugas di pusat.
Kemudian ada juga kandidat kuat Ketua DPD Golkar Bali, I Wayan Geredeg, kader senior Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang notabene pengalaman dua periode pimpin DPD II Golkar Karangasem. Geredeg juga pengalaman 2 periode menjadi Bupati Karangasem. Hanya saja Geredeg ‘terluka’ di Pileg 2019, yakni sebagai Caleg DPR RI Dapil Bali yang tidak lolos ke Senayan.
Sedangkan kader senior lainnya ada I Nyoman Sugawa Korry politisi senior Golkar Bali asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang saat ini jabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Saat ditemui NusaBali di sela-sela menghadiri paparan RUU Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Jumat (7/2) sore, Sugawa Korry belum mau buka suara. "Nanti-nanti akan saya sampaikan soal Musda Golkar. Sekarang nggak bisa komentar," kilah mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng yang kini juga menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini. *nat
Gus Adhi kepada NusaBali di Denpasar, Sabtu (8/2) mengatakan dirinya tidak punya ambisi untuk berebut Ketua DPD I Golkar Bali di Musda Golkar Bali nanti. Baginya ambisi perlu, namun dirinya bukan seorang yang ambisius. "Ambisi itu penting ketika orang ingin berjuang. Tetapi kalau sampai ambisius ibarat kacamata kuda tidak toleh kanan dan kiri, apalagi tanpa rem itu namanya kebablasan. Kebetulan saya sendiri nafasnya tidak begitu dalam berpolitik," tegas anggota Fraksi Golkar DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 ini.
Gus Adhi pun menegaskan sampai detik ini sebagai kader Golkar tidak ada niat dan keinginan menjadi Ketua DPD I Golkar Bali. Walaupun namanya ada yang mendorong-dorong. Ada yang mengisukan bahwa dia punya niat maju di Musda. "Sampai sekarang pun saya tidak ada terpikirkan maju sebagai Ketua DPD I Golkar Bali. Bagi saya biarkan yang senior dulu maju," tegas politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini.
Lalu siapa yang layak dari kader senior Golkar untuk maju memimpin Golkar Bali? "Bagi saya tidak elok mencolek hidung. Karena itu subjektif jadinya. Golkar banyak punya kader senior dan mumpuni. Banyak yang sanggup. Nanti kader menentukan dalam proses organisasi seperti tradisi selama ini," tegas putra dari politisi dan tokoh Golkar Bali, almarhum I Gusti Ketut Adhi Putra ini.
Mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung ini punya pandangan dan kriteria bagaimana sosok kandidat Ketua DPD I Golkar Bali yang layak dan tampil nanti. "Ya dia kader senior, kepemimpinan yang kedepankan karya kekaryaan untuk kebesaran partai. Tidak memimpin dengan intrik. Terlepas dia punya kelemahan dan kekurangan, pola kepemimpinan penuh intrik itu yang kita harapkan tidak sampai terjadi," ujar anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali ini. Kalau kriteria dan sosok pemimpin yang penuh intrik maka kader akan terkotak-kotak.
Sebelumnya ada 3 kader senior Golkar Bali yang dijagokan akan duel di Musda Golkar Bali. Mereka adalah Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng ini paling diunggulkan. Masalahnya, Demer saat ini duduk di kepengurusan DPP Golkar pimpinan Air¬¬langga Hartarto. Maka, Demer mengaku akan bicara dulu dengan DPP Golkar. Istilahnya, minta fatwa DPP Golkar, apakah diizinkan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali atau tetap bertugas di pusat.
Kemudian ada juga kandidat kuat Ketua DPD Golkar Bali, I Wayan Geredeg, kader senior Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang notabene pengalaman dua periode pimpin DPD II Golkar Karangasem. Geredeg juga pengalaman 2 periode menjadi Bupati Karangasem. Hanya saja Geredeg ‘terluka’ di Pileg 2019, yakni sebagai Caleg DPR RI Dapil Bali yang tidak lolos ke Senayan.
Sedangkan kader senior lainnya ada I Nyoman Sugawa Korry politisi senior Golkar Bali asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang saat ini jabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Saat ditemui NusaBali di sela-sela menghadiri paparan RUU Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Jumat (7/2) sore, Sugawa Korry belum mau buka suara. "Nanti-nanti akan saya sampaikan soal Musda Golkar. Sekarang nggak bisa komentar," kilah mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng yang kini juga menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini. *nat
1
Komentar